26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Miami Heat Pertahankan Gelar Juara

MIAMI-Tim multi bintang Miami Heat berhasil mempertahankan gelar juara NBA-nya setelah di game ketujuh final melawan San Antonio Spurs, berhasil menang dengan skor 95-88.

Bermain di depan pendukungnya sendiri, yang semuanya berbaju warna putih, Jumat (21/6), Heat melakoni pertandingan yang sangat menegangkan melawan Spurs, yang bahkan sempat memimpin di menit-menit awal kuarter keempat.

Namun, antara lain berkat penampilan gemilang LeBron James, plus pertahanan mereka yang sangat baik, tim asuhan Erik Spoelstra itu berhasil meredam Spurs dan memenangi pertandingan. Heat tiga kali tertinggal lebih dulu sebelum memenangi dua game terakhir, dan akhirnya menang dengan skor 4-3.

Ini adalah kali ketiga pasukan Miami menjadi yang terbaik di NBA setelah 2006 dan 2012. Dengan demikian, mereka sukses memenangi gelar dua musim berturut-turut. Mereka hanya kalah satu kali di finalnya yang lain, yaitu 2011, ketika dikalahkan Dallas Mavericks.
Sedangkan bagi Spurs, ini menjadi kekalahan pertama mereka dalam lima final yang telah mereka lakoni. Sebelumnya Tim Duncan dkk. selalu menang di final 1999, 2003, 2005, dan 2007.

Le Bron “King” James mencetak 37 poin dan 12 rebound saat memimpin back-to-back Miami Heat pada kemenangan 95-88 atas San Antonio Spurs di Game 7 final NBA, Kamis malam waktu Miami, 20 Juni 2013. Selain mendulang poin tertinggi, James juga tampil luar biasa untuk mengganggu pergerakan bintang Spurs Tony Parker.

Dwyane Wade menambah 23 poin dan 10 rebound dan Shane Battier mencetak 18 poin. Pencetak poin tertinggi keempat Heat, Mario Chalmers, menyumbang 14 poin. Di kubu Spurs, Tim Duncan menjadi pendulang poin tertinggi dengan mencatak 24 poin dan 12 rebound. Kawhi Leonard menambah 19 poin dan 16 rebound buat Spurs.

Parker yang terus mendapat penjagaan ketat dari King James harus puas menyumbang 10 poin dan 4 assist. Sedangkan Manu Ginobili hanya mencetak 18 poin.

Ini adalah kekalahan pertama Spurs dalam partai final setelah empat kali selalu menang pada partai puncak NBA. “Ini seperti Anda memiliki kesempatan kedua dalam hidup. Kau tidak akan menyia-nyiakannya. Kami dihidupkan kembali. Kami memang mati. Kami membawa diri kami kembali ke kehidupan,” kata center Miami Heat Chris Bosh.

Sementara itu, kekalahan Spurs di final kelimanya dan untuk pertama kalinya menandai betapa penuaan para pemain mereka tak bisa diingkari. Tony Parker, 31 tahun, dan Tim Duncan, 37 tahun, sudah tak sedahsyat dulu ketika mereka merengkuh 4 cincin juara di 4 final sebelumnya.

“Untuk berada di posisi ini dengan situasi seperti ini, di mana semua orang setiap tahun tidak mengunggulkan kami. Berada di Game 7 atau Game 6 dan unggul satu poin dengan dua kesempatan untuk meraih meraih gelar NBA, itu sulit diterima,” jelas pemain Spurs Tim Duncan. (bbs/jpnn)

MIAMI-Tim multi bintang Miami Heat berhasil mempertahankan gelar juara NBA-nya setelah di game ketujuh final melawan San Antonio Spurs, berhasil menang dengan skor 95-88.

Bermain di depan pendukungnya sendiri, yang semuanya berbaju warna putih, Jumat (21/6), Heat melakoni pertandingan yang sangat menegangkan melawan Spurs, yang bahkan sempat memimpin di menit-menit awal kuarter keempat.

Namun, antara lain berkat penampilan gemilang LeBron James, plus pertahanan mereka yang sangat baik, tim asuhan Erik Spoelstra itu berhasil meredam Spurs dan memenangi pertandingan. Heat tiga kali tertinggal lebih dulu sebelum memenangi dua game terakhir, dan akhirnya menang dengan skor 4-3.

Ini adalah kali ketiga pasukan Miami menjadi yang terbaik di NBA setelah 2006 dan 2012. Dengan demikian, mereka sukses memenangi gelar dua musim berturut-turut. Mereka hanya kalah satu kali di finalnya yang lain, yaitu 2011, ketika dikalahkan Dallas Mavericks.
Sedangkan bagi Spurs, ini menjadi kekalahan pertama mereka dalam lima final yang telah mereka lakoni. Sebelumnya Tim Duncan dkk. selalu menang di final 1999, 2003, 2005, dan 2007.

Le Bron “King” James mencetak 37 poin dan 12 rebound saat memimpin back-to-back Miami Heat pada kemenangan 95-88 atas San Antonio Spurs di Game 7 final NBA, Kamis malam waktu Miami, 20 Juni 2013. Selain mendulang poin tertinggi, James juga tampil luar biasa untuk mengganggu pergerakan bintang Spurs Tony Parker.

Dwyane Wade menambah 23 poin dan 10 rebound dan Shane Battier mencetak 18 poin. Pencetak poin tertinggi keempat Heat, Mario Chalmers, menyumbang 14 poin. Di kubu Spurs, Tim Duncan menjadi pendulang poin tertinggi dengan mencatak 24 poin dan 12 rebound. Kawhi Leonard menambah 19 poin dan 16 rebound buat Spurs.

Parker yang terus mendapat penjagaan ketat dari King James harus puas menyumbang 10 poin dan 4 assist. Sedangkan Manu Ginobili hanya mencetak 18 poin.

Ini adalah kekalahan pertama Spurs dalam partai final setelah empat kali selalu menang pada partai puncak NBA. “Ini seperti Anda memiliki kesempatan kedua dalam hidup. Kau tidak akan menyia-nyiakannya. Kami dihidupkan kembali. Kami memang mati. Kami membawa diri kami kembali ke kehidupan,” kata center Miami Heat Chris Bosh.

Sementara itu, kekalahan Spurs di final kelimanya dan untuk pertama kalinya menandai betapa penuaan para pemain mereka tak bisa diingkari. Tony Parker, 31 tahun, dan Tim Duncan, 37 tahun, sudah tak sedahsyat dulu ketika mereka merengkuh 4 cincin juara di 4 final sebelumnya.

“Untuk berada di posisi ini dengan situasi seperti ini, di mana semua orang setiap tahun tidak mengunggulkan kami. Berada di Game 7 atau Game 6 dan unggul satu poin dengan dua kesempatan untuk meraih meraih gelar NBA, itu sulit diterima,” jelas pemain Spurs Tim Duncan. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/