30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kata Prabowo, Survei Kompas Sering Salah

 Kata Prabowo, Survei Kompas Sering Salah

Kata Prabowo, Survei Kompas Sering Salah

JAKARTA-Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan tidak percaya hasil survei yang dilakukan Kompas.

Menurut dia, semua hasil survei bisa dibayar dan ditentukan oleh pihak yang berkepentingan.

Hal itu dikatakan Prabowo menanggapi hasil survei Kompas yang menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selalu teratas dan tak terkejar kandidat lain, termasuk oleh dirinya yang selalu berada di posisi kedua.

Survei ketiga yang digelar Kompas pada Desember 2013 meletakkan dukungan ke Prabowo makin jauh di bawah perolehan dukungan untuknya pada Juni 2013 (15,1 persen). Pada Desember 2013, Prabowo hanya mencatatkan dukungan 11,1 persen responden.

“Masak negara ini ditentukan oleh survei? Survei kan bisa dibayar. Dan juga kalau dipelajari, Balitbang Kompas juga sejarahnya banyak error (kesalahan),” ungkap Probowo usai diskusi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah di Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu, (8/1/2013)

“Jangankan survei, apa saja bisa dibeli di republik kita ini,” sambung Prabowo.

Menurutnya, yang terpenting untuk membangun negara Indonesia adalah proses demokrasi yang matang, sehingga masyarakat bisa memilih pemimpin yang tegas dan peduli dengan nasib bangsa.

“Bukan tukang survei yang memilih, yang penting demokrasi, yang penting rakyat memilih.  Saya kira itu saja dari saya. Kita lihat saja nanti,” tegasnya. [rmol/SMG]

 Kata Prabowo, Survei Kompas Sering Salah

Kata Prabowo, Survei Kompas Sering Salah

JAKARTA-Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan tidak percaya hasil survei yang dilakukan Kompas.

Menurut dia, semua hasil survei bisa dibayar dan ditentukan oleh pihak yang berkepentingan.

Hal itu dikatakan Prabowo menanggapi hasil survei Kompas yang menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selalu teratas dan tak terkejar kandidat lain, termasuk oleh dirinya yang selalu berada di posisi kedua.

Survei ketiga yang digelar Kompas pada Desember 2013 meletakkan dukungan ke Prabowo makin jauh di bawah perolehan dukungan untuknya pada Juni 2013 (15,1 persen). Pada Desember 2013, Prabowo hanya mencatatkan dukungan 11,1 persen responden.

“Masak negara ini ditentukan oleh survei? Survei kan bisa dibayar. Dan juga kalau dipelajari, Balitbang Kompas juga sejarahnya banyak error (kesalahan),” ungkap Probowo usai diskusi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah di Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu, (8/1/2013)

“Jangankan survei, apa saja bisa dibeli di republik kita ini,” sambung Prabowo.

Menurutnya, yang terpenting untuk membangun negara Indonesia adalah proses demokrasi yang matang, sehingga masyarakat bisa memilih pemimpin yang tegas dan peduli dengan nasib bangsa.

“Bukan tukang survei yang memilih, yang penting demokrasi, yang penting rakyat memilih.  Saya kira itu saja dari saya. Kita lihat saja nanti,” tegasnya. [rmol/SMG]

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/