29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

BNN Cium Bandar Besar Masih Beroperasi di Medan

JAKARTA – Kota Medan termasuk salah satu kota besar di Indonesia yang terus dipantau Badan Narkotika Nasional (BNN). Pasalnya, Medan masuk dalam lima besar kota yang tingkat peredaran narkobanya cukup tinggi.

GEREBEK: Personel polisi membawa tersangka saat penggerebekan narkoba  Kampung Kubur Medan, beberapa waktu lalu.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
GEREBEK: Personel polisi membawa tersangka saat penggerebekan narkoba di Kampung Kubur Medan, beberapa waktu lalu.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Bandar-bandar besar diindikasi masih terus beroperasi di Kota Medan. “Kita pantau terus Kota Medan. Dilihat dari jumlah peredarannya, menunjukkan masih ada bandar-bandar besar di sana,” ujar Kepala Humas BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto kepada koran ini di Jakarta, kemarin (19/5).
Dikatakan, jaringan yang bermain di Medan merupakan sindikat internasional. “Yang bermain jaringan internasional, ada dari Malaysia, juga dari sejumlah negara lain. Medan masuk prioritas kita,” imbuh Sumirat.

Yang membuat BNN pusing, bandar narkoba di Medan sudah membuat jaringan dengan masyarakat kelas bawah, seperti di Kampung Kubur. Model ini mirip dengan Kampung Ambon di Jakarta Barat, yang menjadi basis peredaran narkoba yang melibatkan warga secara komunal.
Nah, khusus untuk menghadapi Kampung Kubur, BNN juga akan membuat program seperti yang diterapkan di Kampung Ambon. Jadi bukan semata mengandalkan penindakan, tapi juga dengan pendekatan kesejahteraan.

Di Kampung Ambon, kata Sumirat, sudah berjalan program Community Development, program yang memberikan pelatihan ketrampilan kepada warga setempat. Seperti mengelas, servis barang-barang elektronik, dan kursus memasak bagi ibu-ibu.

“Ini untuk memutus ketergantungan mereka yang selama ini selalu bersentuhan dengan narkoba untuk mencari nafkah. Nah, di Medan, kita dorong BNN Provinsi Sumut untuk menjalankan program seperti di Kampung Ambon itu,” terang Sumirat.

Pasalnya, jika terus dibiarkan, maka peredaran narkoba akan semakin sulit ditindak. “Mirip seperti di Kampung Kubur, beberapa waktu lalu di Jawa Timur, polisi malah diteriaki maling saat melakukan penindakan. Ini berbahaya jika tidak segera dicarikan solusinya,” kata Sumirat.

Seperti diberitakan, pada 16 Mei 2013, ratusan personel Polda Sumut dan Brimob mengamankan seorang pria, Amran Ali (36) asal Tanjung Pura, yang dikabarkan sebagai bandar narkoba yang dermawan di Kampung Kubur. Tak mudah bagi petugas untuk mengeluarkan Amran dari Kampung Kubur. Pasalnya ratusan warga berkerumun menghalang-halangi petugas untuk membawa pria yang dikenal dermawan dan baik dilingkungannya itu. Teriakan dan lontaran caci maki terdengar keras di sekitar lokasi yang hanya merupakan jalanan setapak.

Sementara, Sumirat mengatakan, untuk memutus jaringan internasional, BNN pada Senin (20/5) hingga Selasa, menggelar pertemuan Asean Interdeksi, yang merupakan kerjasama negara-negara Asean, di Hotel New Kuta, Pecatu, Bali.

Sejumlah negara non Asean juga hadir seperti Jepang dan China. Forum ini, lanjut Sumirat, untuk berbagi data terkait modus-modus operandi bandar-bandar narkoba level internasional, termasuk pusat-pusat transaksinya. (sam)

JAKARTA – Kota Medan termasuk salah satu kota besar di Indonesia yang terus dipantau Badan Narkotika Nasional (BNN). Pasalnya, Medan masuk dalam lima besar kota yang tingkat peredaran narkobanya cukup tinggi.

GEREBEK: Personel polisi membawa tersangka saat penggerebekan narkoba  Kampung Kubur Medan, beberapa waktu lalu.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
GEREBEK: Personel polisi membawa tersangka saat penggerebekan narkoba di Kampung Kubur Medan, beberapa waktu lalu.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Bandar-bandar besar diindikasi masih terus beroperasi di Kota Medan. “Kita pantau terus Kota Medan. Dilihat dari jumlah peredarannya, menunjukkan masih ada bandar-bandar besar di sana,” ujar Kepala Humas BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto kepada koran ini di Jakarta, kemarin (19/5).
Dikatakan, jaringan yang bermain di Medan merupakan sindikat internasional. “Yang bermain jaringan internasional, ada dari Malaysia, juga dari sejumlah negara lain. Medan masuk prioritas kita,” imbuh Sumirat.

Yang membuat BNN pusing, bandar narkoba di Medan sudah membuat jaringan dengan masyarakat kelas bawah, seperti di Kampung Kubur. Model ini mirip dengan Kampung Ambon di Jakarta Barat, yang menjadi basis peredaran narkoba yang melibatkan warga secara komunal.
Nah, khusus untuk menghadapi Kampung Kubur, BNN juga akan membuat program seperti yang diterapkan di Kampung Ambon. Jadi bukan semata mengandalkan penindakan, tapi juga dengan pendekatan kesejahteraan.

Di Kampung Ambon, kata Sumirat, sudah berjalan program Community Development, program yang memberikan pelatihan ketrampilan kepada warga setempat. Seperti mengelas, servis barang-barang elektronik, dan kursus memasak bagi ibu-ibu.

“Ini untuk memutus ketergantungan mereka yang selama ini selalu bersentuhan dengan narkoba untuk mencari nafkah. Nah, di Medan, kita dorong BNN Provinsi Sumut untuk menjalankan program seperti di Kampung Ambon itu,” terang Sumirat.

Pasalnya, jika terus dibiarkan, maka peredaran narkoba akan semakin sulit ditindak. “Mirip seperti di Kampung Kubur, beberapa waktu lalu di Jawa Timur, polisi malah diteriaki maling saat melakukan penindakan. Ini berbahaya jika tidak segera dicarikan solusinya,” kata Sumirat.

Seperti diberitakan, pada 16 Mei 2013, ratusan personel Polda Sumut dan Brimob mengamankan seorang pria, Amran Ali (36) asal Tanjung Pura, yang dikabarkan sebagai bandar narkoba yang dermawan di Kampung Kubur. Tak mudah bagi petugas untuk mengeluarkan Amran dari Kampung Kubur. Pasalnya ratusan warga berkerumun menghalang-halangi petugas untuk membawa pria yang dikenal dermawan dan baik dilingkungannya itu. Teriakan dan lontaran caci maki terdengar keras di sekitar lokasi yang hanya merupakan jalanan setapak.

Sementara, Sumirat mengatakan, untuk memutus jaringan internasional, BNN pada Senin (20/5) hingga Selasa, menggelar pertemuan Asean Interdeksi, yang merupakan kerjasama negara-negara Asean, di Hotel New Kuta, Pecatu, Bali.

Sejumlah negara non Asean juga hadir seperti Jepang dan China. Forum ini, lanjut Sumirat, untuk berbagi data terkait modus-modus operandi bandar-bandar narkoba level internasional, termasuk pusat-pusat transaksinya. (sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/