26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wanita Lebih Berisiko Kena Anemia

MEDAN-Anemia, suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin dan jumlah eritrosit atau sel darah merah kurang dari nilai normal. Prevalensi Anemia di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penderita anemia sangat tinggi khususnya bagi kaum wanita. Survei Kesehatan Rumah Tangga – SKRT, 2001 di Indonesia, 40 persen wanita usia subur mengalami anemia.

Anemia//ilustrasi/net
Anemia//ilustrasi/net

Hal ini disampaikan oleh staf medik Divisi Hematologi-Onkologi Medik FKUI/RSCM, Dr Nadia Ayu Mulansari SpPD Nadiadalam acara temu pers PT Merck di Medan, Rabu (10/7). Dikatakannya, semua usia berisiko terkena anemia,dari bayi hinga usila. Namun wanita memimiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Bahkan melalui data poliklinik hematoloionkologi medik FKUI/RSCM 2012, wanita yang terkena anemia adalah usia 26-40 tahun.

“Wanita lebih berisiko terkena anemia ketika ia sedang hamil, menyusui, haid maupun melakukan diet makanan yang mengandung zat besi. Penyebab anemia, yang pertama itu loss atau kehilangan darah baik itu pendarahan kronik juga akut. Kronik itu pendarahan yang kasat mata, misalnya saat kita mengeluarkan tinja. Kalau akut itu ada Gastrointestinal yakni pendarahan di saluran pencernaan dan Retroperitoneal karena trauma atau kecelakaan,” katanya.

Penyebab lainnya, lanjut Nadia, adalah faktor genetik diantaranya hemoglobinopati (sel darah merah tidak sempurna), Thalasemia (sel darah merah tidak normal) dan G6PD. Selanjutnya penyakit kronik atau keganasan, penyakit infeksi dan gangguan nutrisi. “Penyakit kronik seperti penyakit ginjal, hati, keganasan, jaringan ikat dan kalau penyakitinfeksi itu biasa karena virus. Terakhir kurangnya zat besi, vitamin B12 dan kekurangan asam folat,” katanya.

Dilanjutkannya, dalam jangka panjang, anemia dapat merusak kekebalan tubuh, mengganggu kerja organ vital dan memicu berbagai penyakit berbahaya. Contohnya, anemia menyebabkan jantung meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan jumlah darah yang beredar. “Jika terjadi dalam waktu lama, jantung akan mengalami perubahan bentuk berupa pembesaran otot jantung yang dapat memicu terjadinya gagal jantung,” ujarnya.

Untuk gejala, lanjut Nadia, kulit dan mata yang pucat, rambut rontok, mulut dan kerongkongan kering, tubuh lemah, mudah lelah, mudah sakit, napas pendek, jantung berdebardan sulit konsentrasi. “Gejalanya ini baru dirasakan setelah memasuki stadium lanjut, meskipun kekurangan zat besinya sudah dari awal. Bahkan ini juga dapat menjadi indikasi awal kanker,” katanya.
Untuk pencegahannya, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewan maupun sumber nasbati. “Misalnya hati, daging, unggasm ikan, Sumber nabati seperti sayuran hijau dapat dbantu dengan suplemen zat besi, tidur cukup, olaraga dan mengurangi konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kpo. Kalau mau minum kopi 2 jam setelah makan saja,” ujarnya.

Boleh Berpuasa

Terkait puasa, para penderita anemia secara umum bisa melakukan puasa, puasa tidak akan menyebabkan terjadinya anemia karena kekurangan nutrisi. “Asalkan kita mmenjaga asupan makanan serta melakukan sahur dan buka puasa sewajarnya. Saatberpuasa, tubuh mengalami perubahan metabolisme salah satunya lebih banyak organ yang beristirahat, produksi imun lebih banyak dan kadar asam urat lebih rendah,” ujarnya. (put)

MEDAN-Anemia, suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin dan jumlah eritrosit atau sel darah merah kurang dari nilai normal. Prevalensi Anemia di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penderita anemia sangat tinggi khususnya bagi kaum wanita. Survei Kesehatan Rumah Tangga – SKRT, 2001 di Indonesia, 40 persen wanita usia subur mengalami anemia.

Anemia//ilustrasi/net
Anemia//ilustrasi/net

Hal ini disampaikan oleh staf medik Divisi Hematologi-Onkologi Medik FKUI/RSCM, Dr Nadia Ayu Mulansari SpPD Nadiadalam acara temu pers PT Merck di Medan, Rabu (10/7). Dikatakannya, semua usia berisiko terkena anemia,dari bayi hinga usila. Namun wanita memimiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Bahkan melalui data poliklinik hematoloionkologi medik FKUI/RSCM 2012, wanita yang terkena anemia adalah usia 26-40 tahun.

“Wanita lebih berisiko terkena anemia ketika ia sedang hamil, menyusui, haid maupun melakukan diet makanan yang mengandung zat besi. Penyebab anemia, yang pertama itu loss atau kehilangan darah baik itu pendarahan kronik juga akut. Kronik itu pendarahan yang kasat mata, misalnya saat kita mengeluarkan tinja. Kalau akut itu ada Gastrointestinal yakni pendarahan di saluran pencernaan dan Retroperitoneal karena trauma atau kecelakaan,” katanya.

Penyebab lainnya, lanjut Nadia, adalah faktor genetik diantaranya hemoglobinopati (sel darah merah tidak sempurna), Thalasemia (sel darah merah tidak normal) dan G6PD. Selanjutnya penyakit kronik atau keganasan, penyakit infeksi dan gangguan nutrisi. “Penyakit kronik seperti penyakit ginjal, hati, keganasan, jaringan ikat dan kalau penyakitinfeksi itu biasa karena virus. Terakhir kurangnya zat besi, vitamin B12 dan kekurangan asam folat,” katanya.

Dilanjutkannya, dalam jangka panjang, anemia dapat merusak kekebalan tubuh, mengganggu kerja organ vital dan memicu berbagai penyakit berbahaya. Contohnya, anemia menyebabkan jantung meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan jumlah darah yang beredar. “Jika terjadi dalam waktu lama, jantung akan mengalami perubahan bentuk berupa pembesaran otot jantung yang dapat memicu terjadinya gagal jantung,” ujarnya.

Untuk gejala, lanjut Nadia, kulit dan mata yang pucat, rambut rontok, mulut dan kerongkongan kering, tubuh lemah, mudah lelah, mudah sakit, napas pendek, jantung berdebardan sulit konsentrasi. “Gejalanya ini baru dirasakan setelah memasuki stadium lanjut, meskipun kekurangan zat besinya sudah dari awal. Bahkan ini juga dapat menjadi indikasi awal kanker,” katanya.
Untuk pencegahannya, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewan maupun sumber nasbati. “Misalnya hati, daging, unggasm ikan, Sumber nabati seperti sayuran hijau dapat dbantu dengan suplemen zat besi, tidur cukup, olaraga dan mengurangi konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kpo. Kalau mau minum kopi 2 jam setelah makan saja,” ujarnya.

Boleh Berpuasa

Terkait puasa, para penderita anemia secara umum bisa melakukan puasa, puasa tidak akan menyebabkan terjadinya anemia karena kekurangan nutrisi. “Asalkan kita mmenjaga asupan makanan serta melakukan sahur dan buka puasa sewajarnya. Saatberpuasa, tubuh mengalami perubahan metabolisme salah satunya lebih banyak organ yang beristirahat, produksi imun lebih banyak dan kadar asam urat lebih rendah,” ujarnya. (put)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/