26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gagal Raih Emas, Garuda Muda Tetap Membanggakan

Andik Vermansyah tak dapat menutupi kesedihannya usai pertandingan antara Timnas Garuda Muda Indonesia dan Timnas Thailand dengan angka tipis 1-0.
Andik Vermansyah tak dapat menutupi kesedihannya usai pertandingan antara Timnas Garuda Muda Indonesia dan Timnas Thailand dengan angka tipis 1-0.

NAYPYITAW — Gagal lagi. Target medali emas di cabang olahraga sepak bola tidak terwujud. Namun, hasil yang diraih Garuda Muda masih tetap membanggakan.

Indonesia U-23 kembali terjungkal di tangan raksasa Asia Tenggara, Thailand pada final sepakbola SEA Games 2013 di Zeyar Thiri Stadium Naypyitaw, Sabtu 21 Desember. Di partai final, anak asuhan Rahmad Darmawan (RD) itu kalah tipis 1-0  akibat gol semata wayang Sarawut Masuk pada menit 22.

Kegagalan meraih medali emas tidak membuat pemain Indonesia mendapat cemoohan. Mereka bahkan mendapat apresiasi dari pelbagai kalangan.

Ketua Badan Tim Nasional (BTN), La Nyalla Mahmud Mattalitti menilai, upaya anak-anak Garuda Muda sudah maksimal. Kekalahan atas Thailand karena memang lawan lebih unggul.

“Jangan menyalahkan pemain atau pelatih. Mereka sudah berjuang maksimal. Seluruh rakyat Indonesia melihat mereka berjibaku hingga jatuh bangun. Hanya memang takdir Tuhan tim sepakbola Indonesia masih harus tetap di posisi runner-up seperti yang lalu,” ungkap La Nyalla usai menonton bareng PSSI di pintu merah GBK Senayan.

La Nyalla mengatakan, torehan runner up ini harus diapresiasi mengingat kita berjuang sebagai tim tamu. SEA Games yang lalu, Indonesia tampil sebagai runner up di rumah sendiri.

Hal yang sama diungkapkan pemerhati olahraga Sulsel, Andi Darussalam Tabussalla. Dia mengatakan, terlepas dari kekalahan yang menyakitkan, kita harus tetap memberi apresiasi dan dan rasa hormat kepada seluruh skuat Indonesia.

“Mereka telah memberikan yang terbaik. Grafik permainan terus meningkat mulai lawan Myanmar, Malaysia dan terakhir Thailand. Organisasi permainan sangat bagus. Kerja sama antarpemain juga demikian,” puji ADS.

Meski demikian, lanjut ADS, harus diakui, Thailand bermain lebih dewasa. Thailand mampu memainkan tempo permainan dan satu kesalahan dilakukan pemain belakang Indonesia yang berakibat gol.

“Selebihnya secara pribadi saya bangga dengan Timnas U-23. Insya Allah akan terus membaik, terutama kepercayaan diri pemain,” ucap Ketua KONI Sulsel ini.

Pada pertandingan malam tadi, Indonesia U-23 tampil kurang kreativitas setelah memasuki sepertiga pertahanan lawan. Thailand juga patut diacungkan jempol. Setelah berhasil unggul di babak pertama, Pasukan Kiaitisuk Senamuang itu dengan pintar memainkan ritme permainan. Hingga wasit meniup peluit, pertandingan berakhir 1-0 bagi keunggulan Thailand.

Dengan hasil ini, Indonesia kembali harus puas meraih medali perak SEA Games. Hasil ini sama seperti saat SEA Games 2011 di Jakarta. (far/bas-yan)

Andik Vermansyah tak dapat menutupi kesedihannya usai pertandingan antara Timnas Garuda Muda Indonesia dan Timnas Thailand dengan angka tipis 1-0.
Andik Vermansyah tak dapat menutupi kesedihannya usai pertandingan antara Timnas Garuda Muda Indonesia dan Timnas Thailand dengan angka tipis 1-0.

NAYPYITAW — Gagal lagi. Target medali emas di cabang olahraga sepak bola tidak terwujud. Namun, hasil yang diraih Garuda Muda masih tetap membanggakan.

Indonesia U-23 kembali terjungkal di tangan raksasa Asia Tenggara, Thailand pada final sepakbola SEA Games 2013 di Zeyar Thiri Stadium Naypyitaw, Sabtu 21 Desember. Di partai final, anak asuhan Rahmad Darmawan (RD) itu kalah tipis 1-0  akibat gol semata wayang Sarawut Masuk pada menit 22.

Kegagalan meraih medali emas tidak membuat pemain Indonesia mendapat cemoohan. Mereka bahkan mendapat apresiasi dari pelbagai kalangan.

Ketua Badan Tim Nasional (BTN), La Nyalla Mahmud Mattalitti menilai, upaya anak-anak Garuda Muda sudah maksimal. Kekalahan atas Thailand karena memang lawan lebih unggul.

“Jangan menyalahkan pemain atau pelatih. Mereka sudah berjuang maksimal. Seluruh rakyat Indonesia melihat mereka berjibaku hingga jatuh bangun. Hanya memang takdir Tuhan tim sepakbola Indonesia masih harus tetap di posisi runner-up seperti yang lalu,” ungkap La Nyalla usai menonton bareng PSSI di pintu merah GBK Senayan.

La Nyalla mengatakan, torehan runner up ini harus diapresiasi mengingat kita berjuang sebagai tim tamu. SEA Games yang lalu, Indonesia tampil sebagai runner up di rumah sendiri.

Hal yang sama diungkapkan pemerhati olahraga Sulsel, Andi Darussalam Tabussalla. Dia mengatakan, terlepas dari kekalahan yang menyakitkan, kita harus tetap memberi apresiasi dan dan rasa hormat kepada seluruh skuat Indonesia.

“Mereka telah memberikan yang terbaik. Grafik permainan terus meningkat mulai lawan Myanmar, Malaysia dan terakhir Thailand. Organisasi permainan sangat bagus. Kerja sama antarpemain juga demikian,” puji ADS.

Meski demikian, lanjut ADS, harus diakui, Thailand bermain lebih dewasa. Thailand mampu memainkan tempo permainan dan satu kesalahan dilakukan pemain belakang Indonesia yang berakibat gol.

“Selebihnya secara pribadi saya bangga dengan Timnas U-23. Insya Allah akan terus membaik, terutama kepercayaan diri pemain,” ucap Ketua KONI Sulsel ini.

Pada pertandingan malam tadi, Indonesia U-23 tampil kurang kreativitas setelah memasuki sepertiga pertahanan lawan. Thailand juga patut diacungkan jempol. Setelah berhasil unggul di babak pertama, Pasukan Kiaitisuk Senamuang itu dengan pintar memainkan ritme permainan. Hingga wasit meniup peluit, pertandingan berakhir 1-0 bagi keunggulan Thailand.

Dengan hasil ini, Indonesia kembali harus puas meraih medali perak SEA Games. Hasil ini sama seperti saat SEA Games 2011 di Jakarta. (far/bas-yan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/