Pengalaman Hamba Tuhan Mengabarkan Keselamatan di Pamena, Langkat
Tuhan mencintai semua bangsa. Dia tidak pernah pandang warna kulit. Karena kasihnya Dia mengutus seorang etnis Tamil untuk melayani ke sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut). Diantaranya adalah Pdt Andreas yang saat ini melayani di Gereja Kristen Protestan Anugerah, Medan dan bekerjasama dalam pelayanan dengan Pastor Surya Kumar, Pimpinan Maranatha Christian Assembly Etnis Tamil di Medan.
Saat ditemui dalam sebuah acara pemberkatan di Medan, belum lama ini, Pdt Andreas yang melayani sekitar tahun 1979 ini mengatakan banyak suka dan duka yang dialaminya dalam penginjilan tersebut.
“Pelayanan misi kami bernama Soul Meaning Ministry (Pelayanan Menangkan Jiwa) untuk melayani orang-orang yang belum mengenal Kristus. Pengalaman yang menantang dalam pelayanan ketika dicobai sejumlah warga yang masih menganut kepercayaan “Pemena” di Marike kawasan Bahorok, persis berada di sekitar hutan Kawasan Ekosistem Leuser, Langkat sekitar tahun 1979. Warga disana mayoritas dihuni masyarakat suku Karo. Pelayanan tersebut bersama Pdt Jhon Tampubolon, Pdt Colia Sembiring, Pdt Tambun dan Pdt Andreas,” tutur Pdt Andreas.
Dalam pelayanan, warga di sana mengancam dan menyuruh kami pulang. “Pulang saja, kalau nggak nanti namamu saja yang pulang. Kami sudah punya kepercayaan, jadi tak perlu kamu sampaikan kepercayaanmu,” kata pendeta tersebut menirukan ucapan warga.
Setelah itu ada serangan mistik dan kuasa gelap. “Mata saya diselimuti sesuatu yang gelap dan pandangan jadi kabur. Saya berdoa dan mohon pertolongan, ‘Tuhan, bila kamu yang utus aku ke tempat ini, tolong lepaskan aku dari ikatan kuasa kegelapan ini’.”
Mukjizat pun terjadi, pemandangan Pdt Andreas menjadi terang kembali dan bersama tim penginjilan dilepaskan dari serangan kuasa kegelapan. Lalu seorang warga Pemena mendekat dan berkata, “Kamu ini dukun besar ya, koq bisa melepaskan ikatan itu dari saya?”
Pertanyaan itu dijawab, “Nggak pak, saya bukan dukun tapi penginjil yang diiutus Tuhan Yesus untuk memberitakan berita keselamatan untuk mereka yang belum menerima Dia sebagai Juruselamatnya.”
Saat itu warga tersebut terdiam dan temannya yang lain mulai mempercayai Yesus yang telah menyatakan mukjizat di hadapannya mereka.
Tidak hanya sampai di situ, percobaan pelayanan berlanjut. Kali ini seorang dukun besar kembali mencobai dengan cara yang sama dalam sebuah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di perkampungan masyarakat Pemena. Tapi ketika tim berdoa pada Tuhan, dukun itu pun jatuh pingsan dan kebaktian terus berlangsung dengan damai. Dicobai oleh dukun tidak hanya sampai disitu, tim Soul Meaning Ministry juga pernah dicobai beberapa kali di sejumlah wilayah di Sumut.
Tapi bibit penginjilan yang pernah disampaikan tidaklah pernah sia-sia, saat ini warga Pemena sudah banyak yang menerima Yesus sebagai juruselamatnya. Di kawasan itu sudah banyak berdiri gereja dan penginjilan untuk masyarakat disana terus dilakukan.
Siapa Pdt Andreas? Ayah dari 5 anak dan 4 cucu ini lahir di Tapak Tuan, 1 Januari 1951. Putra keempar dari 9 bersaudara anak Akhmed Wirandi dan Nilawati ini menerima Yesus sekitar tahun 1963. Nama Pdt Andreas diberikan oleh seorang Hamba Tuhan yang bernama Frist Sianturi yang merupakan teman dekat pamannya. Dalam keluarganya, hanya Pdt Andreas yang menjadi Hamba Tuhan. Dan mempercayai Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya diikuti pula oleh keluarganya yang lain. Adik perempuannya bernama Zainab akhirnya menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya setelah menerima mukjizat kesembuhan dari kanker rahim pada 2002. (rahel sukatendel)