JAKARTA- Bos MNC Group yang dideklarasikan Partai Hanura menjadi calon wakil presiden mendampingi Wiranto, Hary Tanoesoedibjo, berjanji akan menjaga independensi media miliknya menjelang dan pada Pemilu 2014.
“Saya akan jaga independensi media meskipun itu merupakan perusahaan saya sendiri,” kata Hary Tanoe usai acara deklarasi capres-cawapres Partai Hanura di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, Selasa (2/7).
Hary Tanoe mengatakan, ia membagi media menjadi dua kategori, iklan dan berita (news). “Untuk iklan, ini ruang bebas. Siapa saja bisa mengakses dan memasang iklan,” katanya.
Sementara untuk kategori berita inilah yang harus dijaga independensinya. “Fungsi media menyampaikan informasi ke publik. Tidak boleh dipengaruhi untuk kepentingan apapun. Ia punya tugas kontrol sosial,” ujar Hary Tanoe.
Hary Tanoe mengatakan, dia telah merintis usaha media lebih dari 11 tahun, dan tidak akan mengorbankan perusahan media miliknya untuk sesuatu yang tidak sesuai aturan. Untuk itu dalam Pemilu 2014, ia meminta media-media di bawah perusahaannya tidak melanggar aturan KPU.
“Media bagian dari demokrasi. Media bagian dari pemilu. Kita jaga independensi sesuai aturan,” kata dia.
Deklarasi capres-cawapres Hanura sendiri pagi tadi disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi milik Hary Tanoe di bawah naungan MNC Group. Acara deklarasi itu dimeriahkan deretan artis dan dihadiri penyanyi Krisdayanti yang kini telah bergabung dengan Hanura.
Terkait kenekatan Hanura memajukan pasangan Wiaranto-Harry Tanoe sebelum Pilpres, dianggap kalangan kader inti sebagai bentuk percaya diri Hanura yang lebih percaya dengan hasil survei internal partai mereka.
“Kami mengabaikan hasil konvensi lembaga lain di luar partai. Kami percaya hasil survei internal partai,” kata calon presiden Hanura, Wiranto usai deklarasi, di Jakarta, Selasa 2 Juli 2013.
Menurut Wiranto, hasil survei internal posisi Partai Hanura ada di urutan ke empat dengan elektabilitas mencapai 7,6 persen. Hasil ini jauh dibandingkan hasil survei lembaga lain yang berkisar antara 1,3 hingga 1,6 persen untuk tingkat elektabilitas.
“Lembaga survei di luar partai terlalu rumit dan mempunyai banyak pertimbanagan. Ini yang berbeda dengan sistem survei internal kami,” katanya. (bbs/jpnn)