Kebiasaan sejak kecil ternyata membawa berkah bagi Dea Evi Anggraini. Ya, dara kelahiran Medan, 14 Desember 1996 ini sejak kecil memang sudah hobi difoto.
Makanya, sejak beranjak remaja, dia mulai memberanikan diri terjun ke dunia model. Apalagi, dia mendapat dukungan dari orangtua serta teman-teman dekat. Akhirnya, berbagai even modeling pun mulai diikutinya sejak 2010 silam.
Hasilnya? Sejumlah prestasi mulai ditorehkannya. Mulai dari finalis Cardinal Award 2010, hingga Juara III Cardinal Award di Pekanbaru 2013, Juara II Akper di Medan 2013, Juara I Horas Hondaku 2013 -2014.
Berhasil menorehkan prestasi dieven lokal (Medan, Red), Dea mulai memberanikan diri mengepakkan sayapnya ke luar Sumut. Seakan, ia ingin membuktikan kalau dia bukan jago kandang.
“Bisa meraih juara di event modelling hingga keluar Kota Medan merupakan suatu kebanggaan untuk saya. Jadi tidak ada istilah jago kandang,” ujar dara cantik yang akrab disapa Evi itu.
Dikatakan Evi, untuk mendapatkan prestasi hingga ke luar kota, memang harus dibuktikan dengan menjuarai berbagai prestasi di dalam kota. Karena menurut Evi, mental seseorang akan lebih terasa lagi jika berhasil jaya di kota sendiri dan akhirnya bisa menaklukkan kota lainnya.
Untuk target ke depan, wanita yang bercita-cita jadi PNS ini ingin go international. Keinginannya itu tak terlepas dari harapannya membahagiakan kedua orangtuanya dan membawa harum nama Indonesia khususnya Kota Medan.
“Tak ada kata lelah dan kalah dalam mengejar cita-cita dan mimpi. Tidak ada keberhasilan sebesar apa pun yang tidak bisa dicapai melalui harapan, walau sekecil apa pun harapan itu,” ujarnya. (tri/adz)