Siapapun pasti ingin menjadi orang sukses. Tak terkecuali bagi Tomi Wistan. Berkat kerja kerasnya, pria kelahiran 15 Oktober 1971 silam ini akhirnya meraih sukses di bisnis properti.
Perjalanan karir Tomi Wistan terbilang cukup panjang, sebelum akhirnya menjadi pengembang di perusahaan PT Asia Bisnis Center. Kesuksesan pria yang menjabat sebagai Ketua Realestat Indonesia (REI) Sumut ini menjadi seorang developer tak lepas dari kegigihan dan setiap pengalaman karir yang pernah dilaluinya.
Saat ini Tomi termasuk salah seorang pengusaha yang cukup aktif dan energik. Sebab, berbagai organisasi telah digelutinya mulai dari bidang olahraga, sosial, etnis, hingga organisasi pengusaha. Sejak masuk dalam keanggotaan Real Estate Indonesia (REI) Sumut pada 2009 silam, karir Tomi terbilang melesat cukup cepat.
Sebab, baru dua tahun bergelut di organisasi properti tersebut, dia sudah dilantik sebagai Ketua REI Sumut pada 2011 hingga saat ini. “Mungkin karena saya memiliki tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi sehingga teman-teman simpati dan saya diberi kepercayaan untuk memimpin REI Sumut,” ujarnya.
Selain menjadi Ketua REI, pria yang sempat menjabat sebagai Ketua Kadin Serdang Berdagai pada 2006 lalu ini telah naik tingkat menjadi Wakil Ketua Bidang Infrastruktur dan Properti Kadin Sumut, serta telah menggeluti sekitar12 organisasi lainnya sejak 2001.
Tomi saat mengenyam pendidikan di Universitas Tarumanegara, Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur. Saat duduk di semester 3 telah berkecimpung sebagai broker salah satu agen properti. “Selesai kuliah saya memutuskan menjadi wirausaha dan memilih kontraktor karena ada tawaran dari teman,” ujarnya mengenang.
Sayangnya, proyek pertama yang dia jalankan tidak berjalan mulus. Ia malah merugi dan nombok Rp15 juta juta akibat ditipu para tukang bangunan pada proyek kontraktornya.
Tak sampai setengah tahun, ia mendapat kesempatan membangun usaha percetakan dari teman satu kosnya yang kekurangan modal. Dia pun ikut berinvestasi sekitar 25 persen. Seiring pejalanan waktu, order bisnis percetakan kian tumbuh. Pada saat itu, Tomi mulai berpikir untuk memilih fokus menjalankan bisnis percetakan dan meninggalkan dunia kontraktor.
elihat bisnis yang terus membesar, dia mengembangkan bisnis percetakan yang dikombinasikan dengan exhibition, kontraktor dan foto studio. Namun, krisis moneter pada 1997 membuat usaha percetakannya ikut terkena imbas.
omi mencari celah lain untuk bergabung menjadi agen MLM (multi level marketing). Tapi MLM dia tinggalkan meski nyaris mendapat bonus ratusan juta. Sebab, ia diminta orangtuanya mengembangkan toko material milik keluarga.
Dia mulai memperbesar segmen usaha dari bahan material ke alat berat, kontraktor timbunan, sewa menyewa dump truck, sampai kredit dump truck. Ditangannya, usaha itu berkembang hingga saat ini. Bahkan, bisnis propertinya kian tumbuh subur.
Meski di tengah kesibukannya menjalankan bisnis dan memimpin beberapa organisasi, ayah tiga anak ini tetap komitmen meluangkan waktunya bersama keluarga. Keluarga tetap menjadi prioritas. Hari-hari libur dimanfaatkannya dengan berkumpul bersama keluarga, dan bermain dengan ketiga anaknya. “Sabtu dan Minggu itu sudah pasti hari keluarga,” pungkasnya. (*)