MEDAN-Menjelang Ramdahan, harga bawang merah di Sumut akan berpotensi naik, mengingat pasokannya yang makin menipis. Untuk itu impor bawang merah sangat dibutuhkan untuk Sumut.
Kasubbag Hubungan Kelembagaan dan Informasi Harga Biro Perekonomian Setdaprovsu Elidawati meminta kepada pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi pelaku impor bawang merah ke Sumatera Utara.
“Petani lokal di Sumut tidak akan bisa memenuhi kebutuhan bawang merah karena iklim yang tidak mendukung, kalau dipaksakan bisa gagal panen,” ujarnya.
Menurutnya, solusi ini dilakukan untuk menstabilkan harga bawang merah di Sumut, sehingga tidak menjadi penyumbang inflasi terbesar seperti beberapa bulan belakangan.
Sementara itu, Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Sumut Khairul Mahalli mengaku siap memasok 100-150 kontainer bawang merah untuk tahap pertama ke Pelabuhan Belawan Sumut dalam waktu dekat ini.
“Bawang merah yang akan kita pasok untuk memenuhi kebutuhan di bulan Ramadan berasal dari Cina, India dan Thailand. Nantinya tiap kontainer berisi 18 ton bawang merah,” tuturnya.
Terpisah, Kasubag Program Dinas Pertanian Sumatra Utara Lusyanti, mengatakan, permasalahan benih umbi bawang yang kurang unggul menjadi faktor utama menurunnya produktivitas petani bawang di Sumut saat ini sehingga bawang impor bisa merajai pasar di Sumut.
“Sumut juga memiliki kabupaten sentral penghasil bawang yakni Samosir. Tetapi bawangnya kecil-kecil sehingga tidak laku di pasar. Ini karena benih umbi bawang kita kurang unggul jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, misalnya di Bre bes, Jawa Tengah,” ungkapnya.
Pihaknya mengakui, untuk produksi bawang merah di Sumut masih sekitar 13.703 ton, sementara kebutuhan mencapai 34.395 ton sehingga kekurangannya mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa dan impor dari negara lain seperti dari Thailand, Vietnam dan Cina.
“Kebutuhan bawang putih Sumut untuk industri dan rumah tangga saat ini sebesar 23.000 per tahun, dan hanya bisa dipenuhi sekira 0,86 persen dari produksi lokal,” ujarnya. (mag-9)