26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Laju Ekonomi Terus Melambat

JAKARTA- Laju pekonomian pada kuartal ketiga diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, turunnya konsumsi dan investasi menjadi penyebab perlambatan tersebut.
“Ada potensi (perlambatan). Jika kuartal kedua tumbuh 5,8 persen, kuartal tiga bisa sama atau lebih rendah,” ungkap Bambang setelah rapat koordinasi di Gedung Bank Indonesia (BI) kemarin (24/9). Jika perkiraan itu benar, maka angka itu pun jauh lebih rendah daripada laju pertumbuhan kuartal ketiga 2012 (year on year/yoy) yang mencapai 6,17 persen.
Bambang mengakui, perekonomian tanah air mengalami kejutan pada periode Mei hingga awal September. Misalnya lonjakan inflasi saat memasuki kuartal ketiga yang memicu pelemahan daya beli masyarakat sehingga mengoreksi konsumsi rumah tangga. “Jadi wajar kalau pertumbuhan ekonomi terkoreksi,” jelasnya.
Belum lagi unsur pertumbuhan ekonomi lainnya seperti investasi mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (UD) membuat impor barang modal anjlok. Hal itu berpengaruh terhadap pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. “Kalau investasi sudah normal dan kurs kembali stabil di level saat ini, bisa membuat pertumbuhan jalan lagi,” tuturnya optimistis.
Itu artinya, lanjut dia, Indonesia masih memiliki peluang untuk memperbaiki laju ekonomi pada akhir tahun. Pihaknya meyakini situasi global yang diprediksi lebih baik pada akhir tahun akan membuat investasi kembali normal. Apalagi, akhir tahun merupakan momentum bagi pemerintah untuk menggenjot penyerapan anggaran belanja supaya lebih maksimal. Bukan hanya itu, biasanya pertumbuhan kembali pulih pada kuartal empat seiring inflasi yang melandai. Dengan begitu, membangkitkan kembali gairah konsumsi masyarakat. (jp/jpnn)

JAKARTA- Laju pekonomian pada kuartal ketiga diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, turunnya konsumsi dan investasi menjadi penyebab perlambatan tersebut.
“Ada potensi (perlambatan). Jika kuartal kedua tumbuh 5,8 persen, kuartal tiga bisa sama atau lebih rendah,” ungkap Bambang setelah rapat koordinasi di Gedung Bank Indonesia (BI) kemarin (24/9). Jika perkiraan itu benar, maka angka itu pun jauh lebih rendah daripada laju pertumbuhan kuartal ketiga 2012 (year on year/yoy) yang mencapai 6,17 persen.
Bambang mengakui, perekonomian tanah air mengalami kejutan pada periode Mei hingga awal September. Misalnya lonjakan inflasi saat memasuki kuartal ketiga yang memicu pelemahan daya beli masyarakat sehingga mengoreksi konsumsi rumah tangga. “Jadi wajar kalau pertumbuhan ekonomi terkoreksi,” jelasnya.
Belum lagi unsur pertumbuhan ekonomi lainnya seperti investasi mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (UD) membuat impor barang modal anjlok. Hal itu berpengaruh terhadap pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. “Kalau investasi sudah normal dan kurs kembali stabil di level saat ini, bisa membuat pertumbuhan jalan lagi,” tuturnya optimistis.
Itu artinya, lanjut dia, Indonesia masih memiliki peluang untuk memperbaiki laju ekonomi pada akhir tahun. Pihaknya meyakini situasi global yang diprediksi lebih baik pada akhir tahun akan membuat investasi kembali normal. Apalagi, akhir tahun merupakan momentum bagi pemerintah untuk menggenjot penyerapan anggaran belanja supaya lebih maksimal. Bukan hanya itu, biasanya pertumbuhan kembali pulih pada kuartal empat seiring inflasi yang melandai. Dengan begitu, membangkitkan kembali gairah konsumsi masyarakat. (jp/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/