26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Impor Meningkat, Rupiah Jadi Melemah

MEDAN-Permintaan dari importir yang terus meningkat merupakan salah satu penyebab yang membuat rupiah kembali melemah di pasar perdagangan hingga ke level Rp12 ribu per USD.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Utomo mengatakan, penyebab terpuruknya nilai tukar Rupiah, karena langkah-langkah dan pernyataan para pengambil kebijakan terkait asumsi makro-ekonomi 2014 yang cenderung tidak sesuai kondisi riil. “Kondisi ini juga yang menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah. Investor ragu dengan pernyataan Menteri Keuangan yang mengatakan nilai rupiah masih aman karena tidak separah pelemahan mata uang negara berkembang lainnya, seperti rupee India (INR) atau dolar Australia (AUD),”ujar Wahyu, Senin (9/12).

Selain itu, Wahyu juga menilai, penyebab lainnya juga terkait gejolak politik menjelang Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden, yang nantinya akan memicu tingginya nilai tukar mata uang. Disusul konsentrasi pemerintah untuk mengendalikan moneter yang terpecah, khususnya kementerian yang menterinya memiliki kepentingan di tahun 2014.

Sedangkan resiko ketidakpastian global yang tinggi jadi penyebab lain, sehingga membuat aset-aset berisiko termasuk mata uang Asia yang turut melemah sehingga memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung hingga akhir tahun ini.

“Faktor global yang melemahkan rupiah adalah rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve yang akan mengurangi stimulus moneter yang bisa membuat keluarnya dana asing di negara berkembang. Akibatnya, nilai tukar rupiah terus melemah karena defisit neraca berjalan membengkak dan nilai tukar rupiah dan IHSG terkoreksi,” jelasnya.

Sebelumnya, kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Suharno mengatakan, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut sebesar 857,79 juta Dolar AS atau mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya sebesar 8,08 persen yakni dari nilai 793,64 juta Dolar AS. Begitu juga secara tahunan atau year on year (yoy), ekspor Sumut mengalami peningkatan sebesar 9,70 persen.

“Namun bila dihitung akumulasi sepanjang Januari hingga Oktober 2013, total nilai ekspor Sumut mencapai 7,95 miliar Dolar AS. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 7,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Suharno. (tri)

MEDAN-Permintaan dari importir yang terus meningkat merupakan salah satu penyebab yang membuat rupiah kembali melemah di pasar perdagangan hingga ke level Rp12 ribu per USD.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Utomo mengatakan, penyebab terpuruknya nilai tukar Rupiah, karena langkah-langkah dan pernyataan para pengambil kebijakan terkait asumsi makro-ekonomi 2014 yang cenderung tidak sesuai kondisi riil. “Kondisi ini juga yang menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah. Investor ragu dengan pernyataan Menteri Keuangan yang mengatakan nilai rupiah masih aman karena tidak separah pelemahan mata uang negara berkembang lainnya, seperti rupee India (INR) atau dolar Australia (AUD),”ujar Wahyu, Senin (9/12).

Selain itu, Wahyu juga menilai, penyebab lainnya juga terkait gejolak politik menjelang Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden, yang nantinya akan memicu tingginya nilai tukar mata uang. Disusul konsentrasi pemerintah untuk mengendalikan moneter yang terpecah, khususnya kementerian yang menterinya memiliki kepentingan di tahun 2014.

Sedangkan resiko ketidakpastian global yang tinggi jadi penyebab lain, sehingga membuat aset-aset berisiko termasuk mata uang Asia yang turut melemah sehingga memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung hingga akhir tahun ini.

“Faktor global yang melemahkan rupiah adalah rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve yang akan mengurangi stimulus moneter yang bisa membuat keluarnya dana asing di negara berkembang. Akibatnya, nilai tukar rupiah terus melemah karena defisit neraca berjalan membengkak dan nilai tukar rupiah dan IHSG terkoreksi,” jelasnya.

Sebelumnya, kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Suharno mengatakan, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut sebesar 857,79 juta Dolar AS atau mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya sebesar 8,08 persen yakni dari nilai 793,64 juta Dolar AS. Begitu juga secara tahunan atau year on year (yoy), ekspor Sumut mengalami peningkatan sebesar 9,70 persen.

“Namun bila dihitung akumulasi sepanjang Januari hingga Oktober 2013, total nilai ekspor Sumut mencapai 7,95 miliar Dolar AS. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 7,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Suharno. (tri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/