26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ada Copet di Dekat SBY

JAKARTA-Upacara pemakaman Ketua MPR RI Taufiq Kiemas (TK) di Taman Makam Pahlawan (TMP,) Kalibata, Minggu (9/6) diwarnai aksi copet pria nekat yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Uniknya aksi itu dilakukannya hanya berjarak sekitar 10 meter dari tempat PresidenSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) berdiri menyampaikan pidato selaku Inspektur Upacara (Irup) pemakaman TK.

Ilustrasi copet
Ilustrasi copet

Padahal, pengawalan protokoler dan pengamanan dalam prosesi pemakaman itu cukup ketat. Beberapa kali sempat terlihat petugas pengaman presiden (Paspampres) harus bersitegang baik dengan pelayat maupun wartawan yang meliput.

Namun di tengah suasana haru, ada saja aksi nekat orang mencopet barang pribadi milik para pelayat. Beruntung, beberapa petugas satgas pengamanan dari PDI Perjuangan berhasil menciduknya hingga pelaku yang disangka pencopet tersebut tak berkutik.

Insiden penangkapan sempat membuat kegaduhan sesaat karena para pelayat sontan kaget. Agar tidak mengganggu jalannya prosesi, Paspampres dan sejumlah petugas yang ada di ring satu langsung menyeret pemuda tanggung itu beserta barang buktinya ke luar area. “Bawa aja langsung ke Polsek,” kata salah seorang satgas keamanan.

Terlepas dari insiden itu, kemarin ribuan orang turut mengantar jenazah Taufiq Kiemas. Prosesi diawali dengan pembacaan profil singkat almarhum. Diikuti kemudian sambutan dari pihak keluarga Taufiq Kiemas yang diwakili anak pertamanya Rizky Pratama. Hampir selama prosesi dilangsungkan, sang istri Megawati Soekarnoputri yang berdiri di belakang batu nisan, tampak terus menangis. Dia didampingi putrinya Puan Maharani, adiknya Guruh Soekarnoputra, serta Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Diseberang Mega, SBY berdiri selaku inspektur upacara didampingi Kapolri Timur Pradopo dan Panglima TNI Agus Suhartono. “Kita telah kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa, politisi terkemuka, tokoh penegak demokrasi, konsiliator, dan seorang negarawan,” ujar SBY dalam sambutannya selaku pemimpin upacara.

Pada kesempatan itu, presiden sempat menyinggung sepenggal perjalanan hidup Taufiq yang mengantar tokoh kelahiran 31 Desember 1943 itu menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang. Taufiq, kata SBY, sepanjang hayatnya telah mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara.

SBY memulainya dengan mengungkap keputusan Taufiq muda bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), semasa menjadi mahasiswa. Lalu, dilanjutkan dengan menyebut perjuangan politik Taufiq melalui Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan pertama kali terpilih sebagai anggota DPR/MPR masa bakti 1987-1992. Selama 4 periode berikutnya, almarhum terus mendarmabaktikan dirinya di DPR RI hingga akhir hayatnya.
Selama periode itu, kata SBY, Taufiq telah menunjukkan konsistensi,  ketegaran, dan keteguhan dalam melakukan perjuangan politik yang diyakini. Tidak berhenti di situ, SBY terus membeber hal-hal lain yang membuat kepergian Taufiq merupakan suatu kehilangan bagi bangsa dan negara. “Dengan jujur dan hati yang bersih, harus kita akui bahwa almarhum telah memberikan begitu banyak jasa kepada bangsa dan negara,” imbuh presiden.

Selama ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan Megawati sebagai presiden pendahulu dan SBY agak renggang. Dalam banyak kesempatan, Taufiq lah yang tampil sebagai fasilitator dan penghubung diantara keduanya. Bahkan, sejumlah momentum keduanya akhirnya bisa bertemu dalam satu forum kembali.

Kemarin, usai acara pemakaman, momen yang selama ini rajin diusahakan Taufiq semasa hidup kembali terjadi. SBY sempat mengucapkan belasungkawa secara langsung ke sang istri yang juga merupakan putri RI proklamator Soekarno itu.

Mendekat ke pusara Taufiq, SBY menyampaikan langsung ucapan ikut berduka. Presiden yang mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan peci menyalami Mega. Salaman hangat SBY itu disambut Mega yang mengenakan pakaian serba hitam dan kerudung putih. SBY menggenggam erat tangan kanan Mega dengan dua tangannya.

Prosesi  pemakaman yang sesekali diiringi seruan takbir dan ucapan ‘Merdeka’ itu secara umum berlangsung khidmad hingga akhir. Puan Maharani mewakili keluarga secara simbolis menyekop tanah untuk menimbun makam sang ayah. Usai makam ditimbun, presiden meletakkan karangan bunga atas nama negara di atas makam, disusul Megawati yang meletakkan karangan bunga dengan dibantu dua orang.

Sekitar pukul 12.15, Presiden meninggalkan lokasi pemakaman Taufik Kiemas melalui jalan setapak selebar satu setengah meter. Saat berjalan, beberapa kali Presiden tampak menyeka keringat. Suhu di sekitar TMP Kalibata kemarin siang cukup panas, yakni 34 derajat celcius. Banyaknya warga dan simpatisan PDIP yang ikut melayat membuat suasana makin gerah.

Paspampres yang berupaya meminta kerumunan warga yang berada di sekitar jalan setapak untuk minggir kesulitan. Warga tetap bisa menerobos barikade yang dibuat. Mereka berebut untuk bersalaman dengan SBY maupun Ibu Negara Ani Yudhoyono. SBY sempat berhenti beberapa kali untuk menyalami warga peziarah atau sekedar mengucapkan salam sembari tersenyum.

Menjelang pintu keluar, SBY disambut oleh Ketua umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Sambil tetap berjabat tangan, keduanya tampak terlibat pembicaraan. Obrolan singkat itu berlangsung tidak sampai semenit, dan SBY kembali berjalan menuju mobilnya disusul dengan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sebelumnya, jenasah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas disemayamkan di hangar Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma kemarin (9/6). Peti jenazah Kiemas dan rombongan keluarga inti seperti Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani tiba di hangar Skuadron Udara 17 pada pukul 09.50 WIB. Peti jenasah yang tiba dengan menggunakan Pesawat TNI AU Hercules C130 tersebut langsung disambut oleh SBY dan Wakil Presiden Budiono serta beberapa petinggi PDIP sebelum akhirnya disalatkan.

Taufiq Kiemas yang bernama asli Tastafvian Kiemas meninggal dalam usia 70 tahun. Taufiq meninggalkan seorang istri, Megawati Soekarnoputri dan dan tiga orang anak, yaitu Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.

PDIP Sumut Gelar Tahlilan

Sementara itu, untuk mengenang sekaligus memanjatkan doa untuk melepas kepergian Taufik Kiemas, DPD PDIP Sumut menggelar tahlilan/doa bersama, Minggu (9/6) malam. Acara yang digelar di Sekretariat DPD PDI P Sumut, Jalan Hayam Wuruk Nomor 11, Medan, ini penuh haru.

“Acara ini kita gelar untuk melepas kepergian tak hanya sebagai seorang tokoh PDI Perjuangan semata, namun juga seorang tokoh besar bangsa yang telah melahirkan banyak ide-ide seperti Empat Pilar Kebangsaan yang kini telah diterima segenap bangsa sebagai pilar berbangsa dan bernegara,” ujar Akhyar Nasution, salah seorang Pengurus DPD PDI P Sumut.

Tampak, hadir dalam tahlilan di antaranya Budiman Nadapdap, Analisman Zalukhu, Muhammad Affan, Eddy Rangkuti, Meinarty Rehulina, Suryani, Akhyar Nasution, dan lainnya.

Dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara tampak Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Sekda Sumut Nurdin Lubis, dan Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Sumut, Eddy Sofyan.

“Walaupun saya tak kenal Pak Taufik Kiemas secara pribadi namun saya pikir banyak pelajaran yang bisa diambil dari cara hidup beliau. Terlebih bagi anak muda yang ingin berkecimpung di dunia politik agar belajar politik yang santun,” ujar Gatot. (dyn/byu/dod/jpnn/mag-5)

JAKARTA-Upacara pemakaman Ketua MPR RI Taufiq Kiemas (TK) di Taman Makam Pahlawan (TMP,) Kalibata, Minggu (9/6) diwarnai aksi copet pria nekat yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Uniknya aksi itu dilakukannya hanya berjarak sekitar 10 meter dari tempat PresidenSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) berdiri menyampaikan pidato selaku Inspektur Upacara (Irup) pemakaman TK.

Ilustrasi copet
Ilustrasi copet

Padahal, pengawalan protokoler dan pengamanan dalam prosesi pemakaman itu cukup ketat. Beberapa kali sempat terlihat petugas pengaman presiden (Paspampres) harus bersitegang baik dengan pelayat maupun wartawan yang meliput.

Namun di tengah suasana haru, ada saja aksi nekat orang mencopet barang pribadi milik para pelayat. Beruntung, beberapa petugas satgas pengamanan dari PDI Perjuangan berhasil menciduknya hingga pelaku yang disangka pencopet tersebut tak berkutik.

Insiden penangkapan sempat membuat kegaduhan sesaat karena para pelayat sontan kaget. Agar tidak mengganggu jalannya prosesi, Paspampres dan sejumlah petugas yang ada di ring satu langsung menyeret pemuda tanggung itu beserta barang buktinya ke luar area. “Bawa aja langsung ke Polsek,” kata salah seorang satgas keamanan.

Terlepas dari insiden itu, kemarin ribuan orang turut mengantar jenazah Taufiq Kiemas. Prosesi diawali dengan pembacaan profil singkat almarhum. Diikuti kemudian sambutan dari pihak keluarga Taufiq Kiemas yang diwakili anak pertamanya Rizky Pratama. Hampir selama prosesi dilangsungkan, sang istri Megawati Soekarnoputri yang berdiri di belakang batu nisan, tampak terus menangis. Dia didampingi putrinya Puan Maharani, adiknya Guruh Soekarnoputra, serta Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Diseberang Mega, SBY berdiri selaku inspektur upacara didampingi Kapolri Timur Pradopo dan Panglima TNI Agus Suhartono. “Kita telah kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa, politisi terkemuka, tokoh penegak demokrasi, konsiliator, dan seorang negarawan,” ujar SBY dalam sambutannya selaku pemimpin upacara.

Pada kesempatan itu, presiden sempat menyinggung sepenggal perjalanan hidup Taufiq yang mengantar tokoh kelahiran 31 Desember 1943 itu menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang. Taufiq, kata SBY, sepanjang hayatnya telah mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara.

SBY memulainya dengan mengungkap keputusan Taufiq muda bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), semasa menjadi mahasiswa. Lalu, dilanjutkan dengan menyebut perjuangan politik Taufiq melalui Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan pertama kali terpilih sebagai anggota DPR/MPR masa bakti 1987-1992. Selama 4 periode berikutnya, almarhum terus mendarmabaktikan dirinya di DPR RI hingga akhir hayatnya.
Selama periode itu, kata SBY, Taufiq telah menunjukkan konsistensi,  ketegaran, dan keteguhan dalam melakukan perjuangan politik yang diyakini. Tidak berhenti di situ, SBY terus membeber hal-hal lain yang membuat kepergian Taufiq merupakan suatu kehilangan bagi bangsa dan negara. “Dengan jujur dan hati yang bersih, harus kita akui bahwa almarhum telah memberikan begitu banyak jasa kepada bangsa dan negara,” imbuh presiden.

Selama ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan Megawati sebagai presiden pendahulu dan SBY agak renggang. Dalam banyak kesempatan, Taufiq lah yang tampil sebagai fasilitator dan penghubung diantara keduanya. Bahkan, sejumlah momentum keduanya akhirnya bisa bertemu dalam satu forum kembali.

Kemarin, usai acara pemakaman, momen yang selama ini rajin diusahakan Taufiq semasa hidup kembali terjadi. SBY sempat mengucapkan belasungkawa secara langsung ke sang istri yang juga merupakan putri RI proklamator Soekarno itu.

Mendekat ke pusara Taufiq, SBY menyampaikan langsung ucapan ikut berduka. Presiden yang mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan peci menyalami Mega. Salaman hangat SBY itu disambut Mega yang mengenakan pakaian serba hitam dan kerudung putih. SBY menggenggam erat tangan kanan Mega dengan dua tangannya.

Prosesi  pemakaman yang sesekali diiringi seruan takbir dan ucapan ‘Merdeka’ itu secara umum berlangsung khidmad hingga akhir. Puan Maharani mewakili keluarga secara simbolis menyekop tanah untuk menimbun makam sang ayah. Usai makam ditimbun, presiden meletakkan karangan bunga atas nama negara di atas makam, disusul Megawati yang meletakkan karangan bunga dengan dibantu dua orang.

Sekitar pukul 12.15, Presiden meninggalkan lokasi pemakaman Taufik Kiemas melalui jalan setapak selebar satu setengah meter. Saat berjalan, beberapa kali Presiden tampak menyeka keringat. Suhu di sekitar TMP Kalibata kemarin siang cukup panas, yakni 34 derajat celcius. Banyaknya warga dan simpatisan PDIP yang ikut melayat membuat suasana makin gerah.

Paspampres yang berupaya meminta kerumunan warga yang berada di sekitar jalan setapak untuk minggir kesulitan. Warga tetap bisa menerobos barikade yang dibuat. Mereka berebut untuk bersalaman dengan SBY maupun Ibu Negara Ani Yudhoyono. SBY sempat berhenti beberapa kali untuk menyalami warga peziarah atau sekedar mengucapkan salam sembari tersenyum.

Menjelang pintu keluar, SBY disambut oleh Ketua umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Sambil tetap berjabat tangan, keduanya tampak terlibat pembicaraan. Obrolan singkat itu berlangsung tidak sampai semenit, dan SBY kembali berjalan menuju mobilnya disusul dengan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sebelumnya, jenasah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas disemayamkan di hangar Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma kemarin (9/6). Peti jenazah Kiemas dan rombongan keluarga inti seperti Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani tiba di hangar Skuadron Udara 17 pada pukul 09.50 WIB. Peti jenasah yang tiba dengan menggunakan Pesawat TNI AU Hercules C130 tersebut langsung disambut oleh SBY dan Wakil Presiden Budiono serta beberapa petinggi PDIP sebelum akhirnya disalatkan.

Taufiq Kiemas yang bernama asli Tastafvian Kiemas meninggal dalam usia 70 tahun. Taufiq meninggalkan seorang istri, Megawati Soekarnoputri dan dan tiga orang anak, yaitu Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.

PDIP Sumut Gelar Tahlilan

Sementara itu, untuk mengenang sekaligus memanjatkan doa untuk melepas kepergian Taufik Kiemas, DPD PDIP Sumut menggelar tahlilan/doa bersama, Minggu (9/6) malam. Acara yang digelar di Sekretariat DPD PDI P Sumut, Jalan Hayam Wuruk Nomor 11, Medan, ini penuh haru.

“Acara ini kita gelar untuk melepas kepergian tak hanya sebagai seorang tokoh PDI Perjuangan semata, namun juga seorang tokoh besar bangsa yang telah melahirkan banyak ide-ide seperti Empat Pilar Kebangsaan yang kini telah diterima segenap bangsa sebagai pilar berbangsa dan bernegara,” ujar Akhyar Nasution, salah seorang Pengurus DPD PDI P Sumut.

Tampak, hadir dalam tahlilan di antaranya Budiman Nadapdap, Analisman Zalukhu, Muhammad Affan, Eddy Rangkuti, Meinarty Rehulina, Suryani, Akhyar Nasution, dan lainnya.

Dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara tampak Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Sekda Sumut Nurdin Lubis, dan Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Sumut, Eddy Sofyan.

“Walaupun saya tak kenal Pak Taufik Kiemas secara pribadi namun saya pikir banyak pelajaran yang bisa diambil dari cara hidup beliau. Terlebih bagi anak muda yang ingin berkecimpung di dunia politik agar belajar politik yang santun,” ujar Gatot. (dyn/byu/dod/jpnn/mag-5)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/