“SAYA kangen masakan istri. Kamu tahu gak?, istri saya pintar masak. Sambel buatannya itu sangat menggugah selera, enak sekali.”
Itulah ucapan Menteri BIMN, Dahlan Iskan saat ditanya tentang santap sahurnya. Tugasnya sebagai seorang menteri BUMN, membuat dirinya tidak bisa menikmati masakan sang istri saat sahur. Walaupun begitu, dirinya sangat menikmati apa yang ada di hadapannya dan bersyukur atas karunia tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Dahlan saat santap sahur menunggu soft operation Kualanamu di Mess Bandara, 25 Juli 2013. Tepat pukul 04.00 wib, Dahlan keluar dari kamar untuk menunaikan ibadah sahur.
Berbagai makanan yang mengunggah selera dihidangkan untuk mantan Dirut PLN ini, seperti rendang, udang dan telur puyuh sambal, hati ayam, paruh goreng, dan lainnya. Tetapi, dirinya hanya memilih sop daging sapi. “Nasi pakai sop daging saja. Karena makanan kesukaan saya adalah sop ikan Kalimantan,” lanjutnya.
Biasanya, kalau bersama sang istri, Nafsiah Dahlan, dirinya menyantap makanan yang berkuah dengan nasi putih ala kadarnya. Ditambah dengan sambel buatan sang istri.
“Menyantap makanan yang bukan buatan sang istri, hanya melakukan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Karena mau puasa,” paparnya.
Dirinya mengisahkan, sudah memasuki pertengahan Ramadhan, sangat jarang bersantap bersama dengan sang istri.
“Puasa tahun ini, sahur saya tidak sampai 50 persen saya lakukan sama istri saya. Saya kangen kali sama masakan istri,” lanjutnya yang pada sahur tersebut tampil dengan pakaian sporty, yaitu kaos lengan panjang, dan training.
Bahkan, selama seminggu ini, dirinya mengaku hanya sahur untuk menjaga kesehatan lambungnya saja. Bukan untuk menikmati. “Kemarin, saya sahur di Padang dan hanya makan rendang dan pakis. Kemudian, hari ini, hanya nasi dan sop di Sumut. Biar sehat saja lah,” tambah ayah dua anak ini.
Pada kesempatan sahur kemarin, Dahlan terlihat tidak menyentuh makanan lain selain nasi putih dan sop. Padahal, panitia sudah menyiapkan berbagai panganan kecil dan buah-buahan, seperti jeruk, apel, anggur, kacang dan jagung rebus, kue kering, dan minuman jahe.
Begitu menyelesaikan santap sahur, Dahlan langsung kembali ke ruangannya untuk berganti pakaian menjadi pakaian kebanggaannya, kemeja putih, dan celana hitam keper, dan tidak ketinggalan sepatu kets dengan tulisan DI.
Mengganti pakaian tersebut juga cukup cepat. Hanya sekitar 5 menit. Setelah itu, diantar dengan mobil Fourtuner warna hitam, Dahlan kembali ke gedung utama bandara untuk mengecek para penumpang yang akan terbang melalui Kualanamu.
Sebotol air mineral pun dibawanya, dengan harapan, saat imsak, dirinya bisa meneguk air putih tersebut. Tetapi apa daya, saat melakukan pemeriksaan diterminal keberangkatan, dirinya menemukan ibu muda yang belum sahur karena harus check in.
Dengan santai dirinya menyerahkan botol air yang dipegangnya dan berkata. “Ayo minum. Selagi masih ada waktu,” ujarnya sambil tersenyum.
Setelah itu, dengan tenang, dirinya juga memantau kesiapan bandara. Termasuk juga kebersihan bandara yang pada subuh itu termasuk ramai. Bahkan, dia menegur karyawan AP II yang telah membiarkan mobil-mobil parkir di depan pintu keberangkatan.
“Tidak boleh mobil parkir. Hanya ngedrop penumpang. Ayo, tegaskan itu. Satu lagi, puntung rokok ini juga harus dibersihkan. Ini Kualanamu, harus bersih,” tambahnya.
Di subuh itu juga, Dahlan sempat membuat kehebohan karena “menculik” seorang anak bayi dari gendongan ibunya. Dengan santai, sambil menggendong sang bayi, Dahlan mengelilingi bagian check in untuk persiapan.
Jelas, perbuatan Dahlan sempat membuat sang ibu muda terkejut tetapi senang. “Saya mau balik ke Jogya sama suami dan anak. Pak Dahlan senang, kemudian menggendong anak saya,” ujarnya.
Setelah anaknya dikembalikan, sang ibu muda yang diketahui bernama Intan meminta untuk difoto bersama dengan pak menteri. (ram)