26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jhonny Allen Bantah, Sutan Ngomong Dosa

JAKARTA-Anggota Komisi VII DPR,  Jhonny Allen Marbun, membantah adanya bagi-bagi uang dari SKK Migas, sebagaimana diungkap mantan Kabiro Keuangan Kementerian ESDM Didi Dwi Sutrisno dalam persidangan di Pengadilan Tipikor kemarin. Di sisi lain, setelah menjadi saksi, Ketua Komisi VII Sutan Bhatoegana asyik berbicara soal dosa.

Kemarin, Jhonny Allen mengatakan, tuduhan pemberian suap bisa dialamatkan kepada siapapun termasuk terhadap anggota komisi yang membidangi energi dan sumber daya alam itu. “Tidak tahu, kalau dituduh kau bisa dituduh,” katanya di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2).

Jhonny justru menantang Didi agar dapat menunjukkan siapa saja anggota Komisi VII yang menerima uang tunjangan hari raya (THR) dari SKK Migas. “Yang menuding dia yang nuding ngapain nambah kerja-kerjaan. Sekarang dituding, panggil Didi, kalau benar ke Komisi VII tunjukkan hidungnya, jangan asbun,” jelasnya.

Jhonny juga membantah bahwa mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini memberikan sejumlah uang dalam rapat kerja dengan Komisi VII. “Panggil Didinya,” tantang Wakil Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

Dalam persidangan kemarin, Didi Dwi Sutrisno mengungkapkan pernah menyiapkan uang sejumlah USD 140 ribu yang akan dibagikan kepada empat pimpinan Komisi VII, 43 anggota komisi, dan sekretariat komisi. Untuk anggota dan sekretariat maisng-masing mendapatkan 2.500 dolar AS sedangkan untuk pimpinan sebesar 7.500 dolar AS.

Sikap berbeda ditunjukkan Sutan. Dia biasa mengirimkan broadcast message bertajuk Tahajud Call dengan pesan bernuansa religi ke seluruh kontak Blackberry Messengernya setiap dini hari. Usai menjadi saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta untuk kasus SKK Migas, Sutan tetap mengirim Tahajud Call, kali ini membahas soal dosa.

“Rasulullah saw, bersabda, Tidak menjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dgn istighfar dan bukan dosa kecil lagi suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus (HR Thabrani)-sb,” tulis Sutan dalam Tahajud Call Rabu (26/2) pukul 01.15 WIB dini hari.

Entah berkaitan atau tidak dengan kesaksiannya di kasus SKK Migas, namun pesan di Tahajud Call Sutan seolah berkaitan dengan peristiwa yang baru saja dialaminya. Seperti saat Ketua Komisi VII ini resmi dicegah KPK. Pesan Tahajud Call yang dikirimkannya setelah itu berkaitan dengan ketakutan.

“Rasa takut (segan) kepada manusia jangan sampai mencegah seorang apabila mengetahui suatu yang hak untuk menegakkannya (HR Ahmad),” tulis Sutan dalam Tahajud Call, Jumat (14/2) lalu.

Sesaat setelah rumahnya digeledah, politikus Partai Demokrat ini juga mengirim Tahajud Call yang seolah terkait dengan penggeledehan. Sutan seolah menyampaikan pesan bahwa dirinya tak doyan uang haram.

“Rasulullah SAW bersabda, orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka,” tulis Sutan, Selasa (4/2) lalu. (dem/jpnn/rbb)

JAKARTA-Anggota Komisi VII DPR,  Jhonny Allen Marbun, membantah adanya bagi-bagi uang dari SKK Migas, sebagaimana diungkap mantan Kabiro Keuangan Kementerian ESDM Didi Dwi Sutrisno dalam persidangan di Pengadilan Tipikor kemarin. Di sisi lain, setelah menjadi saksi, Ketua Komisi VII Sutan Bhatoegana asyik berbicara soal dosa.

Kemarin, Jhonny Allen mengatakan, tuduhan pemberian suap bisa dialamatkan kepada siapapun termasuk terhadap anggota komisi yang membidangi energi dan sumber daya alam itu. “Tidak tahu, kalau dituduh kau bisa dituduh,” katanya di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2).

Jhonny justru menantang Didi agar dapat menunjukkan siapa saja anggota Komisi VII yang menerima uang tunjangan hari raya (THR) dari SKK Migas. “Yang menuding dia yang nuding ngapain nambah kerja-kerjaan. Sekarang dituding, panggil Didi, kalau benar ke Komisi VII tunjukkan hidungnya, jangan asbun,” jelasnya.

Jhonny juga membantah bahwa mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini memberikan sejumlah uang dalam rapat kerja dengan Komisi VII. “Panggil Didinya,” tantang Wakil Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

Dalam persidangan kemarin, Didi Dwi Sutrisno mengungkapkan pernah menyiapkan uang sejumlah USD 140 ribu yang akan dibagikan kepada empat pimpinan Komisi VII, 43 anggota komisi, dan sekretariat komisi. Untuk anggota dan sekretariat maisng-masing mendapatkan 2.500 dolar AS sedangkan untuk pimpinan sebesar 7.500 dolar AS.

Sikap berbeda ditunjukkan Sutan. Dia biasa mengirimkan broadcast message bertajuk Tahajud Call dengan pesan bernuansa religi ke seluruh kontak Blackberry Messengernya setiap dini hari. Usai menjadi saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta untuk kasus SKK Migas, Sutan tetap mengirim Tahajud Call, kali ini membahas soal dosa.

“Rasulullah saw, bersabda, Tidak menjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dgn istighfar dan bukan dosa kecil lagi suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus (HR Thabrani)-sb,” tulis Sutan dalam Tahajud Call Rabu (26/2) pukul 01.15 WIB dini hari.

Entah berkaitan atau tidak dengan kesaksiannya di kasus SKK Migas, namun pesan di Tahajud Call Sutan seolah berkaitan dengan peristiwa yang baru saja dialaminya. Seperti saat Ketua Komisi VII ini resmi dicegah KPK. Pesan Tahajud Call yang dikirimkannya setelah itu berkaitan dengan ketakutan.

“Rasa takut (segan) kepada manusia jangan sampai mencegah seorang apabila mengetahui suatu yang hak untuk menegakkannya (HR Ahmad),” tulis Sutan dalam Tahajud Call, Jumat (14/2) lalu.

Sesaat setelah rumahnya digeledah, politikus Partai Demokrat ini juga mengirim Tahajud Call yang seolah terkait dengan penggeledehan. Sutan seolah menyampaikan pesan bahwa dirinya tak doyan uang haram.

“Rasulullah SAW bersabda, orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka,” tulis Sutan, Selasa (4/2) lalu. (dem/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/