Sumatera Utara, khsususnya Kota Medan tidak pernah kehabisan talenta-talenta baru di dunia tarik suara. Saat ini banyak penyanyi berskala nasional yang kelahiran asli Kota Medan, khusunya suku Batak.
Sebut saja penyanyi yang saat ini sedang naik daun, Judika Sitohang. Dia merupakan putra berdarah Batak. Kini kembali muncul bibit baru di dunia tarik suara, namanya Jeremia Frans Butar-Butar. Dirinya berhasil menyabeti medali emas di ajang Festifal Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang di selenggarakan di Kota Medan beberapa waktu yang lalun
Frans, begitu sapaan akrabnya, mewakili SMAN 5 berhasil mengalahkan pesaing dari provinsi-provinsi lainnya. Ketika masuk babak penyisihan, ada 60 peserta yang mewakili sekolahnya masing-masing dan persaingan terus berlangsung hingga babak final yang hanya menyisakan 12 peserta.
Ketika babak final, kata Frans, dirinya membawakan dua lagu. Satu lagu wajib dan satu lagi lagu bebas, lagu wajib juri dari Cakra Khan yang berjudul ‘ Harus Terpisah’, sedangkan lagu pilihan dirinya memilih lagu batak berjudul Alusiau. “ Lagu Batak yang saya pilih untuk lagu bebas, karena saya asli orang Batak,” akunya.
Sebelum mewakili Provinsi Sumatera Utara di ajang FLS2N, Frans terlebih dahulu menjuarai ajang Festifal lomba seni di tingkat Kota Medan. Berkat prestasi yang diraihnya dalam ajang FLS2N tahun ini, dirinya di undang oleh untuk menjadi bintang tamu di FLS2N tahun depan yang di selenggarakan di Jawa Tengah.
Frans menggeluti dunia tarik suara sejak masih bersekolah di taman kanak-kanak. Dia bercerita, ketika itu pamannya Erickson L. Tobing melihatnya sedang bernyanyi. Pamannya saat itu langsung memasukkan frans di salah satu tempat kursus bernyanyi.”Sejak itu, paman memasukkan saya kursus bernyanyi,” kata Frans.
Bakat yang dimilikinya merupakan keturunan dari sang Opung Doli (sebutan kakek suku Batak) dan Opung Boru (sebutan nenek suku Batak). Opung Doli merupakan conductur di gereja dan Opung Doli mengikuti kegiatan paduan suara. “Keluarga besar kami hobi musik, mungkin itu salah satu faktornya,” ucapnya sembari menebar senyum.
Selanjutnya, Frans terus mengasah kemampuan bernyanyi sehingga dalam ajang atau festifal bernyanyi yang diikutinya, dirinya hampir selalu mendapatkan juara.”Sampai saat ini ada sekitar 150 penghargaan yang sudah saya dapat di lomba bernyanyi. Mulai dari juara 1 hingga juara 3,” sambung siswa kelahiran 14 Agustus 1997.
Dia juga mengikuti ajang pencarian bakat X-Factor, namun dirinya pada saat itu kurang beruntung dan harus gagal di 80 besar. “Saya sempat ke Jakarta mewakili Medan, namun hanya sampai di 80 besar,” katanya.
Bukan hanya itu, Frans juga memiliki bakat selain bernyanyi, dia juga bisa memainkan alat musik seperti gitar, piano, drum serta melukis. Namun dirinya lebih fokus untuk mengembangkan bakatnya di dunia tarik suara dan pendidikan.
Musik baginya adalah segalanya, karena musik dia bisa mendapatkan banyak hal. Dirinya juga tidak lupa berterima kasih kepada sekolah yang terus mendukung bakatnya hingga kini. “Banyak hal yang sudah dilakukan sekolah, ada juga kegiatan ekstrakulikuler bernyanyi di sekolah ini,” jelasnya.
Putra dari pasangan Lindon .E.Butar-Butar dan Margareath Pasaribu ini memiliki cita-cita menjadi seorang pengusaha sukses yang bisa membuka lapangan pekerjaan buat orang banyak, namun juga ingin menjadi penyanyi terkenal.
Untuk itu dirinya tetap menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama, sedangkan menyanyi, bermain musik serta melukis hanya dijadikannya hobi di waktu luang. “Fokus utama tetap pendidikan, yang lainnya hanya sebagai hobi,” bebernya.
Tidak hanya Frans yang berhasil meraih prestasi di ajang FLS2N, siswa lain juga berhasil meraih prestasi namun sebagai grup vokal yang berisikan 40 siswa. Salah satunya Demas Roni, kelas XI IPA 7. Ia dan teman-temanya dalam kelompok vokal grup berhasil menjadi juara ketiga dan mendapatkan medali perak di bidang paduan suara.
Selain itu, Yeni Hasrawita berhasil mengharumkan nama sekolahnya yang beralamat di Jalan Pelajar dengan meraih peringkat ke tiga di ajang olimpiade sains tingkat Kota Medan bidang Ekonomi.
Selanjutnya Yeni mewakili Kota Medan diajang yang sama di tingkat provinsi Sumatera Utara. Kini, sambungnya, dirinya tengah menunggu hasil dari juri apakah dirinya dapat mewakili Sumatera Utara di tingkat nasional ataui tidak.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 5 Drs Harris H Simamora mengaku bangga dengan prestasi-prestasi yang berhasil diraih anak didiknya. Dia juga berharap, anak didiknya itu tidak cepat puas dengan apa yang sudah di dapat saat ini dan lebih meningkatkan prestasi di kemudian hari.
Harris juga berpesan kepada siswanya agar tidak melupakan pendidikan, bagaimanapun pendidikan tetap yan utama. “ Ingat, pendidikan tetap nomor satu,” imbuhnya. Dirinya juga berjanji akan terus mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan anak didiknya. (*)