JAKARTA- Kementerian Perhubungan sedang melakukan pemeriksaan khusus (special audit) terhadap PT Merpati Nusantara Airline terkait kecelakaan serius yang terjadi di Kaimana, Papua. Dari hasil audit khusus itu, akan ada rekomendasi terhadap pesawat MA 60 buatan Tiongkok.
“Audit khusus itu akan menyangkut tiga hal yaitu audit kecelakaan untuk melihat kondisi perawatan pesawat, audit terhadap manajemen dalam melakukan standar keselamatan sesuai Air Operation Certificate (AOC), dan audit laporan kerusakan yang terjadi selama ini (Defact report),” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bakti S Gumay di kantornya kemarin.
Dia mengaku selama ini biasa melakukan audit umum pada seluruh maskapai penerbangan. Tetapi, karena adanya peristiwa kecelakaan itu, maka audit khusus yang dilakukan. “Surat untuk melakukan special audit sudah dikirimkan kepada manajemen MNA Senin (9/5) dan inspektur dari Ditjen Hubud tengah melakukan pemeriksaan,” terangnya.
Selanjutnya dikatakannya, dari hasil audit khusus itu akan ada rekomendasi terhadap pesawat MA 60 yang selama ini digunakan Merpati. Jika dari tiga unsur audit itu terjadi pelanggaran maka pemerintah bisa saja meng-grounded pesawat MA 60. “Meng-grounded pesawat seperti itu biasanya dilakukan untuk kesalahan design atau terjadi kerusakan pada perangkat,” cetusnya.
Keputusan menggrounded pesawat MA 60 untuk sementara pernah dilakukan Kemenhub pada Juni 2009. Hal ini dilakukan setelah ditemukan kerusakaan (crack) pada rudder (sayap belakang) MA-60. “Pernah untuk kasus crack, kita suruh grounded dulu. Kalau untuk kasus terbaru (kecelakaan), tidak bisa terburu-buru. Soalnya pesawat ini sebelumnya laik dan layak terbang,” cetusnya.
Ditegaskannya, pesawat tipe MA-60 sebenarnya tergolong handal untuk penerbangan di rute Papua walau tidak semua area di kawasan itu bisa dimasukinya karena badannya yang agak besar.
Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines Sardjono Johnny Tjitrokusumo mempersilahkan otoritas penerbangan sipil untuk melakukan audit terhadap armada yang dimilikinya. “Kami sudah menjalani audit lima bulan lalu untuk kenaikan kelas keselamatan,” katanya. (wir/iro/jpnn)