28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Polisi Tewas di Depan KPK

polisi strilkan TKP penembakan polisi di depan gedung KPK
polisi strilkan TKP penembakan polisi di depan gedung KPK

Aksi penembakan terhadap anggota kepolisian belum berhenti. Tadi malam, sekitar pukul 22.30, seorang anggota provost Mabes Polri bernama Brigadir Kepala Sukardi meninggal setelah ditembak di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
JAKARTA-Menurut sejumlah saksi, Bripka Sukardi yang mengendarai motor Supra X 125R Nopol B 6671 TXL tengah mengawal enam trukn
yang memuat komponen eskalator untuk proyek Rasuna Tower. Sukardi ditugaskan untuk mengawal truk tersebut sejak Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketika berada sekitar 20 meter dari pintu keluar gedung KPK, tiba-tiba muncul sebuah sepeda motor matik yang dikendarai dua orang yang kemudian langsung memepet motor Sukardi yang berada di sisi kanan iring-iringan truk. Lantas terdengar suara tembakan sebanyak tiga kali. Usai menembak Sukardi, pengendara motor matik warna hitam tersebut melaju ke arah Mampang.
Sukardi pun jatuh dalam posisi terlentang. Tiga lubang peluru terlihat di bagian perut bagian kiri dan kepalanya. Menilik bekas pelurunya, Sukardi ditembak dari depan. “Begitu ditembak, dia langsung jatuh tertimpa motornya,” kata Nono, penjual nasi uduk di dekat gedung KPK.
Sejumlah anggota polisi yang bertugas di KPK langsung memanggil bantuan. Mereka juga mengamankan lokasi. Tak lama berselang, petugas reserse Polres Metro Jakarta Pusat dan Reserse Mobil Polda Metro Jaya dipimpin Kasat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Heri Heryawan sudah berada di lokasi. Mereka memasang garis polisi di jalur lambat di depan gedung KPK dan mencegah pengendara motor untuk melambat sehingga menghalangi arus lalu-lintas.
Petugas juga tampak melakukan dokumentasi dan mencari proyektil peluru. Setelah menyisir lokasi, petugas menemukan tiga proyektil, satu di dekat jenazah dan dua proyektil di dekat trotoar. Petugas juga meminta keterangan 11 saksi mata, termasuk sejumlah petugas KPK dan sopir truk. Mereka dibawa ke Polsek Setiabudi yang berada tak jauh dari lokasi. Petugas juga meminta salinan CCTV ke KPK karena lokasi penembakan termasuk dalam pantauan CCTV gedung KPK.
“KPK siap membantu pihak kepolisian termasuk memberikan rekaman CCTV di depan gedung KPK,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi.
Selebihnya Johan Budi mewakili KPK menyatakan rasa bela sungkawa atas peristiwa penembakan ini.
“Kami ikut prihatin terhadap peristiwa ini dan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam baik kepada keluarga petugas kepolisian maupun kepada Polri,” demikian Johan Budi.
Sekitar pukul 23.30 jenazah Sukardi dibawa ambulan Biddokkes Polda Metro Jaya ke RS Polri Dr Soekanto di Kramat Jati. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apakah Sukardi merupakan korban terorisme atau korban kriminalitas.
Sumber di kepolisian mengatakan, pistol yang tersimpan di pinggang Bripka Sukardi tak ditemukan di posisinya. Sumber di polisi itu berkeyakinan, pistol itu diambil oleh pelaku penembakan. Namun dia enggan merinci lebih jauh mengenai dugaan tersebut. Hingga pukul 00.00 petugas masih melakukan olah TKP dan jenazah Bripka Sukardi sudah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Wakil Kapolri Komjen Oegroseno belum bisa memastikan motif penembakan yang dialami Bripka Sukardi, anggota Provost Polair Mabes Polri, di depan Gedung KPK sebagai teror.
“Ini bisa teror, bisa juga ada motif lain,” kata dia, tadi malam dalam siaran televisi swasta nasional.
Oegro membantah ibukota tidak aman atas kejadian penembakan ini. “Kita tidak bisa prediksikan dengan kejadian ini.  Kita tidak bisa simpulkan statusnya,” jelasnya.
Oegro pun belum dapat memastikan pelaku berasal dari kelompok mana, apalagi dikaitkan dengan pelaku penembakan polisi yang terjadi di Pondok Aren dan Cirendeu, Ciputat, belum lama ini.
“Saya harus ekstra hati-hati kelompok mana. Tapi sekarang modusnya sudah berubah, kemarin di daerah Ciputat sekarang di tengah kota,” imbuhnya.
Bulan lalu, empat polisi menjadi korban penembakan di kawasan Tangerang Selatan. Tiga polisi tewas, yakni dua anggota Polsek Pondok Aren Aiptu Koes Hendratno dan Bripka Ahmad Maulana tewas ketika hendak mengikuti operasi cipta kondisi menjelang upacara kemerdekaan, sementara satu lagi anggota Polsek Cilandak Aiptu Dwiyatna ditembak di depan RS Sari Asih Ciputat. Sepuluh hari sebelumnya, satu anggota polisi lainnya, Aipda Patah Saktiyono berhasil diselamatkan warga meski menderita lupa parah setelah ditembak dibagian punggung.
Sementara itu, Pimpinan KPK Bambang Widjojanto tadi malam meninjau lokasi penembakan. Bambang belum mau memberikan penjelasan terkait aksi penembakan yang terjadi di depan kantornya. Berbaur dengan anggota masyarakat dan para wartawan, Bambang nampak ikut melihat-lihat anggota kepolisian mengamankan lokasi.
Di sisi lain, Komisi III DPR mengutuk peristiwa ini. “Kita mengutuk pelaku penembakan tersebut,” kata anggota Komisi III Nasir Djamil saat dikonfirmasi di Jakarta, tadi malam.
Selain itu, Nasir meminta agar setiap anggota polisi yang bertugas di lapangan dapat melindungi diri secara ekstra. Salah satunya dengan mengenakan rompi antipeluru. “Peristiwa penembakan polisi di depan gedung KPK menurut saya adalah bentuk perlawanan terhadap polisi. Karenanya harus bisa menemukan pelakunya,” katanya.
Politisi PKS itu juga mengimbau agar masyarakat dapat menumbuhkan solidaritas dengan cara menangkap pelaku kejahatan ketika sedang beraksi. “Jika masyarakat punya solidaritas dan keberanian. Saya yakin pelaku penembakan polisi di depan gedung KPK pasti tertangkap,” demikian Nasir.
Sedangkan Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika di lokasi kejadian, menilai, pelaku penembakan Bripka Sukardi adalah jaringan teroris yang sama dengan pelaku penembakan terhadap anggota polisi sebelumnya. “Polanya sama, saya nilai pelaku penembakan jaringan yang sama dengan pelaku penembakan sebelumnya,” ujar Pasek. (dem/rus/gun/jpnn)

polisi strilkan TKP penembakan polisi di depan gedung KPK
polisi strilkan TKP penembakan polisi di depan gedung KPK

Aksi penembakan terhadap anggota kepolisian belum berhenti. Tadi malam, sekitar pukul 22.30, seorang anggota provost Mabes Polri bernama Brigadir Kepala Sukardi meninggal setelah ditembak di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
JAKARTA-Menurut sejumlah saksi, Bripka Sukardi yang mengendarai motor Supra X 125R Nopol B 6671 TXL tengah mengawal enam trukn
yang memuat komponen eskalator untuk proyek Rasuna Tower. Sukardi ditugaskan untuk mengawal truk tersebut sejak Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketika berada sekitar 20 meter dari pintu keluar gedung KPK, tiba-tiba muncul sebuah sepeda motor matik yang dikendarai dua orang yang kemudian langsung memepet motor Sukardi yang berada di sisi kanan iring-iringan truk. Lantas terdengar suara tembakan sebanyak tiga kali. Usai menembak Sukardi, pengendara motor matik warna hitam tersebut melaju ke arah Mampang.
Sukardi pun jatuh dalam posisi terlentang. Tiga lubang peluru terlihat di bagian perut bagian kiri dan kepalanya. Menilik bekas pelurunya, Sukardi ditembak dari depan. “Begitu ditembak, dia langsung jatuh tertimpa motornya,” kata Nono, penjual nasi uduk di dekat gedung KPK.
Sejumlah anggota polisi yang bertugas di KPK langsung memanggil bantuan. Mereka juga mengamankan lokasi. Tak lama berselang, petugas reserse Polres Metro Jakarta Pusat dan Reserse Mobil Polda Metro Jaya dipimpin Kasat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Heri Heryawan sudah berada di lokasi. Mereka memasang garis polisi di jalur lambat di depan gedung KPK dan mencegah pengendara motor untuk melambat sehingga menghalangi arus lalu-lintas.
Petugas juga tampak melakukan dokumentasi dan mencari proyektil peluru. Setelah menyisir lokasi, petugas menemukan tiga proyektil, satu di dekat jenazah dan dua proyektil di dekat trotoar. Petugas juga meminta keterangan 11 saksi mata, termasuk sejumlah petugas KPK dan sopir truk. Mereka dibawa ke Polsek Setiabudi yang berada tak jauh dari lokasi. Petugas juga meminta salinan CCTV ke KPK karena lokasi penembakan termasuk dalam pantauan CCTV gedung KPK.
“KPK siap membantu pihak kepolisian termasuk memberikan rekaman CCTV di depan gedung KPK,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi.
Selebihnya Johan Budi mewakili KPK menyatakan rasa bela sungkawa atas peristiwa penembakan ini.
“Kami ikut prihatin terhadap peristiwa ini dan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam baik kepada keluarga petugas kepolisian maupun kepada Polri,” demikian Johan Budi.
Sekitar pukul 23.30 jenazah Sukardi dibawa ambulan Biddokkes Polda Metro Jaya ke RS Polri Dr Soekanto di Kramat Jati. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apakah Sukardi merupakan korban terorisme atau korban kriminalitas.
Sumber di kepolisian mengatakan, pistol yang tersimpan di pinggang Bripka Sukardi tak ditemukan di posisinya. Sumber di polisi itu berkeyakinan, pistol itu diambil oleh pelaku penembakan. Namun dia enggan merinci lebih jauh mengenai dugaan tersebut. Hingga pukul 00.00 petugas masih melakukan olah TKP dan jenazah Bripka Sukardi sudah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Wakil Kapolri Komjen Oegroseno belum bisa memastikan motif penembakan yang dialami Bripka Sukardi, anggota Provost Polair Mabes Polri, di depan Gedung KPK sebagai teror.
“Ini bisa teror, bisa juga ada motif lain,” kata dia, tadi malam dalam siaran televisi swasta nasional.
Oegro membantah ibukota tidak aman atas kejadian penembakan ini. “Kita tidak bisa prediksikan dengan kejadian ini.  Kita tidak bisa simpulkan statusnya,” jelasnya.
Oegro pun belum dapat memastikan pelaku berasal dari kelompok mana, apalagi dikaitkan dengan pelaku penembakan polisi yang terjadi di Pondok Aren dan Cirendeu, Ciputat, belum lama ini.
“Saya harus ekstra hati-hati kelompok mana. Tapi sekarang modusnya sudah berubah, kemarin di daerah Ciputat sekarang di tengah kota,” imbuhnya.
Bulan lalu, empat polisi menjadi korban penembakan di kawasan Tangerang Selatan. Tiga polisi tewas, yakni dua anggota Polsek Pondok Aren Aiptu Koes Hendratno dan Bripka Ahmad Maulana tewas ketika hendak mengikuti operasi cipta kondisi menjelang upacara kemerdekaan, sementara satu lagi anggota Polsek Cilandak Aiptu Dwiyatna ditembak di depan RS Sari Asih Ciputat. Sepuluh hari sebelumnya, satu anggota polisi lainnya, Aipda Patah Saktiyono berhasil diselamatkan warga meski menderita lupa parah setelah ditembak dibagian punggung.
Sementara itu, Pimpinan KPK Bambang Widjojanto tadi malam meninjau lokasi penembakan. Bambang belum mau memberikan penjelasan terkait aksi penembakan yang terjadi di depan kantornya. Berbaur dengan anggota masyarakat dan para wartawan, Bambang nampak ikut melihat-lihat anggota kepolisian mengamankan lokasi.
Di sisi lain, Komisi III DPR mengutuk peristiwa ini. “Kita mengutuk pelaku penembakan tersebut,” kata anggota Komisi III Nasir Djamil saat dikonfirmasi di Jakarta, tadi malam.
Selain itu, Nasir meminta agar setiap anggota polisi yang bertugas di lapangan dapat melindungi diri secara ekstra. Salah satunya dengan mengenakan rompi antipeluru. “Peristiwa penembakan polisi di depan gedung KPK menurut saya adalah bentuk perlawanan terhadap polisi. Karenanya harus bisa menemukan pelakunya,” katanya.
Politisi PKS itu juga mengimbau agar masyarakat dapat menumbuhkan solidaritas dengan cara menangkap pelaku kejahatan ketika sedang beraksi. “Jika masyarakat punya solidaritas dan keberanian. Saya yakin pelaku penembakan polisi di depan gedung KPK pasti tertangkap,” demikian Nasir.
Sedangkan Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika di lokasi kejadian, menilai, pelaku penembakan Bripka Sukardi adalah jaringan teroris yang sama dengan pelaku penembakan terhadap anggota polisi sebelumnya. “Polanya sama, saya nilai pelaku penembakan jaringan yang sama dengan pelaku penembakan sebelumnya,” ujar Pasek. (dem/rus/gun/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/