26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sinabung Tak Tidur

KARO, SUMUTPOS.CO – Dalam dua terakhir Gunung Sinabung terkesan istirahat. Tak ada erupsi yang berarti. Namun jangan salah sangka, diamnya Sinabung ternyata bukan untuk disepelekan. Sinabung tidak tidur, dia terus bekerja dan seperti mengumpulkan kekuatan untuk dimuntahkan.

AWAN PANAS: Erupsi Sinabung yang mengeluarkan awan panas, belum lama ini.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
AWAN PANAS: Erupsi Sinabung yang mengeluarkan awan panas, belum lama ini.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

“Meskipun dua hari ini tidak ada erupsi yang terjadi, namun aktivitas kegempaan Sinabung masih tinggi. Pembentukan kubah lava di puncak gunung juga masih terus berlangsung, hal itu menyebabkan guguran lava masih terus terjadi,” ujar anggota Tim Tanggap Darurat yang bertugas di Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Fery Rusmawan,  kemarin.

Dikatakannya, hingga saat ini Sinabung belum memperlihatkan penurunan aktivitas, potensi untuk erupsi masih tinggi. “Sampai saat ini jangkauan terjauh dari awan panas mencapai 4, 5 km mengarah ke Tenggara – Selatan. Sedangkan, guguran lava pijar dari kubah 1.000-2.500 m,” ucapnya.

Dia menambhakan, terus bertambahnya jumlah pengungsi korban bencana erupsi Sinabung disebabkan sebaran debu vulkanik pada saat erupsi dan bergerak seiring dengan arah angin. “Sampai saat ini rekomendasi kita masih tetap 5 km, material yang dimuntahkan dapat berdampak pada terganggunya kesehatan serta merusak tanam-tanaman warga yang berada di kawasan sekitar gunung,” jelasnya.

Pertumbuhan kubah lava semakin intensif dan dapat berpotensi awan panas yang disertai longsoran dinding kawah ke arah Tenggara dan Timur. Potensi longsor di lereng Utara (Lau Kawar) dan di sekitar puncak sebelah Selatan – Tenggara – Timur masih tinggi pemicunya karena terdapat lubang tembusan fumarola baru serta terdapat retakan retakan yang memotong dinding kawah.

Selain itu, potensi lahar dingin (lahar hujan) juga masih tinggi yang berasal dari endapan debu/material erupsi dan curah hujan yang tinggi. Lahar dingin berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di puncak Sinabung. “Mengingat masih tingginya aktivitas vulkanologi dari Sinabung sampai saat ini kita masih rekomendasikan kepada masyarakat serta pengunjung agar tidak melakukan aktivitas pada radius 5 km dari kawah Sinabung. Sehubungan dengan tingginya curah hujan maka masyarakat yang bermukim di hulu-hulu sungai agar tetap waspada akan lahar dingin” jelasnya.

Data yang diperoleh dari Humas Tanggap Darurat Penanganan Bencana erupsi Sinabung hingga Minggu (19/1) pengungsi korban bencana erupsi Sinabung berjumlah 28.271 jiwa atau 8.873 kk yang bertempat di 42 titik posko pengungsian, 41 di Kabupaten Karo dan 1 di Desa Telagah, Kabupaten Langkat.

Wagubsu Tinjau Kesiapan Kedatangan Presiden SBY

Di sisi lain, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Tengku Erry Nuradi, melakukan tinjuan ke sejumlah lokasi penampungan pengungsi bencana Gunung Sinabung di Kota Kabanjahe, Minggu (19/1). Tinjuan tersebut dimaksudkan guna memastikan kesiapan dalam menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke lokasi penampungan pengungsi.

Wagubsu bersama isteri Evy Diana Erry didampingi Bupati Karo dan Kena Ukur Karo Jambi dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Asren Nasution, pertama kali meninjau posko utama Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung di halaman Kantor DPRD Kabupaten Karo, Jalan Veteran, Kabanjahe.

Dalam kunjungannya, Erry secara simbolik menyerahkan bantuan bahan pangan dan selimut dari PT Pertamina (Persero) Marketing Region I Sumbagut dan Persaudaraan Muda Mudi Vihara Borobudur Medan kepada BPBD Sumut. Selain itu, Wagubsu dan rombongan juga meninjau Masjid Taqwa Muhammadiyah di Jalan Masjid, Kabanjahe. Di lokasi ini, Erry menyempatkan diri melakukan dialog sekaligus menggali keluhan dan kebutuhan para pengungsi. Rombongan selanjutnya bergerak ke Posko Pengungsian Paroki di lingkungan Gereja St Petrus dan Paulus di Jalan Nubung Surbakti, Kabanjahe, salah satu lokasi yang nantinya dikunjungi Presiden SBY.

“Saya besok (hari ini, Red) berangkat ke Jakarta untuk melaporkan kondisi terkini dampak erupsi Gunung Sinabung sekaligus berkoordinasi terkait rencana kedatangan Bapak Presiden ke lokasi penampungan pengungsi,” sebut Erry.

Dari Jakarta, DPR dalam waktu dekat akan melakukan perubahan anggaran dana cadangan yang bisa digunakan Kementerian Pertanian untuk pemulihan lahan pertanian yang terdampak letusan Gunung Sinabung.

Selama ini, anggaran pemulihan lahan pertanian hanya disediakan untuk gagal panen. Dalam perubahan nanti, akan dianggarkan juga untuk lahan pertanian yang hancur akibat bencana letusan Sinabung.

Dasar penganggaran adalah UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan Pemberdayaan Petani, yang mewajibkan pemerintah untuk mengganti potensi kerugian gagal tanam ataupun gagal panen.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron menyebutkan, luas lahan pertanian di sekitar Sinabung seluas 25 ribu hektare. Angka ini berdasarkan inventarisasi yang dilakukan Komisi IV DPR saat berkunjung ke kawasan Sinabung beberapa waktu lalu.

“Sebagian besar adalah lahan pertanian, sebagiannya lagi lahan kehutanan. Jadi untuk lahan kehutanan kami sudah koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Karo,” kata Herman Khaeron di Jakarta, kemarin.

Dia mengakui, sebelumnya DPR tidak pernah menduga bencana erupsi Sinabung berdampak di sektor pertanian hingga separah itu. Mengenai besaran anggaran yang disiapkan, dia mengaku belum bisa menyebutkan. Yang jelas, lanjutnya, diusahakan agar cukup untuk penanganan lahan seluas 25 ribu hektare.

Sebagai gambaran, untuk dana cadangan pangan tahun 2012 dan 2013 sekitar Rp300 miliar per tahun. “Yang terkena dampak sebagian besar adalah kawasan pertanian hortikultura dan ada beberapa kawasan kehutanan yang itu nanti akan di-recovery oleh pihak Kehutanan,” jelas anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu.

Dia juga menyebutkan, Kementerian Pertanian telah membentuk Satuan Tugas yang dipimpin oleh Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanudin Ibrahim. “Jadi saya kira jangan khawatir, pemerintah pusat telah memberi perhatian khusus,” ujarnya. (riz/smg/rud/sam/rbb)

KARO, SUMUTPOS.CO – Dalam dua terakhir Gunung Sinabung terkesan istirahat. Tak ada erupsi yang berarti. Namun jangan salah sangka, diamnya Sinabung ternyata bukan untuk disepelekan. Sinabung tidak tidur, dia terus bekerja dan seperti mengumpulkan kekuatan untuk dimuntahkan.

AWAN PANAS: Erupsi Sinabung yang mengeluarkan awan panas, belum lama ini.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
AWAN PANAS: Erupsi Sinabung yang mengeluarkan awan panas, belum lama ini.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

“Meskipun dua hari ini tidak ada erupsi yang terjadi, namun aktivitas kegempaan Sinabung masih tinggi. Pembentukan kubah lava di puncak gunung juga masih terus berlangsung, hal itu menyebabkan guguran lava masih terus terjadi,” ujar anggota Tim Tanggap Darurat yang bertugas di Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Fery Rusmawan,  kemarin.

Dikatakannya, hingga saat ini Sinabung belum memperlihatkan penurunan aktivitas, potensi untuk erupsi masih tinggi. “Sampai saat ini jangkauan terjauh dari awan panas mencapai 4, 5 km mengarah ke Tenggara – Selatan. Sedangkan, guguran lava pijar dari kubah 1.000-2.500 m,” ucapnya.

Dia menambhakan, terus bertambahnya jumlah pengungsi korban bencana erupsi Sinabung disebabkan sebaran debu vulkanik pada saat erupsi dan bergerak seiring dengan arah angin. “Sampai saat ini rekomendasi kita masih tetap 5 km, material yang dimuntahkan dapat berdampak pada terganggunya kesehatan serta merusak tanam-tanaman warga yang berada di kawasan sekitar gunung,” jelasnya.

Pertumbuhan kubah lava semakin intensif dan dapat berpotensi awan panas yang disertai longsoran dinding kawah ke arah Tenggara dan Timur. Potensi longsor di lereng Utara (Lau Kawar) dan di sekitar puncak sebelah Selatan – Tenggara – Timur masih tinggi pemicunya karena terdapat lubang tembusan fumarola baru serta terdapat retakan retakan yang memotong dinding kawah.

Selain itu, potensi lahar dingin (lahar hujan) juga masih tinggi yang berasal dari endapan debu/material erupsi dan curah hujan yang tinggi. Lahar dingin berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di puncak Sinabung. “Mengingat masih tingginya aktivitas vulkanologi dari Sinabung sampai saat ini kita masih rekomendasikan kepada masyarakat serta pengunjung agar tidak melakukan aktivitas pada radius 5 km dari kawah Sinabung. Sehubungan dengan tingginya curah hujan maka masyarakat yang bermukim di hulu-hulu sungai agar tetap waspada akan lahar dingin” jelasnya.

Data yang diperoleh dari Humas Tanggap Darurat Penanganan Bencana erupsi Sinabung hingga Minggu (19/1) pengungsi korban bencana erupsi Sinabung berjumlah 28.271 jiwa atau 8.873 kk yang bertempat di 42 titik posko pengungsian, 41 di Kabupaten Karo dan 1 di Desa Telagah, Kabupaten Langkat.

Wagubsu Tinjau Kesiapan Kedatangan Presiden SBY

Di sisi lain, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Tengku Erry Nuradi, melakukan tinjuan ke sejumlah lokasi penampungan pengungsi bencana Gunung Sinabung di Kota Kabanjahe, Minggu (19/1). Tinjuan tersebut dimaksudkan guna memastikan kesiapan dalam menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke lokasi penampungan pengungsi.

Wagubsu bersama isteri Evy Diana Erry didampingi Bupati Karo dan Kena Ukur Karo Jambi dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Asren Nasution, pertama kali meninjau posko utama Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung di halaman Kantor DPRD Kabupaten Karo, Jalan Veteran, Kabanjahe.

Dalam kunjungannya, Erry secara simbolik menyerahkan bantuan bahan pangan dan selimut dari PT Pertamina (Persero) Marketing Region I Sumbagut dan Persaudaraan Muda Mudi Vihara Borobudur Medan kepada BPBD Sumut. Selain itu, Wagubsu dan rombongan juga meninjau Masjid Taqwa Muhammadiyah di Jalan Masjid, Kabanjahe. Di lokasi ini, Erry menyempatkan diri melakukan dialog sekaligus menggali keluhan dan kebutuhan para pengungsi. Rombongan selanjutnya bergerak ke Posko Pengungsian Paroki di lingkungan Gereja St Petrus dan Paulus di Jalan Nubung Surbakti, Kabanjahe, salah satu lokasi yang nantinya dikunjungi Presiden SBY.

“Saya besok (hari ini, Red) berangkat ke Jakarta untuk melaporkan kondisi terkini dampak erupsi Gunung Sinabung sekaligus berkoordinasi terkait rencana kedatangan Bapak Presiden ke lokasi penampungan pengungsi,” sebut Erry.

Dari Jakarta, DPR dalam waktu dekat akan melakukan perubahan anggaran dana cadangan yang bisa digunakan Kementerian Pertanian untuk pemulihan lahan pertanian yang terdampak letusan Gunung Sinabung.

Selama ini, anggaran pemulihan lahan pertanian hanya disediakan untuk gagal panen. Dalam perubahan nanti, akan dianggarkan juga untuk lahan pertanian yang hancur akibat bencana letusan Sinabung.

Dasar penganggaran adalah UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan Pemberdayaan Petani, yang mewajibkan pemerintah untuk mengganti potensi kerugian gagal tanam ataupun gagal panen.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron menyebutkan, luas lahan pertanian di sekitar Sinabung seluas 25 ribu hektare. Angka ini berdasarkan inventarisasi yang dilakukan Komisi IV DPR saat berkunjung ke kawasan Sinabung beberapa waktu lalu.

“Sebagian besar adalah lahan pertanian, sebagiannya lagi lahan kehutanan. Jadi untuk lahan kehutanan kami sudah koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Karo,” kata Herman Khaeron di Jakarta, kemarin.

Dia mengakui, sebelumnya DPR tidak pernah menduga bencana erupsi Sinabung berdampak di sektor pertanian hingga separah itu. Mengenai besaran anggaran yang disiapkan, dia mengaku belum bisa menyebutkan. Yang jelas, lanjutnya, diusahakan agar cukup untuk penanganan lahan seluas 25 ribu hektare.

Sebagai gambaran, untuk dana cadangan pangan tahun 2012 dan 2013 sekitar Rp300 miliar per tahun. “Yang terkena dampak sebagian besar adalah kawasan pertanian hortikultura dan ada beberapa kawasan kehutanan yang itu nanti akan di-recovery oleh pihak Kehutanan,” jelas anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu.

Dia juga menyebutkan, Kementerian Pertanian telah membentuk Satuan Tugas yang dipimpin oleh Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanudin Ibrahim. “Jadi saya kira jangan khawatir, pemerintah pusat telah memberi perhatian khusus,” ujarnya. (riz/smg/rud/sam/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/