25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Inalum Menuju Perusahan Terbuka

BATUBARA- Direktur PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero, Winardi siap mengelola Inalum dengan menerapkan sistem perusahaan terbuka atau Tbk.

INALUM: Kunjungan kru Sumut Pos di kantor Dirut Inalum, Winardi, di  Kualatanjung Batubara, Rabu (23/4)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
INALUM: Kunjungan kru Sumut Pos di kantor Dirut Inalum, Winardi, di Kualatanjung Batubara, Rabu (23/4)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Tujuannya, ketika Inalum nantinya diperintahkan menjadi Tbk (perusahaan terbuka), maka Inalum sudah siap melakukannya.

“Inalum saya buat seperti perusahaan Tbk. Sekarang ini Inalum 100 persen milik pemerintah, tapi belum terbuka. Kalau sudah Tbk, harus punya program dan target, nah itu yang menjadi nilai jual kita ke investor,” ujar Direktur Inalum Winardi kepada GM/PU Sumut Pos, Marganas Nainggolan dan rombongan saat mengunjunginya ke kantor Inalum Jalan Palem No1 Tanjunggading Kecamatan Seisuka Kabupaten Batubara, Rabu (23/4).

Tambah 1.000 Karyawan

Pria yang baru dua pekan menjabat sebagai Direktur Inalum ini mengatakan, ia masuk ke Inalum dengan target membuat perubahaan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. “Saya masuk ke sini (Inalum,Red) modalnya hanya kerja. Restrukturisasi di internal yakni di jajaran direksi sudah dilakukan dengan memangkas direksi dari tujuh direksi menjadi lima direksi. Namun kita akan terus menambah jumlah karyawan hingga 800 bahkan bisa mencapai 1.000 karyawan orang sampai tahun 2019,” kata mantan Dirut PT Antam ini.

Winardi juga menargetkan akan menggenjot kapasitas produksi almunium ingot tahun ini sebanyak 250.000 hingga 300.000 ton. Untuk mendukung hal itu, Inalum juga segera membangun pembangkit listrik yang memiliki kapasitas 600 Mega Watt (MW) di lokasi perusahaan di Kualatanjung.

“Tahun ini kita lakukan studi kelayakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kalau pakai pembangkit listrik tenaga air atau PLTA Asahan III kan ngurus izinnya bakal memakan waktu lama, maka pilihannya PLTU,” kata pria lulusan ITB ini.

Untuk target pencapaian hingga 2019, lanjutnya, Inalum melakukan peningkatan kapasitas produksi aluminium ingot sampai 500 ton per tahun. Kemudian, melakukan optimalisasi smalter serta membangun smalter yang baru. Saat ini, Inalum hanya memiliki satu unit smelter alumina yang menghasilkan aluminium batangan (ingot) berkapasitas 250.000 ton per tahun.

Tidak hanya itu, kata Winardi, Inalum akan memaksimalkan pemanfaatan bijih bauksit lokal. “Memang hampir separuh produksi biji bauksit  kita ekspor ke China. Sedangkan bahan bahan bakunya kita impor dari Austria. Nah, Inalum akan fokus penjualan dalam negeri sekitar 85 persen. Sedangkan 15 persen lagi ke buyer lokal karena penjualan lokal lebih menguntungkan. Artinya, kita harapkan kalau dari dalam negeri bisa lebih murah murah. Terus yang punya cadangan bauksit kan banyak, mereka juga punya smelter, kita akan joint atau kerja sama dengan perusahaan yang punya bauksit,” papar Winardi.

Selain soal produksi, lanjut Winardi, Inalum juga akan fokus mengelola Corporate Social Responsibilty (CSR). CSR ini sangat penting disalurkan kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan keberadaan Inalum. “Setelah tidak ada Otorita Asahan lagi, maka kami secara langsung menangani CSR. Kami akan fokus menanganinya dan menyalurkannya kepada masyarakat sekitar,” janji Winardi.

Dalam kesempatan itu, Marganas Nainggolan mengatakan, suatu kebanggaan karena kini Inalum sudah kembali ke Indonesia. Apalagi prospek Inalum sangat luar biasa dengan adanya penambahan karyawan. “Sumut Pos Grup akan membantu Inalum dalam pemberitaan yang sifatnya mendukung secara positif, baik itu soal produksi maupun CSR,” kata Marganas Nainggolan. (ila/rbb)

BATUBARA- Direktur PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero, Winardi siap mengelola Inalum dengan menerapkan sistem perusahaan terbuka atau Tbk.

INALUM: Kunjungan kru Sumut Pos di kantor Dirut Inalum, Winardi, di  Kualatanjung Batubara, Rabu (23/4)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
INALUM: Kunjungan kru Sumut Pos di kantor Dirut Inalum, Winardi, di Kualatanjung Batubara, Rabu (23/4)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Tujuannya, ketika Inalum nantinya diperintahkan menjadi Tbk (perusahaan terbuka), maka Inalum sudah siap melakukannya.

“Inalum saya buat seperti perusahaan Tbk. Sekarang ini Inalum 100 persen milik pemerintah, tapi belum terbuka. Kalau sudah Tbk, harus punya program dan target, nah itu yang menjadi nilai jual kita ke investor,” ujar Direktur Inalum Winardi kepada GM/PU Sumut Pos, Marganas Nainggolan dan rombongan saat mengunjunginya ke kantor Inalum Jalan Palem No1 Tanjunggading Kecamatan Seisuka Kabupaten Batubara, Rabu (23/4).

Tambah 1.000 Karyawan

Pria yang baru dua pekan menjabat sebagai Direktur Inalum ini mengatakan, ia masuk ke Inalum dengan target membuat perubahaan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. “Saya masuk ke sini (Inalum,Red) modalnya hanya kerja. Restrukturisasi di internal yakni di jajaran direksi sudah dilakukan dengan memangkas direksi dari tujuh direksi menjadi lima direksi. Namun kita akan terus menambah jumlah karyawan hingga 800 bahkan bisa mencapai 1.000 karyawan orang sampai tahun 2019,” kata mantan Dirut PT Antam ini.

Winardi juga menargetkan akan menggenjot kapasitas produksi almunium ingot tahun ini sebanyak 250.000 hingga 300.000 ton. Untuk mendukung hal itu, Inalum juga segera membangun pembangkit listrik yang memiliki kapasitas 600 Mega Watt (MW) di lokasi perusahaan di Kualatanjung.

“Tahun ini kita lakukan studi kelayakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kalau pakai pembangkit listrik tenaga air atau PLTA Asahan III kan ngurus izinnya bakal memakan waktu lama, maka pilihannya PLTU,” kata pria lulusan ITB ini.

Untuk target pencapaian hingga 2019, lanjutnya, Inalum melakukan peningkatan kapasitas produksi aluminium ingot sampai 500 ton per tahun. Kemudian, melakukan optimalisasi smalter serta membangun smalter yang baru. Saat ini, Inalum hanya memiliki satu unit smelter alumina yang menghasilkan aluminium batangan (ingot) berkapasitas 250.000 ton per tahun.

Tidak hanya itu, kata Winardi, Inalum akan memaksimalkan pemanfaatan bijih bauksit lokal. “Memang hampir separuh produksi biji bauksit  kita ekspor ke China. Sedangkan bahan bahan bakunya kita impor dari Austria. Nah, Inalum akan fokus penjualan dalam negeri sekitar 85 persen. Sedangkan 15 persen lagi ke buyer lokal karena penjualan lokal lebih menguntungkan. Artinya, kita harapkan kalau dari dalam negeri bisa lebih murah murah. Terus yang punya cadangan bauksit kan banyak, mereka juga punya smelter, kita akan joint atau kerja sama dengan perusahaan yang punya bauksit,” papar Winardi.

Selain soal produksi, lanjut Winardi, Inalum juga akan fokus mengelola Corporate Social Responsibilty (CSR). CSR ini sangat penting disalurkan kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan keberadaan Inalum. “Setelah tidak ada Otorita Asahan lagi, maka kami secara langsung menangani CSR. Kami akan fokus menanganinya dan menyalurkannya kepada masyarakat sekitar,” janji Winardi.

Dalam kesempatan itu, Marganas Nainggolan mengatakan, suatu kebanggaan karena kini Inalum sudah kembali ke Indonesia. Apalagi prospek Inalum sangat luar biasa dengan adanya penambahan karyawan. “Sumut Pos Grup akan membantu Inalum dalam pemberitaan yang sifatnya mendukung secara positif, baik itu soal produksi maupun CSR,” kata Marganas Nainggolan. (ila/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/