datang dengan menggunakan kursi roda ketika menghadiri konferensi pers soal penayangan kembali program Hitam Putih. Deddy baru saja mengalami gangguan kesehatan. Duda satu anak itu sempat masuk ICU Rumah Sakit International Bintaro karena saraf tulang ekornya terjepit.
Deddy menuturkan, itu semua merupakan efek dari kecelakaan yang dialami lima tahun lalu. Ketika sedang berjalan kaki, dia ditabrak mobil hingga terlempar tiga kali, kemudian jatuh di trotoar dengan posisi punggung terhantam. “Saat itu saya tidak pingsan, juga tidak gegar otak. Aman. Setelah periksa, langsung pulang,” katanya.
Tapi, semenjak kejadian itu dia sering mengalami sakit punggung. Minggu (26/1) ketika datang ke tempat gym di sebuah mal dia merasakan badannya panas. Padahal, dia belum memulai aktivitas kala itu.
Deddy lalu meminta tolong temannya untuk dibelikan obat. Belum sempat minum obat, tubuhnya kejang dan panasnya semakin tinggi. Deddy kemudian pingsan. “Pas bangun, tangan saya bergetar dan jari menekuk. Bibir saya miring nggak bisa ngomong,” ceritanya.
Dia merasakan sakit luar biasa di seluruh badan. Anehnya, dia juga mengantuk. Salah seorang pengunjung gym itu seorang dokter. Deddy lantas diperiksa. “Kata dokter, saya kena hiperventilasi,” ucapnya.
Sambil menunggu ambulans, Deddy bertanya dengan susah payah mengapa dirinya sangat mengantuk. “Dokter itu bilang, Mas jangan tidur. Kalau tidur, nanti Mas Deddy koma, nggak bangun lagi,” lanjutnya.
Deddy shock. Belum lagi dia merasakan sakit luar biasa. Disentuh saja dia berteriak kesakitan. Setelah sampai rumah sakit, pihak dokter mengatakan untung dia tidak tertidur. Sebab, kalau tertidur, dia akan memasuki fase stroke dan koma.
Setelah diperiksa denngan menggunakan MRA, diketahui bahwa itu semua disebabkan trauma kecelakaan lima tahun lalu. Sarafnya terjepit. Seharusnya dia bed rest dua minggu, lalu menjalani terapi dua bulan karena kaki kirinya belum bisa digunakan untuk berjalan.
Tapi, bukan Deddy namanya kalau tidak keras kepala. Dia memilih pulang. Dia malah bikin terapi sendiri. “Saya tahu ini salah. Tapi, saya nggak mau berdiam diri. Kemarin saya tarik kaki saya ke atas, sambil mulut saya menggigit handuk. Sakit luar biasa. Tapi, setelah itu saya bisa berdiri pakai tongkat,” katanya. (jan/c4/ayi)