SUMUTPOS.CO – Sejak Jenderal Sutarman menjabat Kapolri, jabatan yang ditinggalkannya masih kosong. Ada beberapa nama yang mencuat untuk mengisi kekosongan tersebut.
Ada perdebatan, Indonesia Police Watch (IPW) mengusulkan pengganti Kabareskrim Polri yang baru harus melalui uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test. “Untuk mendapatkan Kabareskrim yang punya integritas dan kapabilitas, sudah saatnya Polri melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap para calon kandidat Kabareskrim,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam rilisnya kepada wartawan, Rabu (23/10).
Namun usul itu tak diamini oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Kompolnas menilai pengganti Sutarman sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) tak perlu uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test).
“Kami berpendapat tidak perlu (fit and proper test), cukup dibahas dalam Wanjakti (Dewan Kebijakan Tinggi) Polri. Yang bagus Wanjakti perlu juga minta masukan Kompolnas,” kata Anggota Kompolnas Edi Hasibuan melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (23/10).
Edi menuturkan akan menyerahkan sepenuhnya kepada Wanjakti Polri terkait pemilihan Kabareskrim selanjutnya. “Soal siapa, kami serahkan kepada Wanjakti Polri, tapi tentu saja kami tetap mempertimbangkan senioritas,” jelas Edi.
Berikut lima kandidat kuat Kabareskrim pengganti Sutarman yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Kapolda Sumatera, Irjen Pol Saud Usman Nasution
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Saud Usman Nasution perlu diperhitungkan dalam bursa calon Kabareskrim. Di antara calon Kabareskrim, Saud Usman paling senior karena dia lulusan Akpol 1981. Saud Usman bisa dibilang paling pengalaman bidang reserse. Pada masa Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Saud Usman dipercaya menjabat Kepala Densus 88 Antiteror.
Kemudian Saud Usman masuk Bareskrim menjabat direktur. Beberapa lama, dia lalu menjabat Kepala Divisi Humas Polri. Setelah itu dia menjabat Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Wakabareskrim) sebelum menjabat Kapolda Sumatera Selatan.
2. Kabaharkam Polri, Komjen Pol Badrodin Haiti
Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Mabes Polri, Komjen Pol Badrodin Haiti disebut-sebut menjadi kandidat pengganti Komjen Pol Sutarman sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim). Jabatan Kabareskrim kosong setelah Sutarman terpilih jadi Kapolri.
“Ya itu kan menurut kalian. (Calon Kabareskrim) itu yang menentukan nanti Kapolri,” kata Badrodin selepas salat Jumat di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/10).
Badrodin merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian tahun 1982. Dia beberapa kali menjabat Kapolda, antara lain Kapolda Sulawesi Tengah, Kapolda Sumatera Utara, dan Kapolda Jawa Timur. Kemudian Badrodin menjadi Asisten Operasi Kapolri diberi mandat memegang pasukan paling besar sebagai Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Polri.
3. Kalemdikpol, Komjen Budi Gunawan
Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Pol Budi Gunawan disebut-sebut berpeluang menjadi Kabareskrim. Sebab, meski lulusan Akpol tahun 1983 tetapi Budi pernah kerja sama dengan Kapolri Jenderal Sutarman pada era Presiden Gus Dur dan Wakilnya, Megawati Soekarnoputri. Sutarman jadi ajudan Gus Dur dan Budi menjadi ajudan Megawati.
4. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Putut Eko Bayu Seno
Putut Eko Bayuseno adalah pimpinan komando Polda Jabar menggantikan Irjen Pol Suparni Parto. Ia dilantik pada hari Senin, tanggal 9 Mei 2012 oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timor Pradopo. Brigadir Jenderal yang merupakan mantan Kapolda Banten ini pun telah menduduki berbagai posisi sepanjang masa karirnya termasuk menjadi ajudan presiden selama lima tahun.
Pada tahun 1984 ia merupakan PA Staf PTIK. Kemudian, jabatan sebagai Wakasat Sabhara Polresta Manado (1988), Kapolsekta Manado Utara (1989), Kapolsekta Manado Tengah (1992), SPRI Kapolda Sulteng (1993), PS Kabag Tatib Lantas Polda Sulteng (1993) pun pernah dilakoninya.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kabag Jianma Dit Lantas Polda Sulteng (1994), Guru Muda Pusdik Lantas Polri (1995), Kabag Redigent Dit Lantas Polda Jambi (1997), Pamen Polda Jambi (1997), Kabag Tatib Lantas Dit Lantas Polda Jatim (1998), Kabag Redigent Dit Lantas Polda Jatim (1999), Kapolres Situbondo Polwil Besuki Polda Jatim (2000), Kapolres Jember Polwil Besuki Polda Jatim (2001), Koorspripim Polda Jatim (2003), dan Pamen Desundaman Polri (Ajudan Presiden RI) (2004).
Sebelum dilantik menjadi Kapolda Jawa Barat, ia merupakan Wakapolda Metro Jaya yang kemudian mendapatkan promosi untuk menggantikan Brigjen Pol Agus Kusnadi menjadi Kapolda Banten . Pada bulan Mei 2012, Putut Eko Bayuseno menerima penganugerahan Bintang Bhayangkara Pratama dari pemerintah bersama dengan 15 perwira tinggi (Pati) lain di lingkungan Polri.
Penyematan tanda penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama dilakukan oleh Kapolri, Jenderal Pol Timur Pradopo di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri di Jakarta. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas kinerja anggota Polri yang berjasa.
Pada Oktober 2012, Putut yang semula menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat, dipercaya menjaga keamanan dan ketertiban di ibukota sebagai Kapolda Metro Jaya.
5. Kapolda Jabar, Irjen Pol Suhardi Alius
Kapolda Jabar Irjen Pol Suhardi Alius merupakan lulusan termuda dari jenderal yang disebut-sebut berpeluang menjabat Kabareskrim. Alius jebolan Akpol tahun 1985. Alius memulai pekerjaan hariannya sebagai Penyidik Utama Dit II/Bareskrim Polri, karir kepolisian dia bisa disebut menanjak cukup cepat. Pada 2004, perwira polisi kelahiran Jakarta ini dipercaya menjabat Kapolres Metro Jakarta Barat.
Selang setahun kemudian, Alius dipromosikan sebagai Direskrimum Polda Metro Jaya sekaligus merangkap sebagai Koorsprim Polri. Pada 2009, kembali perwira sekaligus pemegang gelar Magister Hukum ini dipercaya memangku dua jabatan sekaligus Dir Minwa PTIK dan Dir V/Tipiter Bareskrim Polri. Hanya berjarak dua tahun, Alius kembali menerima promosi jabatan sebagai Wakapolda Metro Jaya, sebelum dilantik sebagai Kadiv Humas Polri pada 2012 lalu.
Dalam menjalankan tugas keseharian sebagai perwira polisi, Alius memang memiliki ‘pendekatan lain’ dari kebanyakan petinggi penyandang bintang kemiliteran. Tidak tanggung-tanggung, Jendral Polisi kelahiran 1962 ini bahkan tidak ragu menyamar laiknya warga sipil hanya demi mengetahui secara langsung bagaimana petugas lapangan yang berada di bawah kelembagaannya melayani masyarakat.(INT)