26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Suami Tewas Dianiaya, Istri Lolos dari Maut

 Rumah korban di tengah persawahan Desa Manunggang Julu, Rabu (22/1). (Foto: Oryza Pasaribu)

Rumah korban di tengah persawahan Desa Manunggang Julu, Rabu (22/1). (Foto: Oryza Pasaribu)

SIDIMPUAN,SUMUTPOS.CO- – Amas Harahap (68) menghembuskan nafas terakhir di RSUD Psp, Rabu (22/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelumnya atau sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, ia dianiaya orang tidak dikenal di sekitar kediamannya di Manunggang Julu, Kecamatan Psp Tenggara. Sedangkan istri korban, Surfaida (54), lolos dari amukan pria itu.

Informasi yang dihimpun METRO dari beberapa warga sekitar tempat kejadian, dini hari, istri korban, Surfaida mendatangi rumah seorang warga dan meminta pertolongan. Dalam kondisi panik dan ketakutan, ia mengatakan suaminya sedang dianiaya seseorang.

“Dini hari tadi (kemarin) sekitar pukul 01.30, istri korban mendatangi kediaman saya. Ia mengetuk-ngetuk pintu. Dan bilang suaminya dianiaya orang yang tidak dikenalnya. Selanjutnya, saya melaporkan kepada pihak keluarganya di Pijorkoling,” terang Anhas (28), salah seorang warga yang jarak rumahnya dengan rumah korban berkisar 200 meter.

Anhas menambahkan, saat kejadian itu, ia berniat melihat korban yang saat itu masih berada di sekitar kediaman mereka yang tidak jauh dari pemukiman dan tidak ada penerangan listrik sama sekali. “Saya sempat berniat untuk melihat langsung kondisi korban waktu itu. Namun, karena menurut istrinya, pelaku masih berada di sana, saya tidak berani, apalagi kondisi tempatnya yang gelap,” jelas Anhas lagi.

Hal senada disampaikan Marwan (35). Menurut cerita yang ia dapat dari istri korban, saat itu sekitar pukul 01.00 WIB, ia dan sedang beristirahat. Tiba-tiba dari arah luar, ada seseorang yang diduga hendak membakar rumah mereka. Mendengar itu, korban  langsung ke luar dan berusaha untuk memadamkan api.

Nah, saat korban hendak mengambil air ke bondar (parit kecil, red) yang berjarak sekira 10 meter dari rumahnya, tiba-tiba Surfaida mendengar jeritan suaminya minta tolong. Lalu, ia ke luar rumah. Saat itu lah ia melihat seorang pria dengan postur tubuh tinggi besar enganiaya suaminya dengan menggunakan indalu (alat penumbuk losung, red).

“Nantulang (istri korban, red) itu juga mengaku kalau sempat dicekik oleh pelaku. Namun, berhasil melepaskan diri kemudian berlari sekaligus meminta pertolongan kepada warga sekitar. Sampai saat ini, kami belum mengetahui siapa pelakunya, karena belum ada tanda-tanda. Keluarga pun masih dalam keadaan berduka,” sambungnya lagi.

Amir (40), Lurah Pijorkoling juga menceritakan kepada METRO (GRUP SUMUTPOS.CO). Katanya, saat kejadian itu, ia dihubungi warganya dan mengabarkan ada kejadian percobaan pembunuhan di Desa Manunggang Julu. Mendengar itu, ia pun langsung menghubungi pihak yang berwajib dan membawa korban ke RSUD Kota Psp.

“Memang sebelumnya, korban sempat lama berada di sana, karena tidak ada seorang pun yang berani membawanya. Sekitar pukul 03.30 WIB, baru pihak kepolisian datang dan membawa korban rumah sakit. Saat itu kondisinya sudah tidak sadarkan diri dengan luka pada bagian kepala belakangnya,” jelas lurah. Sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi, korban menghembuskan nafas terakhir setelah mendapat perawatan di ICU RSUD Kota Psp. “Saya satu malaman menjaga korban di rumah sakit. Dan, pagi sekitar pukul 10. 00 WIB, korban akhirnya meninggal dunia, akibat pendarahan di bagian kepala belakang,” ujar Amir.

“Kita berharap petugas dapat segera mengungkapnya, begitu juga dengan keluarga korban yang ditinggalkan untuk dapat lebih tabah dan bersabar menghadapinya. Untuk korban sendiri, baru sore, sekitar pukul 18.00 kita kebumikan di pemakaman Pijorkoling,” tambahnya lagi. Sementara itu, Kapolres Kota Psp AKBP Budi Hariyanto melalui Kasat Reskrim AKP DB Diriono Sihotang  menjelaskan, Rabu (22/1) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, mendapat informasi telah terjadi penganiayaan di Manunggang Julu.

Mendapat informasi tersebut, petugas yang berjaga langsung turun ke TKP, lalu membawa korban ke Rumah Sakit. “Ya, pagi dini hari tadi kejadiannya, dan pagi sekitar pukul 10.00 WIB diketahui meninggal. Sampai kini kita masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan untuk dapat mengungkap pelakunya,” ujar Sihotang.

“Keadaan masih berduka, dan sampai saat ini petugas masih berada di lapangan untuk mencari informasi. Mudah-mudahan secepatnya segera kita ungkap,” tegasnya. (yza/bsl)

 Rumah korban di tengah persawahan Desa Manunggang Julu, Rabu (22/1). (Foto: Oryza Pasaribu)

Rumah korban di tengah persawahan Desa Manunggang Julu, Rabu (22/1). (Foto: Oryza Pasaribu)

SIDIMPUAN,SUMUTPOS.CO- – Amas Harahap (68) menghembuskan nafas terakhir di RSUD Psp, Rabu (22/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelumnya atau sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, ia dianiaya orang tidak dikenal di sekitar kediamannya di Manunggang Julu, Kecamatan Psp Tenggara. Sedangkan istri korban, Surfaida (54), lolos dari amukan pria itu.

Informasi yang dihimpun METRO dari beberapa warga sekitar tempat kejadian, dini hari, istri korban, Surfaida mendatangi rumah seorang warga dan meminta pertolongan. Dalam kondisi panik dan ketakutan, ia mengatakan suaminya sedang dianiaya seseorang.

“Dini hari tadi (kemarin) sekitar pukul 01.30, istri korban mendatangi kediaman saya. Ia mengetuk-ngetuk pintu. Dan bilang suaminya dianiaya orang yang tidak dikenalnya. Selanjutnya, saya melaporkan kepada pihak keluarganya di Pijorkoling,” terang Anhas (28), salah seorang warga yang jarak rumahnya dengan rumah korban berkisar 200 meter.

Anhas menambahkan, saat kejadian itu, ia berniat melihat korban yang saat itu masih berada di sekitar kediaman mereka yang tidak jauh dari pemukiman dan tidak ada penerangan listrik sama sekali. “Saya sempat berniat untuk melihat langsung kondisi korban waktu itu. Namun, karena menurut istrinya, pelaku masih berada di sana, saya tidak berani, apalagi kondisi tempatnya yang gelap,” jelas Anhas lagi.

Hal senada disampaikan Marwan (35). Menurut cerita yang ia dapat dari istri korban, saat itu sekitar pukul 01.00 WIB, ia dan sedang beristirahat. Tiba-tiba dari arah luar, ada seseorang yang diduga hendak membakar rumah mereka. Mendengar itu, korban  langsung ke luar dan berusaha untuk memadamkan api.

Nah, saat korban hendak mengambil air ke bondar (parit kecil, red) yang berjarak sekira 10 meter dari rumahnya, tiba-tiba Surfaida mendengar jeritan suaminya minta tolong. Lalu, ia ke luar rumah. Saat itu lah ia melihat seorang pria dengan postur tubuh tinggi besar enganiaya suaminya dengan menggunakan indalu (alat penumbuk losung, red).

“Nantulang (istri korban, red) itu juga mengaku kalau sempat dicekik oleh pelaku. Namun, berhasil melepaskan diri kemudian berlari sekaligus meminta pertolongan kepada warga sekitar. Sampai saat ini, kami belum mengetahui siapa pelakunya, karena belum ada tanda-tanda. Keluarga pun masih dalam keadaan berduka,” sambungnya lagi.

Amir (40), Lurah Pijorkoling juga menceritakan kepada METRO (GRUP SUMUTPOS.CO). Katanya, saat kejadian itu, ia dihubungi warganya dan mengabarkan ada kejadian percobaan pembunuhan di Desa Manunggang Julu. Mendengar itu, ia pun langsung menghubungi pihak yang berwajib dan membawa korban ke RSUD Kota Psp.

“Memang sebelumnya, korban sempat lama berada di sana, karena tidak ada seorang pun yang berani membawanya. Sekitar pukul 03.30 WIB, baru pihak kepolisian datang dan membawa korban rumah sakit. Saat itu kondisinya sudah tidak sadarkan diri dengan luka pada bagian kepala belakangnya,” jelas lurah. Sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi, korban menghembuskan nafas terakhir setelah mendapat perawatan di ICU RSUD Kota Psp. “Saya satu malaman menjaga korban di rumah sakit. Dan, pagi sekitar pukul 10. 00 WIB, korban akhirnya meninggal dunia, akibat pendarahan di bagian kepala belakang,” ujar Amir.

“Kita berharap petugas dapat segera mengungkapnya, begitu juga dengan keluarga korban yang ditinggalkan untuk dapat lebih tabah dan bersabar menghadapinya. Untuk korban sendiri, baru sore, sekitar pukul 18.00 kita kebumikan di pemakaman Pijorkoling,” tambahnya lagi. Sementara itu, Kapolres Kota Psp AKBP Budi Hariyanto melalui Kasat Reskrim AKP DB Diriono Sihotang  menjelaskan, Rabu (22/1) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, mendapat informasi telah terjadi penganiayaan di Manunggang Julu.

Mendapat informasi tersebut, petugas yang berjaga langsung turun ke TKP, lalu membawa korban ke Rumah Sakit. “Ya, pagi dini hari tadi kejadiannya, dan pagi sekitar pukul 10.00 WIB diketahui meninggal. Sampai kini kita masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan untuk dapat mengungkap pelakunya,” ujar Sihotang.

“Keadaan masih berduka, dan sampai saat ini petugas masih berada di lapangan untuk mencari informasi. Mudah-mudahan secepatnya segera kita ungkap,” tegasnya. (yza/bsl)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/