Kuburan Fatwa, seekor Gajah Sumatera (Elephans Maximus Sumatranus) jenis kelamin wanita akhirnya digali, Jumat (7/6). Kerangka gajah yang mati pada 1 Oktober 2007 tersebut akan dijadikan sebagai ajang penelitian, pendidikan dan koleksi Museum Medan Zoo, yang akan dibangun 2014 mendatang di Simalingkar B.
“Kerangka gajah yang telah digali tersebut memiliki momentum penting. Selain sebagai tempat penelitian, edukasi dan koleksi Museum Medan Zoo yang akan segera kita bangun. Pembangunan museum tersebut akan kita anggarkan di tahun 2014 mendatang,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Drs H Dzulmi Eldin MSi di Medan Zoo, Jumat (7/6).
Dijelaskannya, penggalian kuburan gajah tersebut memiliki arti penting. Ini merupakan cara untuk mengampanyekan pentingnya menjaga kelestarian alam. Pembangunan Kota Medan dikatakan tidak bisa lepas dari pelestarian kekayaan alam. “Kita tidak bisa mengabaikan kekayaan alam. Kekayaan alam harus dilestarikan dan diteruskan untuk kehidupan di masa mendatang,” jelasnya.
Ditambahkan, Medan merupakan salah satu pintu gerbang wisatawan di Indonesia Bagian Barat. Karena itu, Pemko Medan tidak akan pernah main-main dalam membangun Medan Zoo tersebut. “Kita serius dalam membbangun Medan Zoo ini. Kedepan, Medan Zoo ini harus bisa menjadi penarik wisatawan dari nasional maupunn internasional. Karena itu, Medan Zoo ini kedepan harus lebih asri dan memiliki koleksi yang beragam,” paparnya.
Ketua Lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI), Prof R Badillah juga menyambut baik penggalian kuburan gajah ini. Kerangka ini bisa dipergunakan untuk kepentingan penelitian, wisatawan dan edukasi dalam mempelajari keanekaragaman hayati di indonesia. “Penggalian ini sangat bermanfaat kepada kami, karena pada saat ini sulit untuk menemukan kerangka hewan yang bisa dilakukan untuk penelitian. Karena itu, kami sangat mendukung acara ini,” paparnya.
Badillah juga mendukung keberadaan Museum Medan Zoo. Museum diyakini akan mendukung keberadaan Medan Zoo semakin dikenal di tingkat nasional maupun internasional. “Tulang-tulang itu akan kita susun sesuai kerangka. Setelah itu, akan dipanjangkan di Museum Medan Zoo nantinya,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PD Pembangunan Kota Medan, HM Harmen Ginting menjelaskan, Medan Zoo dalam waktu belakangan ini mendapat momen-momen yang luar biasa. Sebelumnya, sepasang harimau Benggala didatangkan dari Kebun Binatang Ragunan Jakarta. Harimau tersebut dalam kondisi baik dan sudah mulai dipertontonkan kepada pengunjung mulai Jumat (7/6). “Kedatangan sepasang harimau Benggala itu diharapkan bisa membuat Medan Zoo semakin diminati para pengunjung,” harapnya.
Beberapa hari lalu, kru dari Osaka Televisi, Jepang juga datang ke Medan Zoo untuk membuat film tentang kerahagaman fauna di Medan Zoo. Walau hanya satu hari, tapi fauna di Medan Zoo itu akan ditayangkan di Jepang. Selain itu, salah satu bank juga turut menyumbangkan dana sebesar Rp27 juga guna membangun penanda jalan di Medan Zoo, serta komunitas pencinta lingkungan Hidup akan menyumbangkan dua patung jerapah. “Tahun ini kita memang hanya mendapat patungnya, semoga tahun depan kita mendapat aslinya,” harapnya.
Ditambahkannya, yang digali adalah kuburan seekor gajah betina yang diberi nama Fatwa. Gajah itu meninggal akibat termakan usia pada 35 tahun. Fatwa meninggal di Medan Zoo pada 1 Oktober 2007 lalu. (mag-7)