NAMAN TERAN- Peningkatan aktivitas Gunung Sinabung makin tajam. Hingga Sabtu ( 4/1), pukul 18.00 WIB tercatat 52 kali gunung ini mengalami erupsi dengan material debu vulkanik dan awan panas. Ancaman pun bertambah besar, tatkala awan panas telah menyentuh jarak luncuran hingga 4,5 km dari kawah aktif.
Informasi yang diperoleh dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jalan Kiras Bangun, Gang Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, kolom debu dan jauhnya awan panas pada setiap erupsi yang terjadi pada Sabtu (4/1) sejak pukul 00.00 WIB hingga petang sangat bervariasi.
Menurut petugas di Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Windy Cahya, jarak terjauh awan panas berlangsung pukul 11.20 WIB menuju arah Selatan dan Tenggara gunung dengan arah angina bergerak ke Barat Daya.
“Ini merupakan rekor awan panas terjauh selama ini di Sinabung, kita terus amati dan minta warga berhati-hati,” ujar Windy.
Tingginya aktivitas Sinabung juga mempengaruhi perubahan bentuk dari Sinabung. Ini, sambung Windy, secara signifikan terlihat di puncaknya. Namun, sebagai petugas pemantau, mereka hanya merekomendasi, sedangkan yang menyangkut kontijensi dari Sinabung belum bisa dipublikasikan.
“Kita belum bisa memberitahukan hal itu (kemungkinan terburuk), yang pasti dapat terjadi jarak luncuran awan panas bertambah sesuai dengan kekuatan letusan. Hingga kini belum ada penambahan radius zona merah, masih tetap di 5 km,” ucapnya.
Sementara itu, Desa Bekerah dan Simacem yang berjarak sekitar 3 km dari kawah aktif Sinabung secara utuh keadaannya masih berubah ubah. Hal ini sebut Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, (Letkol) Kav Prince Meyer Putong Sabtu (4/1) petang melalui sambungan selulernya mengatakan kalau kedua Desa itu saat ini menjadi titik paling rawan.
“Kita belum mendapat informasi mengenai kedua desa tersebut, karena kondisi erupsi dan luncuran awan panas masih terus berlangsung dan dapat membahayakan jika kita mengirim tim untuk mengecek kesana,” tegasnya.
Dalam erupsi dengan jumlah mencapai puluhan kali akhir pekan kemarin juga didapati adanya hujan kerikil di sekitar kawasan Tiga Pancur. Hal ini pun diakui oleh Camat Payung, Toni Sembiring. Menurutnya akibat hujan kerikil bercampur Lumpur itu telah menyebabkan ruas jalan Simpang Empat-Tiga Nderket antara Simpang Sibintun hingga Panoroma, Kecamatan Simpang Empat, tertutup dan tak bisa dilalui.
Hingga untuk tiba di Simpang Empat ataupun Kabanjahe, mereka terpaksa memutar arah melalui jalan alternative Simpang Singgamanik Kecamatan Munte. Walau menyita waktu lebih lama, jalan ini merupakan satu satunya alternatif untuk tiba di Kabanjahe, sementara ruas jalan alternatif Berastepu-Simpang Empat juga tertimbun Lumpur.
Sebagaimana terpantau erupsi beruntun Sinabung memperlihatkan langit di arah Barat-Barat Daya memerah. Beberapa titik lokasi ruang terbuka yang dapat memantau erupsi dan luncuran awan panas terlihat di padati warga, seperti di sekitar Desa Perteguhen dan Tiga Pancur, kawasan hutan yang menjadi jalur luncuran awan panas sudah terbakar dan kian melebar.
Kondisi ini pun membuat jumlah pengungsi korban bencana erupsi gunung Sinabung sampai Sabtu (4/1) berdasarkan data dari Media Center berjumlah 20.491 jiwa atau 6.387 kk.Data ini diperoleh dengan adanya pertambahan angka pengungsi dari Desa Tanjung Merawa, Kecamatan Tiganderket yang kini ditempatkan di Los Desa Siabang-abang, Kecamatan Kuta Buluh.
Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo dalam keterangan resminya, Sabtu (4/1) menyebutkan bahwa suplai magma dari dalam dan pertumbuhan kubah lava masih berlangsung.
“Meningkatnya ancaman awan panas tersebut maka 2 desa yaitu Desa Jerawa dan Desa Pintu Besi yang berada 6,5 km tenggara dari kawah pada Jumat (3/1) telah diungsikan. Sebab kedua desa tersebut berada di jalur awan panas,” jelas Sutopo.
Jumlah pengungsi hingga saat ini mecapai 20.331 jiwa (6.336 KK) di dan ada di 32 titik. Dengan kondisi aktivitas gunungapi yang terus meningkat, kata Sutopo maka rencana kontinjensi dengan skenario terburuk perlu dimatangkan.
Katanya, Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memerintahkan semua kementerian atau lembaga, BPBD Sumatera Utara, Pemda Karo dan semua yang terlibat menyiapkan langkah-langkah antisipasinya.
“Belajar dari pengalaman erupsi Gunung Merapi 2010, dimana peningkatan aktivitas gunung kemudian diikuti dengan penetapan radius evakuasi dari 5 km kemudian 10 km, 15 km dan 20 km. Semua kesiapan yang menyangkut penanganan pengungsi perlu disiapkan dengan baik,” jelasnya.
Masa tanggap darurat erupsi Sinabung telah diperpanjang menjadi 5-18 Januari 2014. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan pemerintah. (smg)