30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Sebelum Meninggal, Cincin Nikah Dititip ke Mertua

Novalina Magdalena br Siringoringo, Korban Pengantin Wanita yang Gagal Wisuda

Pasangan pengantin baru Advon Nugroho Silaban dan Novalina Magdalena Siringoringo ternyata sudah memperlihatkan tanda kepergiannya. Sepekan setelah menikah, Novalina dan suaminya sengaja menanggalkan cincin pernikahan mereka.

Batara Siddik/R Hamdani, Binjai

Mobil ambulan RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai melaju berlahan menyusuri jalan beraspal di Dusun VI Pulau Gadung Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam. Ambulan itu, menuju kediaman B Silaban orangtuanya Advon Nugroho Silaban (24), Kamis (19/5) pukul 12.34 WIB.

B Silaban dan R Br Sianturi merupakan mertua Novalina Magdalena Siringo-ringo (26) yang sempat dinyatakan hilang dan ditemukan telah meninggal akibat banjir bandang di Pantai Pai atau Batako, Desa Tanjung Putri, Kelurahan Namu Ukur, Kabupaten Langkat, Selasa (17/5) lalu.

Kedatangan jasad mahasiswi Universitas Negeri Medan (Unimed) itu disambut isak tangis keluarga. Apalagi B Silaban dan R BrSianturi kehilangan anak dan menantu sekaligus.

Jasad Novalina Magdalena telah dibungkus dengan plastik sejak di RSUD DR RM Djoelhan Binjai. Tindakan itu, dilakukan untuk melokalisir bau busuk dari jenazah. Sesampai di kediaman B Silaban, jasad Nova dimasukan ke peti mati yang sudah dipesan sebelumnya. Kesediahan makin dalam mengingat usia pernikahann
Advon Nugroho Silaban dan Novalina Magdalena Siringo-ringo baru sepekan. R Br Sianturi mangadung meratap sejadinya dengan bersenandung (mangandung).

“Hape ido maksudmu, boasa dititip ho cicin mi to au, hape naeng laho do hamuna dohot si Advon (ternyata itu maksudmu mu. Pantasan kau titipkan cincin pernikahan kalian sama ku. Rupanya kalian sama si Advon akan pergi selamanya,” andung R br Sinurat yang di kepalanya diikatkan tujung, kain penutup kepala tanda berduka.

Ternyata Novalina sengaja menitipkan cincin pernikahannya kepada mertua perempuannya sebelum pergi ke Langkat untuk dipio (acara adat untuk pengantin baru) karena takut cincin itu terjatuh.

Selain diterima B Silaban dan R BrSianturi, di sana ada orangtua Novalina, St M Siringoringo. Pria yang tercatat sebagai penatua di HKPB Pelikan Perumnas Mandala itu meningap di rumah duka sejak semalam sebelumnya. Tiada sepata kata pun terlontar dari penatua itu, namun air mukanya terlihat sangat berduka. Ditambah lagi jasad menantunya Advon Nugroho Silaban belum ditemukan.

Menurut Bangundia Siregar, kerabat Nova, almarhumah dikenalnya memiliki semangat hidup yang tinggi. Meski telah menikah, Nova tidak pernah menelantarkan pendidikannya di Unimed.

“Bahkan rencananya, Juni mendatang akan mengikuti wisuda dan akan mendapat gelar sarjana pendidikan. Saya bersama istri sudah diundang untuk acara syukurannya,” bilang Bangundia.

Selanjutnya, jasad Nova akan dikebumikan di pemakaman Kristen di Desa Pagar Jari Kecamatan Lubuk Pakam. Dua liang lahat telah dipersiapkan bagi pasangan pengantin baru itu. tetapi karena jasad suaminnya belum ditemukan, terpaksa jasad Nova langsung dikebumikan.

Hanyut 15 Kilometer

Jenazah Novalina Magdalena Siringoringo berhasil ditemukan di Lingkungan III, Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat, atau 15 kilometer dari lokasi bencana di Pantai Pai atau Batako. Jasad Novalina ditemukan warga terapung di tengah aliran Sungai Bingai, dengan posisi terlentang  oleh Meta (25) dengan seorang temannya saat mencuci di aliran Sungai Bingai. Meta tak sengaja melihat sesuatu terapung.

“Apa itu? Boneka apa mayat? Setelah memastikan dengan serius dan benda tersebut semakin dekat dengan kami. Barulah kami ketahui bahwa itu mayat seorang manusia,” tanya Meta kepada temannya.
Setelah mengetahui bahwa itu adalah seorang mayat manusia, Meta dan temannya merasa takut dan langsung berteriak sembari berlari ke darat. “Mayat… mayat… mayat… ada mayat di sungai,” teriak Meta mengulangi ucapannya saat pertama kali ia menemukan mayat tersebut.

Mendengar teriakan Meta dan temannya itu, sejumlah warga langsung kaget dan menuju ke Sungai Bingai, guna memastikan apakah memang benar atau tidak yang dilihat Meta tersebut adalah mayat.

Setelah sejumlah warga pergi ke lokasi yang dimaksud, Mahdan Lubis (45) warga setempat langsung lompat ke Sungai Bingai, setelah mengetahui bawasanya benda itu memang benar mayat seorang manusia. “Saya diberitahu sama teman, bahwa ada mayat di sungai. Untuk itu saya dengan sejumlah warga pergi untuk melihat dan begitu saya lihat, bahwa itu benar mayat. Saya langsung lompat dan menariknya ke pinggir,” ucapnya.

Ketika menarik mayat tersebut, Mahdan mengaku bahwa ia hanya seorang diri, dan ia langsung mengikatnya ke pinggir sungai dengan tali sepatu anaknya yang sudah dipersiapkan dari rumah. “Begitu saya tarik ke pinggir, saya ikat dengan tali sepatu agar tidak hanyut kembali. Saya melakukan seorang diri, sebab saya sudah biasa mengambil mayat orang hanyut di sungai ini, sementara warga yang lain masih ada rasa takut,” paparnya.

Pantauan wartawan koran ini, mayat tersebut sudah mulai gembung tetapi belum berbau, dan mayat itu menggunakan celana jeans ponggol warna biru, pakian sudah tidak ada, yang ada hanya pakian dalam. dan kuku tangan serta kakinya masih berwarna merah. Sementara, disekujur tubuh korban terdapat luka gores akibat hantaman batu alam Sungai Bingai. Bahkan, mata disebelah kanan sudah tampak hitam, dan adanya penemuan mayat ini, ratusan warga setempat serta warga lainnya tampak memadati tebing pinggiran Sungai Bingai tepat di lokasi penemuan mayat.

Di sela-sela penemuan korban pengantin wanita tersebut, sejumlah petugas yang sudah berada di tempat, langsung menghubungi pihak keluarga korban, guna memastikan apakah memang benar mayat itu adalah pengantin baru yang dimaksud atu bukan.

Berselang beberapa jam, sejumlah keluarga korban tiba di lokasi. “Iya, itu memang bereku (keponokanku, Red), saya menandainya dari pakaiannya, memakai celana jeans ponggol warna biru, dan baju warna hijau,” ujar M Sianturi, paman korban yang sebelumnya mamio Novalina dan suaminya Advon Nugroho Silaban.
Selanjutnya, mayat korban dievakuasi petugas Polres Binjai dibantu petugas Polsek Binjai Barat ke RSU dr Djoelham Binjai, Jalan Sultan Hasanuddin, Binjai Kota, guna kepentingan visum. “Setelah divisum, kita serahkan kepada keluarga,” ujar AKP Man Purba, Kapolsek Binjai Barat.

Pukul 09.00 WIB, akhirnya keluarga korban membawa jenazah itu ke rumah duka di kampung Advon Nugroho Silaban untuk selanjutnya dimakamakan. “Kami berharap pengantin pria yang masih hilang secepatnya ditemukan. Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah turut membantu menemukan jenazah keluarga kami ini,” ujar M Sianturi sebelum membawa jenazah korban.

Kanit Polsek Sei Bingai, Aiptu Antoni Panjaitan, mengatakan bahwa pihaknya dan Tim Sar masih terus melakukan pencarian jenazah Advon. “Kami terus menyisir Sungai Bingai, guna secepatnya menemukan satu mayat lagi yang belum ditemukan,” ucapnya.

Nova Sirongoringo beserta suaminya Advon Nugroho Silaban serta 9 kerabat lainnya pergi menemui kerabat yang bermukim di Kabupaten Langkat untuk dipio. Usai acara adat digelar, mereka pergi rekreasi ke pantai SB di Langkat. tetapi, peristiwa banjir bandang menewaskan pasangan pengantin baru itu, serta 2 keponakan mereka Randa Sitinjak dan Tito Sitinjak. (btr/dan)

Novalina Magdalena br Siringoringo, Korban Pengantin Wanita yang Gagal Wisuda

Pasangan pengantin baru Advon Nugroho Silaban dan Novalina Magdalena Siringoringo ternyata sudah memperlihatkan tanda kepergiannya. Sepekan setelah menikah, Novalina dan suaminya sengaja menanggalkan cincin pernikahan mereka.

Batara Siddik/R Hamdani, Binjai

Mobil ambulan RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai melaju berlahan menyusuri jalan beraspal di Dusun VI Pulau Gadung Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam. Ambulan itu, menuju kediaman B Silaban orangtuanya Advon Nugroho Silaban (24), Kamis (19/5) pukul 12.34 WIB.

B Silaban dan R Br Sianturi merupakan mertua Novalina Magdalena Siringo-ringo (26) yang sempat dinyatakan hilang dan ditemukan telah meninggal akibat banjir bandang di Pantai Pai atau Batako, Desa Tanjung Putri, Kelurahan Namu Ukur, Kabupaten Langkat, Selasa (17/5) lalu.

Kedatangan jasad mahasiswi Universitas Negeri Medan (Unimed) itu disambut isak tangis keluarga. Apalagi B Silaban dan R BrSianturi kehilangan anak dan menantu sekaligus.

Jasad Novalina Magdalena telah dibungkus dengan plastik sejak di RSUD DR RM Djoelhan Binjai. Tindakan itu, dilakukan untuk melokalisir bau busuk dari jenazah. Sesampai di kediaman B Silaban, jasad Nova dimasukan ke peti mati yang sudah dipesan sebelumnya. Kesediahan makin dalam mengingat usia pernikahann
Advon Nugroho Silaban dan Novalina Magdalena Siringo-ringo baru sepekan. R Br Sianturi mangadung meratap sejadinya dengan bersenandung (mangandung).

“Hape ido maksudmu, boasa dititip ho cicin mi to au, hape naeng laho do hamuna dohot si Advon (ternyata itu maksudmu mu. Pantasan kau titipkan cincin pernikahan kalian sama ku. Rupanya kalian sama si Advon akan pergi selamanya,” andung R br Sinurat yang di kepalanya diikatkan tujung, kain penutup kepala tanda berduka.

Ternyata Novalina sengaja menitipkan cincin pernikahannya kepada mertua perempuannya sebelum pergi ke Langkat untuk dipio (acara adat untuk pengantin baru) karena takut cincin itu terjatuh.

Selain diterima B Silaban dan R BrSianturi, di sana ada orangtua Novalina, St M Siringoringo. Pria yang tercatat sebagai penatua di HKPB Pelikan Perumnas Mandala itu meningap di rumah duka sejak semalam sebelumnya. Tiada sepata kata pun terlontar dari penatua itu, namun air mukanya terlihat sangat berduka. Ditambah lagi jasad menantunya Advon Nugroho Silaban belum ditemukan.

Menurut Bangundia Siregar, kerabat Nova, almarhumah dikenalnya memiliki semangat hidup yang tinggi. Meski telah menikah, Nova tidak pernah menelantarkan pendidikannya di Unimed.

“Bahkan rencananya, Juni mendatang akan mengikuti wisuda dan akan mendapat gelar sarjana pendidikan. Saya bersama istri sudah diundang untuk acara syukurannya,” bilang Bangundia.

Selanjutnya, jasad Nova akan dikebumikan di pemakaman Kristen di Desa Pagar Jari Kecamatan Lubuk Pakam. Dua liang lahat telah dipersiapkan bagi pasangan pengantin baru itu. tetapi karena jasad suaminnya belum ditemukan, terpaksa jasad Nova langsung dikebumikan.

Hanyut 15 Kilometer

Jenazah Novalina Magdalena Siringoringo berhasil ditemukan di Lingkungan III, Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat, atau 15 kilometer dari lokasi bencana di Pantai Pai atau Batako. Jasad Novalina ditemukan warga terapung di tengah aliran Sungai Bingai, dengan posisi terlentang  oleh Meta (25) dengan seorang temannya saat mencuci di aliran Sungai Bingai. Meta tak sengaja melihat sesuatu terapung.

“Apa itu? Boneka apa mayat? Setelah memastikan dengan serius dan benda tersebut semakin dekat dengan kami. Barulah kami ketahui bahwa itu mayat seorang manusia,” tanya Meta kepada temannya.
Setelah mengetahui bahwa itu adalah seorang mayat manusia, Meta dan temannya merasa takut dan langsung berteriak sembari berlari ke darat. “Mayat… mayat… mayat… ada mayat di sungai,” teriak Meta mengulangi ucapannya saat pertama kali ia menemukan mayat tersebut.

Mendengar teriakan Meta dan temannya itu, sejumlah warga langsung kaget dan menuju ke Sungai Bingai, guna memastikan apakah memang benar atau tidak yang dilihat Meta tersebut adalah mayat.

Setelah sejumlah warga pergi ke lokasi yang dimaksud, Mahdan Lubis (45) warga setempat langsung lompat ke Sungai Bingai, setelah mengetahui bawasanya benda itu memang benar mayat seorang manusia. “Saya diberitahu sama teman, bahwa ada mayat di sungai. Untuk itu saya dengan sejumlah warga pergi untuk melihat dan begitu saya lihat, bahwa itu benar mayat. Saya langsung lompat dan menariknya ke pinggir,” ucapnya.

Ketika menarik mayat tersebut, Mahdan mengaku bahwa ia hanya seorang diri, dan ia langsung mengikatnya ke pinggir sungai dengan tali sepatu anaknya yang sudah dipersiapkan dari rumah. “Begitu saya tarik ke pinggir, saya ikat dengan tali sepatu agar tidak hanyut kembali. Saya melakukan seorang diri, sebab saya sudah biasa mengambil mayat orang hanyut di sungai ini, sementara warga yang lain masih ada rasa takut,” paparnya.

Pantauan wartawan koran ini, mayat tersebut sudah mulai gembung tetapi belum berbau, dan mayat itu menggunakan celana jeans ponggol warna biru, pakian sudah tidak ada, yang ada hanya pakian dalam. dan kuku tangan serta kakinya masih berwarna merah. Sementara, disekujur tubuh korban terdapat luka gores akibat hantaman batu alam Sungai Bingai. Bahkan, mata disebelah kanan sudah tampak hitam, dan adanya penemuan mayat ini, ratusan warga setempat serta warga lainnya tampak memadati tebing pinggiran Sungai Bingai tepat di lokasi penemuan mayat.

Di sela-sela penemuan korban pengantin wanita tersebut, sejumlah petugas yang sudah berada di tempat, langsung menghubungi pihak keluarga korban, guna memastikan apakah memang benar mayat itu adalah pengantin baru yang dimaksud atu bukan.

Berselang beberapa jam, sejumlah keluarga korban tiba di lokasi. “Iya, itu memang bereku (keponokanku, Red), saya menandainya dari pakaiannya, memakai celana jeans ponggol warna biru, dan baju warna hijau,” ujar M Sianturi, paman korban yang sebelumnya mamio Novalina dan suaminya Advon Nugroho Silaban.
Selanjutnya, mayat korban dievakuasi petugas Polres Binjai dibantu petugas Polsek Binjai Barat ke RSU dr Djoelham Binjai, Jalan Sultan Hasanuddin, Binjai Kota, guna kepentingan visum. “Setelah divisum, kita serahkan kepada keluarga,” ujar AKP Man Purba, Kapolsek Binjai Barat.

Pukul 09.00 WIB, akhirnya keluarga korban membawa jenazah itu ke rumah duka di kampung Advon Nugroho Silaban untuk selanjutnya dimakamakan. “Kami berharap pengantin pria yang masih hilang secepatnya ditemukan. Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah turut membantu menemukan jenazah keluarga kami ini,” ujar M Sianturi sebelum membawa jenazah korban.

Kanit Polsek Sei Bingai, Aiptu Antoni Panjaitan, mengatakan bahwa pihaknya dan Tim Sar masih terus melakukan pencarian jenazah Advon. “Kami terus menyisir Sungai Bingai, guna secepatnya menemukan satu mayat lagi yang belum ditemukan,” ucapnya.

Nova Sirongoringo beserta suaminya Advon Nugroho Silaban serta 9 kerabat lainnya pergi menemui kerabat yang bermukim di Kabupaten Langkat untuk dipio. Usai acara adat digelar, mereka pergi rekreasi ke pantai SB di Langkat. tetapi, peristiwa banjir bandang menewaskan pasangan pengantin baru itu, serta 2 keponakan mereka Randa Sitinjak dan Tito Sitinjak. (btr/dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/