SAAT menerima penghargaan World Statesman Award yang diberikan oleh Conscience Foundation, Jumat (31/5) lalu di Hotel Pierre, New York, Amerika Serikat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), empat hal yang akan diupayakannya untuk melindungi kerukunan beragama di Indonesia.
“Ke depan, kami tidak akan mentolerir setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh kelompok mana pun dengan mengatasnamakan agama,” demikian pernyataan Presiden SBY.
Selain tidak mentolelir kekerasan atas nama agama, Presiden SBY juga menyatakan tidak akan membiarkan penodaan tempat-tempat ibadah atas alasan apapun, akan melindungi kelompok minoritas dan memastikan tidak ada yang terdiskriminasi, serta akan menghukum mereka yang melanggar hak-hak orang lain. Presiden SBY juga mengakui bahwa Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam bentuk intoleransi, konflik komunal dan juga radikalisme. Untuk itu presiden menyadari bahwa pekerjaan rumah yang harus dikerjakannya masih belum selesai dalam hal menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia ini. Ditambahkan Presiden SBYyang menerima bagai kecaman karena mendapat penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation karena dinilai tidak terbukti mampu menjaga toleransi beragama di Indonesia, dalam pidatonya seperti membantah semua kecaman tersebut.
Saat menerima penghargaan itu, SBY mengungkapkan bahwa di Indonesia semua agama dapat membangun rumah ibadahnya sendiri dan jumlahnya pun melimpah. “Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 255.000 mesjid. Kami juga memiliki lebih dari 13.000 pura Hindu, sekitar 2.000 kuil Budha, dan lebih dari 1.300 kuil Konghucu.
ada sekitar 61.000 gereja di Indonesia,” ucap Presiden SBY.
Sekalipun adanya tindakan intoleransi yang terjadi atas umat minoritas seperti yang dialami kelompok Ahmadiyah, Syiah dan beberapa gereja tidak terlalu dianggap oleh Presiden SBY, namun semua itu fakta yang tidak terelakkan. Walau demikian, Presiden SBY patut diberi selamat atas penghargaan yang diterimanya, semoga saja hal itu bisa memacunya untuk melakukan tindakan nyata dalam membela umat minoritas yang sering mengalami intoleransi. (net/jpnn)