MEDAN-Program latihan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara tampaknya tidak berjalan maksimal. Hal ini disebabkan kurangnya sarana dan prasarana latihan, seperti yang ada di ruangan fitnes, dimana kurangnya barbel yang biasa digunakan atlet untuk melatih fisik.
Keluhan kurangnya atlet-atlet fitnas tersebut dilontarkan atlet karate. Mereka mengaku mengalami kendala dalam melatih fisik, karena alat-atlet barbel di ruangan fitness PPLP Sumut berkurang. Ruangan fitnes itu dinilai tidak memadai lagi, sehingga tidak bisa melakukan latihan fisik secara maksimal, karena keterbatasan sarana dan prasarana.
“Selama ini kita mengalami kendala dalam latihan fisik, karena di ruangan fitnes PPLP Sumut itu jumlah barbel kurang, sehingga sagat mengganggu. Kita tidak bisa melatih fisik secara maksimal,” kata pelatih karate PPLP Sumut, Erwin kepada Sumut Pos, Jumat (22/11).
Dijelaskan, alat-alat fitnas di ruangan fitnas PPLP Sumut itu awalnya lengkap, namun sekarang semakin berkurang secara perlahan-lahan. Muncul dugaan bahwa perlengkapan fitness itu diambil orang tidak bertanggungjawab, karena kurangnya penjagaan. “Dulu alat-alatnya lengkap, tapi sekarang entah kemana semua,” jelasnya.
Meskipun mengalami kendala dalam latihan fisik, tapi tidak menyurutkan semangat para atlet PPLP Sumut untuk meraih prestasi. Buktinya, pada Kejurnas PPLP yang berlangsung di Gorontalo, 10 November 2013 lalu, Sumut meraih dua medali emas dan empat perak. Dua medali emas itu diraih Waldi Chaniago dan Agita Putri Dewi. Medali perak disumbangkan Jhoni Abdillah Sibarni, Najamudin Ibnu Putra, Yeni Feronika dan Delima Sari.
PPLP Sumut saat ini membina enam karateka yang terdiri dari tiga orang putra dan tiga orang putri. Kareteka putra yakni Najamuddin Ibnu Putra (kelas 67 kg), Jhoni Abdillah Sibarani (kelas-76 kg) dan Muhammad Waldi Chaniago (kelas -55 kg). Sedangkan, untuk karateka putri adalah Deli Sari (kelas- 47 kg), Agita Putri Dewi (kelas -42 kg) dan Yenny G Saragih (kelas + 59 kg).
Para atlet tersebut memiliki potensi cukup baik. Namun, karena keterbatasan alat-alat fitness, potensi mereka tidak maksimal. Sangat disayangkan hilangnya alat-alat fitness itu, padahal itu dibeli dengan menggunakan uang rakyat atau APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu). (omi)