JAKARTA-Wakil Kapolri Komjen Polisi Nanan Sukarna langsung mengambil megaphone. Dia berteriak di tempat yang berjarak 10 meter dari lokasi persembunyian para terduga teroris. Tapi, teroris yang berjumlah empat orang itu sama sekali tak peduli. Bahkan, mereka terus melawan “Silahkan menyerah, kami atas nama negara mengepung kalian, bila tidak akan kami sergap!” teriak Nanan.
Usaha Nanan ini mendapat pujian warga yang menyemut menyaksikan penggerebekan terduga teroris di Cigondewah, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, kemarin. Seakan menonton konser, warga bertepuk tangan riuh. Bahkan, ada warga yang sampai bersin-bersin.
Tapi, teriakan Nanan itu tak berpengaruh bagi empat orang terduga teroris tersebut. Mereka terus melawan dari kepungan pihak Densos 88 Mabes Polri. Akhirnya sekitar pukul 18.00 polisi menyerbu rumah para teroris yang berada di pinggiran sawah tersebut. Hasilnya, tiga dari empat terduga teroris berhasil ditembak mati oleh Densus 88. Satu-satunya yang selamat dari sergapan polisi, HR, karena berhasil sembunyi di dalam bak air.
“HR tertangkap saat sedang sembunyi dari bom asap di bak air (dekat rumah),” kata Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Rabu (8/5) malam.
Kemarin, Selain Nanan, Timur Pradopo juga ikut dalam pengepungan terduga teroris tersebut. Kapolri tiba sekitar pukul 19.15 WIB, disambut Kapolda Jabar Irjen Tubagus Anis Angkawijaya yang tiba lebih dulu di lokasi. Kedatangan Kapolri membuat sibuk aparat kepolisian melakukan pengamanan. Orang nomor satu di kepolisian itu langung masuk ke salah satu gang yang mengakses ke kontrakan yang dijadikan tempat persembunyian terduga teroris.
Warga yang menyaksikan operasi pengepungan terus merangsek dan mendesak garis polisi yang dipasang melintang di jalan menuju ke lokasi yang menjadi sasaran operasi Densus 88 Antiteror. Tiga unit ambulans siaga di lokasi. Selain dari RS Bhayangkara juga ada ambulan dari PMI dan yang lainnya dari rumah sakit di Cimahi.
Tewas Setelah 9 Jam Melawan
Pantauan di lapangan, selepas magrib suara letusan sempat tak terdengar dari lokasi pengepungan. Namun sekitar pukul 18.30, suara tembakan kembali terdengar. Bahkan dentuman keras mirip bom kembali menggetarkan Batu Rengat sekitar pukul 18.30 WIB.
Disebutkan, BD alias Angga, Sar, dan Jon, tiga dari empat teroris Cigondewah tewas setelah melawan hampir 9 jam sejak pukul 09.30 WIB. Sementara satu tersangka berinisial HR dipastikan tertangkap hidup-hidup. Adapun satu lagi tersangka tertangkap hidup adalah Mak di Cipacing, Sumedang.
Sekitar pukul 19.20 jasad ketiga teroris Cigondewah yang terbungkus kantung mayat warna kuning di bawah keluar. Ketiga jenazah dimasukkan dan dibawa mobil jenazah RS Bhayangkara Sartikan Asih Bandung. Adapun tersangka HR dibawa dengan mobil terpisah.
“Setelah melakukan negosiasi selama 3,5 jam tapi mereka tetap melawan akhirnya kami lakukan penegakan hukum tegas,” ujar Kapolri Jenderal Timur Pradopo saat jumpa pers di Pesantren Albasyariah di Jalan Batu Rengat sekitar 150 meter di timur lokasi para tersangka. “Ketiga tersangka tertembak sampai meninggal,” tambahnya.
Jaring Kader lewat Grup Facebook
Pengungkapan besar yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri kemarin merupakan hasil kerja berbulan-bulan. Penyelidikan tim dimulai sejak pengungkapan jaringan perampokan toko emas Tambora, Jakarta Barat Maret lalu.
Walaupun anggotanya satu persatu sudah ditangkap, namun kelompok ini tetap memperoleh anggota baru. “Mereka melakukan perekrutan berkala di group facebook,” ujar perwira di lingkungan Baintelkam Mabes Polri pada Jawa Pos (grup Sumut Pos) kemarin (8/05).
Perekrutan dilakukan salah staunya melalui grup Thoriquna. Dua tersangka kelompok gang Bangka yang ditangkap di bendungan Hilir pekan lalu juga anggota group ini. “Jaringan Bandung yang ditangkap kali ini juga anggota thoriquna,” katanya.
Untuk ikut group ini tidak mudah. Karena harus ada verifikasi dari anggota yang lebih dulu bergabung. “Ketua kelompok Bandung, William Maksum, juga anggota group thoriquna di facebook itu,” katanya.
Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengakui pihaknya juga membantu kepolisian mengawasi kelompok ini. “Sudah diawasi selama tiga bulanan,” ujar Marciano di Istana Negara kemarin.
Kelompok ini saling terkait dan mempunyai target masing-masing. “Salah satunya ya dengan yang akan mengebom Kedutaan Myanmar itu,” kata Marciano.
Selain aksi penyergapan terhadap teroris di Bandung kemarin (8/5), polisi juga meringkus dua orang terduga teroris di Desa Limpung Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Mereka diketahui berinisial AR (Abu Roban) alias Untung alias Bambang Nangka dan SU (Sugiyanto). Dalam penyergapan yang berlangsung pada pukul 15.00 WIB tersebut tersangka AR tewas tertembus timah panas aparat Densus 88/Antiteror.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto menyebutkan barang bukti yang turut disita dari tangan AR adalah 1 buah pistol beserta 8 butir peluru. Agus juga menjelaskan bahwa aparat terpaksa menembak karena saat penyergapan AR berusaha melawan aparat menggunakan senjata api.
“Tentunya dalam mengadapi teroris kita harus waspada tingkat tinggi. Ini sudah ditekankan oleh pimpinan,” ujarnya.
Keterlibatan tersangka diketahui merupakan anggota halaqoh Ciledug. Selain itu mereka termasuk dalam jaringan teroris Abu Umar serta terlibat dalam pendanaan aksi teror yang ada di Poso, Sulawesi Tengah. Abu Umar sendiri telah ditangkap di Surabaya pada 2008 silam karena menyelundupkan senjata dari Filipina ke Indonesia.
Tersangka kedua, SU juga pernah terlibat dalam perampokan toko emas di Tambora, Jakarta Barat dan dua bank yaitu BRI di Pringsewu Lampung dan BRI Batang di Jawa Tengah pada 2013. Hasil perampokan tersebut mereka gunakan untuk mendanai aksi teror di Poso. “Besok (hari ini, red) akan kami paparkan secara lengkap peran masing-masing,” katanya. (rdl/ ken/dod/jpnn)