29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Ritus Paling Agung Suku Batak

 Ritus Paling Agung Suku Batak

Ritus Paling Agung Suku Batak

SAMOSIR-Pagelaran Mangalahat Horbo Bius Festival Danau Toba 2013 segera dimulai di Open Stage Tuktuk, Samosir, Sumatera Utara. Mangalahat Horbo Bius artinya mengikat kerbau ke pohon, pohon lambang pohon kehidupan di banua ginjang (benua atas).
Suku Batak mengenal 3 benua, yakni benua atas, benua tengah, benua bawah (tiga alam).
“Mangalahat artinya mengembalikan kosmos kepada Tuhan asalnya. Horbo bius artinya kerbau kurban, yakni mengurbankan lambang bumi kepada sang Maha Pencipta, agar diperbarui dan dicipta ulang,” kata Pastor Paroki Katolik Pangururan, Dr Togar Nainggolan, dalam persiapan Mangalahat Horbo Bius, di Open Stage Tuktuk.
Horbo Bius secara harafiah berarti kerbau puak penduduk satu bius. Horbo bius kurban bakti tertinggi manusia kepada Tuhan Maha Pencipta.
Bius sendiri artinya kesatuan wilayah sebagai puak paguyuban manusia. Bius ini dibentuk berdasarkan realitas komponen penduduk, yang dihitung per keluarga.
Beberapa perangkat yang dibutuhkan dalam pagelaran Mangalahat Horbo Bius antara lain malim parmangmang (diwakili pastor dan malim parhata), raja-raja parbaringin yang berperan sebagai fungsionaris religius pengurbanan horbo bius atau tuan rumah (biasanya berjumlah 12 orang pria), malim pardaupa yakni raja parbaringin pandua (kedua), kemudian si Boru Malim yakni seorang perempuan anggun berbusana gadis dewata dan suci putih. Dialah yang menjunjung Pangurason (parpangiron). Dua dayang mengiringi si Boru Malim.
Selanjutnya ada Raja-raja Bius yang mewakili bius yang ada. Ada juga raja-raja parhara yakni raja pengundang (10 orang pemuda yang bertugas melayani). Dari antara mereka, tiga orang dipilih menjadi penombak kerbau. Tujuh lainnya menjadi pemotong daging.
Selanjutnya harus ada pemusik, 100 orang penyanyi, raja-raja partedak berpakaian sakral.  (Mea)

 Ritus Paling Agung Suku Batak

Ritus Paling Agung Suku Batak

SAMOSIR-Pagelaran Mangalahat Horbo Bius Festival Danau Toba 2013 segera dimulai di Open Stage Tuktuk, Samosir, Sumatera Utara. Mangalahat Horbo Bius artinya mengikat kerbau ke pohon, pohon lambang pohon kehidupan di banua ginjang (benua atas).
Suku Batak mengenal 3 benua, yakni benua atas, benua tengah, benua bawah (tiga alam).
“Mangalahat artinya mengembalikan kosmos kepada Tuhan asalnya. Horbo bius artinya kerbau kurban, yakni mengurbankan lambang bumi kepada sang Maha Pencipta, agar diperbarui dan dicipta ulang,” kata Pastor Paroki Katolik Pangururan, Dr Togar Nainggolan, dalam persiapan Mangalahat Horbo Bius, di Open Stage Tuktuk.
Horbo Bius secara harafiah berarti kerbau puak penduduk satu bius. Horbo bius kurban bakti tertinggi manusia kepada Tuhan Maha Pencipta.
Bius sendiri artinya kesatuan wilayah sebagai puak paguyuban manusia. Bius ini dibentuk berdasarkan realitas komponen penduduk, yang dihitung per keluarga.
Beberapa perangkat yang dibutuhkan dalam pagelaran Mangalahat Horbo Bius antara lain malim parmangmang (diwakili pastor dan malim parhata), raja-raja parbaringin yang berperan sebagai fungsionaris religius pengurbanan horbo bius atau tuan rumah (biasanya berjumlah 12 orang pria), malim pardaupa yakni raja parbaringin pandua (kedua), kemudian si Boru Malim yakni seorang perempuan anggun berbusana gadis dewata dan suci putih. Dialah yang menjunjung Pangurason (parpangiron). Dua dayang mengiringi si Boru Malim.
Selanjutnya ada Raja-raja Bius yang mewakili bius yang ada. Ada juga raja-raja parhara yakni raja pengundang (10 orang pemuda yang bertugas melayani). Dari antara mereka, tiga orang dipilih menjadi penombak kerbau. Tujuh lainnya menjadi pemotong daging.
Selanjutnya harus ada pemusik, 100 orang penyanyi, raja-raja partedak berpakaian sakral.  (Mea)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/