MEDAN- Sekretaris Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Masyarakat Pancasila Indonesia (MPI) Sumatera Utara, Aulia P. Sitepu SH berharap pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar mengembalikan nilai-nilai pancasila dalam dunia pendidikan yang telah surut .Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak ada lagi yang namanya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Sementara mata pelajaran kewarganegaraan sebagai kurikulum pendidikan dianggap masih sangat kurang (hanya dua jam dalam seminggu).
Dilanjutkan Aulia, didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sebagai ideolagi dan way of life bangsa Indonesia haruslah dikenal dan berakar di benak sanubari setiap warga Negara Indonesia. Bila nilai-nilai pancasila sudah tertanam dan diamalkan oleh setiap masyarakat. khususnya bagi setiap siswa dan dunia pendidikan Indonesia akan tercipta siswa, birokrat, agamawan, pengusaha, yang pancasilais.
DPP MPI dalam hal ini mengusulkan kepada pemerintah untuk kiranya mata pelajaran kewarganegaraan dimasukkan dalam ujian nasional. Hal ini dianggap perlu untuk menciptakan. generasi penerus bangsa yang pancasilais, nasionalis sebagai jati diri bangsa indonesia “DPP MPI Sumut yang dikomandoi Bobby Octavianus Zulkarnaen SE menghimbau pada seluruh kader MPI Sumut untuk mengamalkan dan memasyarakatkan pancasila serta mempancasilkan masyarakat,” ujar Aulia
Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi orang lain.
Dengan kembalinya nilai-nilai pancasila dalam dunia pendidikan diyakini dapat mendukung tegaknya NKRI dan dapat menentang segala bentuk tindakan membuat negera dalam negara. “ Mengutip falsafah Ketua Umum DPN MPI Meher Ban Shah yakni suku dari segala suku tidak lebih hebat dari bangsa Indonesia, daerah dari segala daerah tidak lebih besar dari NKRI suku dan agama jangan dijadikan alat untuk mencapai suatu tujuan.” ujar Aulia. (*/omi)