26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dahlan: Lebih Cepat dan Sudah Ada

 Dahlan: Lebih Cepat dan Sudah Ada

Dahlan: Lebih Cepat dan Sudah Ada

Puluhan awak media yang meliput di Gedung Kementerian Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (12/11) lalu dikejutkan dengan aksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Bagaimana tidak, di tengah wawancara, Dahlan tiba-tiba saja pergi meninggalkan wartawan yang sedang melontarkan pertanyaan. Kepergian Dahlan itu ternyata untuk mencari batu kecil yang letaknya tak jauh dari Gedung Kemenko Perekonomiann
Kejadian ini berawal ketika salah seorang wartawan menanyakan soal pasokan impor listrik yang didatangkan dari Malaysia untuk menerangi wilayah Kalimantan dan Sumatera, akibat kekurangan pasokan.

Menurutnya, impor listrik dari Malaysia merupakan isu lama. Impor listrik dilakukan karena sumber listrik Serawak, Malaysia masih berlebih dan bisa dialirkan ke Kalimantan. Nah untuk menjelaskan keadaan itu, bekas Dirut PLN ini menggunakan kerikil untuk menjelaskan pada awak media melalui gambar coretan dengan kerikil di ruas jalan.

“Di Serawak itu ada sumber listrik yang berlebih. Enggak apa-apa kita impor dulu sambil membangun jaringan ke sana. Ini Serawak dan Kalimantan adanya di sebelah sini, karena cukup dekat ya dialihkan listriknya,” papar Dahlan sembari mengambarkan situasi wilayah di Serawak dan Malaysia dengan menggunakan kerikil kecil.

Di samping itu, menurut hematnya, impor listrik dari Malaysia merupakan cara yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat perbatasan. “Kenapa sekarang kita impor dari Malaysia? Itu karena lebih cepat dan itu sudah ada,” terang dia.

Mendengar penjelasan itu, para awak media makin antusias melontarkan pertanyaan lainnya. Bahkan orang-orang di sekitar yang melihat kejadian itu tampak geleng-geleng dengan aksi yang dilakukan pria asal Magetan itu.

“Ada-ada saja Pak Dahlan, kok mau panas-panasan di jalan jelasin seperti itu pada wartawan,” saut salah satu satpam yang bertugas di sana.

Tahun lalu, PLN telah memutuskan untuk mengimpor listrik dari Malaysia untuk memenuhi kebutuhan di Kalimantan dan Sumatera. Tahun ini pembangunan jaringan transmisi dari Indonesia hingga Serawak sudah dimulai.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman menuturkan alasan pemerintah dan PLN mengimpor listrik dari Malaysia. Selain untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan minyak bumi, impor listrik dari Malaysia menelan biaya yang lebih murah dibanding harus menggunakan pembangkit listrik diesel yang membutuhkan biaya lebih besar.

“Harga impor listrik dari Malaysia hanya sekitar 9 sen per kilowatt hour (kWh), itu termasuk murah. Kalau produksi pembangkit listrik berbahan bakar minyak jauh lebih mahal, mencapai 30 sen per kWh” kata Jarman. (chi/jpnn)

 Dahlan: Lebih Cepat dan Sudah Ada

Dahlan: Lebih Cepat dan Sudah Ada

Puluhan awak media yang meliput di Gedung Kementerian Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (12/11) lalu dikejutkan dengan aksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Bagaimana tidak, di tengah wawancara, Dahlan tiba-tiba saja pergi meninggalkan wartawan yang sedang melontarkan pertanyaan. Kepergian Dahlan itu ternyata untuk mencari batu kecil yang letaknya tak jauh dari Gedung Kemenko Perekonomiann
Kejadian ini berawal ketika salah seorang wartawan menanyakan soal pasokan impor listrik yang didatangkan dari Malaysia untuk menerangi wilayah Kalimantan dan Sumatera, akibat kekurangan pasokan.

Menurutnya, impor listrik dari Malaysia merupakan isu lama. Impor listrik dilakukan karena sumber listrik Serawak, Malaysia masih berlebih dan bisa dialirkan ke Kalimantan. Nah untuk menjelaskan keadaan itu, bekas Dirut PLN ini menggunakan kerikil untuk menjelaskan pada awak media melalui gambar coretan dengan kerikil di ruas jalan.

“Di Serawak itu ada sumber listrik yang berlebih. Enggak apa-apa kita impor dulu sambil membangun jaringan ke sana. Ini Serawak dan Kalimantan adanya di sebelah sini, karena cukup dekat ya dialihkan listriknya,” papar Dahlan sembari mengambarkan situasi wilayah di Serawak dan Malaysia dengan menggunakan kerikil kecil.

Di samping itu, menurut hematnya, impor listrik dari Malaysia merupakan cara yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat perbatasan. “Kenapa sekarang kita impor dari Malaysia? Itu karena lebih cepat dan itu sudah ada,” terang dia.

Mendengar penjelasan itu, para awak media makin antusias melontarkan pertanyaan lainnya. Bahkan orang-orang di sekitar yang melihat kejadian itu tampak geleng-geleng dengan aksi yang dilakukan pria asal Magetan itu.

“Ada-ada saja Pak Dahlan, kok mau panas-panasan di jalan jelasin seperti itu pada wartawan,” saut salah satu satpam yang bertugas di sana.

Tahun lalu, PLN telah memutuskan untuk mengimpor listrik dari Malaysia untuk memenuhi kebutuhan di Kalimantan dan Sumatera. Tahun ini pembangunan jaringan transmisi dari Indonesia hingga Serawak sudah dimulai.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman menuturkan alasan pemerintah dan PLN mengimpor listrik dari Malaysia. Selain untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan minyak bumi, impor listrik dari Malaysia menelan biaya yang lebih murah dibanding harus menggunakan pembangkit listrik diesel yang membutuhkan biaya lebih besar.

“Harga impor listrik dari Malaysia hanya sekitar 9 sen per kilowatt hour (kWh), itu termasuk murah. Kalau produksi pembangkit listrik berbahan bakar minyak jauh lebih mahal, mencapai 30 sen per kWh” kata Jarman. (chi/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/