23.3 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Mau Beli Nasi Saja Takut, kalau Tidak Nyawa Taruhannya

 penjaga perlintasan Kereta Api

penjaga perlintasan Kereta Api

Sejak beroperasinya Kualanamu International Ariport (KNIA) di Deliserdang, jam operasi kereta api (KA) bertambah. Apalagi setelah jalur KA menuju Bandara Kualanamu dibuka. Jelas, kondisi ini memaksa penjaga pintu palang KA bekerja lebih ekstra untuk mengawasi perlintasan jalann
Bandara Kualanamu sebagai pengganti bandara Polonia Medan termasuk bandara terbesar kedua di Indonesia, setelah Bandara Soekarno Hatta. Memenuhi moda transportasi menuju Bandara Kualanamu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun tidak mau tinggal diam. PT KAI membuka jalur khusus dari Stasiun Besar KA Medan menuju Bandara Kualanamu. Jelas perlintasan KA pun betambah. Gerbang KA juga menjadi lebih banyak.
Kepadatan jadwal perlintasan KA untuk melayani penumpang yang datang dan pergi dari Bandara Kualanamu sangat mempengaruhi lalu-lintas jalan raya. Apalagi jadwalnya disesuaikan dengan jadwal penerbangan. Seperti di Medan, arus lalu-lintas menjadi tersendat guna mendahului KA yang hilir mudik melintas.
Sejalan dengan peningkatan jumlah perjalanan kereta api, begitu juga dengan pintu perlintasan atau yang sering disebut “pintu neng-nong”.
Pintu neng-nong juga semakin sering naik turun guna mengamankan pelintasan KA.
Nah, situsai itu jelas lebih menguras tenaga petugas pintu jaga perlintasan kerata api. Itu diakui, Putra (25) petugas jaga perlintasan KA di pos Jalan Bakaranbatu, Medan. “Sebelum dibuka rute Kualanamu, kereta api biasanya lewat 30 sampai 45 menit sekali, sekarang tiap 20 menit lewat kereta, kadang pun mau 10 menit,” bebernya, Medan (4/9)
Pengawas ekstra memang harus dilakukan Putra, seiring peningkatan jumlah kereta api yang melintas.
Putra yang baru 1,5 tahun bertugas ini mengaku menjaga pintu perlintasan KA atau yang mereka sebut PJL itu, dalam sehari ada 66 kali KA melintasi posnya di Jalan Bakaranbatu. “Lihat lah bang jadwalnya, tambah seringkan lewatnya sekarang. Kita nggak boleh silap, kalau kita lalai sedikit saja nyawa taruhannya bang,” jelas Putra sambil menunjukkan daftar yang dia buat setiap hari selama bertugas menjaga di pos tersebut.
Ketika ditanya soal bagaimana beban kerjanya selama beroperasinya KNIA, dia mengatakan, lebih kepada tanggung jawab dan risiko.
“Kalau kerjanya ya masih seperti ini, tapi karena sering lewat kita jadi nggak bisa lengah sedikitpun. Mau beli nasi saja saya takut bang, kalau pas waktu makan siang saya terpaksa menunggu kawan yang masuk shif jam dua siang datang, baru bisa makan,” tambahnya.
Kata Putra, perlintasan KA di jalan Bakaranbatu ini tergolong berbahaya. Sebab, jalannya satu arah dan hanya dipasang pintu satu “nengnong”.
Setelah pukul 18.00 WIB baru jalan dibuka menjadi dua arah.
“Di sini kalau sudah malam, jalannya jadi dua arah, pintu yang sebelah Jalan Wahidin tidak ada, untuk antisipasi kita pakai sirene dan palang pintu panjang,” akunya.
“Yang berat itu kalau pas jaga malam bang, kita nggak boleh tidur sama sekali, bahaya kan. Kalau udah kena tabrak nggak ada ampun nya, makanya kalau kita lalai sedikit terus kejadian, ya kita yang dipenjara sementara nyawa orang melayang. Itula bang kerjaannya,” tuturnya.

Bagaimana masalah gaji? Kata Putra, sampai sekarang belum ada penambahan, masih sama kayak dulu.”Masih sama kayak dulu bang, ya gini lah,” katanya lagi.

 penjaga perlintasan Kereta Api

penjaga perlintasan Kereta Api

Sejak beroperasinya Kualanamu International Ariport (KNIA) di Deliserdang, jam operasi kereta api (KA) bertambah. Apalagi setelah jalur KA menuju Bandara Kualanamu dibuka. Jelas, kondisi ini memaksa penjaga pintu palang KA bekerja lebih ekstra untuk mengawasi perlintasan jalann
Bandara Kualanamu sebagai pengganti bandara Polonia Medan termasuk bandara terbesar kedua di Indonesia, setelah Bandara Soekarno Hatta. Memenuhi moda transportasi menuju Bandara Kualanamu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun tidak mau tinggal diam. PT KAI membuka jalur khusus dari Stasiun Besar KA Medan menuju Bandara Kualanamu. Jelas perlintasan KA pun betambah. Gerbang KA juga menjadi lebih banyak.
Kepadatan jadwal perlintasan KA untuk melayani penumpang yang datang dan pergi dari Bandara Kualanamu sangat mempengaruhi lalu-lintas jalan raya. Apalagi jadwalnya disesuaikan dengan jadwal penerbangan. Seperti di Medan, arus lalu-lintas menjadi tersendat guna mendahului KA yang hilir mudik melintas.
Sejalan dengan peningkatan jumlah perjalanan kereta api, begitu juga dengan pintu perlintasan atau yang sering disebut “pintu neng-nong”.
Pintu neng-nong juga semakin sering naik turun guna mengamankan pelintasan KA.
Nah, situsai itu jelas lebih menguras tenaga petugas pintu jaga perlintasan kerata api. Itu diakui, Putra (25) petugas jaga perlintasan KA di pos Jalan Bakaranbatu, Medan. “Sebelum dibuka rute Kualanamu, kereta api biasanya lewat 30 sampai 45 menit sekali, sekarang tiap 20 menit lewat kereta, kadang pun mau 10 menit,” bebernya, Medan (4/9)
Pengawas ekstra memang harus dilakukan Putra, seiring peningkatan jumlah kereta api yang melintas.
Putra yang baru 1,5 tahun bertugas ini mengaku menjaga pintu perlintasan KA atau yang mereka sebut PJL itu, dalam sehari ada 66 kali KA melintasi posnya di Jalan Bakaranbatu. “Lihat lah bang jadwalnya, tambah seringkan lewatnya sekarang. Kita nggak boleh silap, kalau kita lalai sedikit saja nyawa taruhannya bang,” jelas Putra sambil menunjukkan daftar yang dia buat setiap hari selama bertugas menjaga di pos tersebut.
Ketika ditanya soal bagaimana beban kerjanya selama beroperasinya KNIA, dia mengatakan, lebih kepada tanggung jawab dan risiko.
“Kalau kerjanya ya masih seperti ini, tapi karena sering lewat kita jadi nggak bisa lengah sedikitpun. Mau beli nasi saja saya takut bang, kalau pas waktu makan siang saya terpaksa menunggu kawan yang masuk shif jam dua siang datang, baru bisa makan,” tambahnya.
Kata Putra, perlintasan KA di jalan Bakaranbatu ini tergolong berbahaya. Sebab, jalannya satu arah dan hanya dipasang pintu satu “nengnong”.
Setelah pukul 18.00 WIB baru jalan dibuka menjadi dua arah.
“Di sini kalau sudah malam, jalannya jadi dua arah, pintu yang sebelah Jalan Wahidin tidak ada, untuk antisipasi kita pakai sirene dan palang pintu panjang,” akunya.
“Yang berat itu kalau pas jaga malam bang, kita nggak boleh tidur sama sekali, bahaya kan. Kalau udah kena tabrak nggak ada ampun nya, makanya kalau kita lalai sedikit terus kejadian, ya kita yang dipenjara sementara nyawa orang melayang. Itula bang kerjaannya,” tuturnya.

Bagaimana masalah gaji? Kata Putra, sampai sekarang belum ada penambahan, masih sama kayak dulu.”Masih sama kayak dulu bang, ya gini lah,” katanya lagi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/