Tim evakuasi jenazah korban awan panas Sinabung di Desa Sukameriah kembali melakukan upaya evakuasi di lokasi kejadian, Senin (3/2) pagi. Sekira pukul 08.45 WIB, tim evakuasi tiba di pintu perbatasan zona merah gunung sinabung, Desa Payung Simpang Gurki Kecamatan Payung, dan sempat mereka disambut erupsi Sinabung.
Begitu tiba, tim evakuasi sejenak melakukan kordinasi yang disusul dengan keberangkatan 2 orang personel tim evakuasi dari Basarnas mengendarai 2 uni sepeda motor jenis trail, ke lokasi evakuasi. Selanjutnya, sekira pukul 09.35, kedua orang dari tim evakuasi itu kembali dan membawa kabar tentang kondisi di lokasi evakuasi. Berdasarkan informasi itu, tim evakuasi dipimpin Kepala Kantor Basarnas Sumut, Rochmali langsung melakukan koordinasi, menentukan strategi evakuasi. Begitu juga dengan orang-orang yang akan bergabung bersama tim evakuasi yang akan berangkat ke lokasi kejadian, juga langsung ditentukan dalam koordinasi itu.
“Strategi evakuasi yang kita lakukan, berdasarkan kerja sama dengan tim vulkanologi dan Satgas. Setelah diberi lampu hijau, maka tim pertama yaitu Tim Aju, berjumlah 7 orang mengendarai 1 unit mobil yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas dan masyarakat, berangkat ke lokasi kejadian untuk melakukan penyisiran dan memberi tanda dengan mematokkan bambu di titik adanya jenazah korban,” ungkap Rochmali sembari mengatakan Tim Aju disambut dengan erupsi pada pukul 09.55 WIB dan pada pukul 10.30 WIB.
Lebih lanjut, Rochmali menyebut kalau giliran tim evakuasi yang akan masuk ke lokasi kejadian, untuk mengevakuasi jenazah korban dari titik yang sudah ditandai oleh Tim Aju. Namun disebutnya, evakuasi dari tim evakuasi itu tidak memiliki estimasi waktu. Dikatakannya, upaya evakuasi yang dilakukan, berdasarkan pantauan dan pengamatan. Disebutnya, hal itu dikarenakan faktor alam yang sewaktu-waktu dapat berubah.
Sekira pukul 11.25 WIB, Tim Aju berangkat menuju lokasi kejadian, mengendarai 1 unit mobil double kabin B 9601 LQ. Sementara tim evakuasi yang sudah disiapkan, terlihat standby, sembari memandangi Gunung Sinabung yang terus bererupsi. Sekitar pukul 12.10 WIB, Rochmali kembali mengumpulkan tim evakuasi. Namun, Rochmali bukan hendak mengintruksikan keberangkatan menuju lokasi kejadian.
“Kita sudah mendapat informasi dari tim aju bahwa diperkirakan tidak lagi ada jenazah korban awan panas kemarin, yang tinggal di lokasi kejadian. Dengan demikian, evakuasi dinyatakan clear, dengan jumlah korban 17 orang tersebut yang 15 di antaranya sudah meninggal dunia dan 2 orang lagi masih dirawat di rumah sakit, “ ungkap Rochmali yang kembali disambut erupsi Sinabung sekira pukul 12.30 WIB.
Tidak lama kemudian, Tim Aju kembali tiba di pintu perbatasan zona merah di Simpang Gurki. Begitu tiba, diketahui kalau tim mendapati sebuah tas warna hitam merek X Sumdex yang diketahui milik salah seorang korban meninggal dunia, atas nama Rizal Syahputra. Setelah dibuka, didapati tas tersebut berisi 1 unit laptop warna silver merek Acer, 1 bungkus mie instant, tas sandang kecil warna hitam berisi carger laptop berstiker lambang STIK-P, tas sandang kecil warna hitam berisi kabel-kabel, sepasang loudspeker kecil, 1 unit handphone merek Sony Ericson warna silver, 1 buah termos air, sehelai sal, sehelai sapu tangan besar, beberapa lembar ID Card wartawan atas nama Rizal Syahputra, 1 lembar kartu Medan Sehat atas nama Hanifah serta 1 lembar Surat Tanda Bukti Laporan Polisi atas nama Sandi Tria Nugroho.
Begitu juga dengan 2 buah helm yang bagian kaca penutupnya sudah nyonyot seperti terbakar, juga ditemukan dan dibawa tim aju dari lokasi tidak jauh dari penemuan tas tersebut. Bahkan, dikatakan Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra yang ikut bersama tim aju itu, pihaknya menemukan 8 unit sepeda motor, di lokasi kejadian. Disebutnya, 8 unit sepeda motor itu adalah Yamaha Jupiter MX BK 4601 CK, Honda Beat BK 3874 ADR, Honda Revo BL 4714 HF, Yamaha Jupiter MX BK 3792 YM, Honda Revo BK 4530 TAM, Honda Supra X 125 BK 5482 ADV, Honda Supra X BK 5497 SE dan Atrea 700 tanpa plat nomor polisi.
“Penyisiran yang kita lakukan terakhir sampai radius 1,5 kilometer dari Sinabung. Namun kita tidak menemukan jenazah korban. Untuk sepeda motor yang kita temukan tadi akan kita tunggu hasil kordinasi dari Satgas dan BNPB, “ ungkap Armen singkat.
Komandan Satuan Tugas Bencana Gunung Sinabung, Letkol Asep S menyebutkan kalau evakuasi akan dihentikan sementara. Disebutnya, hal itu berdasarkan hasil penyisiran tim aju ke lokasi kejadian namun tidak menemukan adanya jenazah korban serta belum adanya laporan orang hilang yang masuk ke pihaknya. Namun, bila nanti mendapat laporan, dikatakan Asep akan dipastikan terlebih dahulu dan selanjutnya dikordinasikan dengan pihak Vulkanologi. Bila dimungkinkan, disebut Asep pihaknya akan kembali melakukan pencarian yang akan disusul dengan evakuasi.
“Waktu kejadian pertama kali, saya bersama 14 warga lainnya melakukan evakuasi jenazah korban awan panas itu. Sempat saya melihat beberapa titik masih ada yang belum dievakuasi, terakhir, ada saya lihat jenazah yang hanya terlihat tangannya,” ungkap salah seorang warga, Tiger Bangun (46) yang disambut dengan erupsi cukup besar hingga mengeluarkan awan panas dari Sinabung, sekira pukul 1345 WIB.
Di sisi lain, kemarin doa untuk mengenang Rizal Syahputra atau Jack Gondrong (33) dan Thomas S Milala (27) yang menjadi korban awan panas Gunung Sinabung terus mengalir. Kekhusyukan dalam doa tampak terasa di ruang Aula Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Pembangunan (STIK-P) Medan, Jalan Sisingamangaraja nomor 84 Medan untuk kedua mahasiswa terbaik STIK-P tersebut.
Doa yang dipimpin langsung, oleh ustad Amhar Nasution yang juga dosen di kampus STIK-P ini dilakukan sebagai bentuk belangsukawa dari seluruh civitas akademik STIK-P atas kepergian Jack dan Thomas. Hal ini disampaikan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIK-P Medan, Ja’far Wijaya, Senin (3/2).
“Hari ini (kemarin, Red) seluruh mahasiswa dan civitas akademi juga diwajibkan mengenakan pakaian berwarna hitam,” katanya. (ain/put/rbb)