25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

KPK Garap Mantan Kepala BPK Jadi Saksi

Joyo_WinotoJAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto. Ia diperiksa sebagai saksi untuk Direktur Utama PT Dutasari Citra Laras Machfud Suroso.

Machfud ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana proyek olahraga Hambalang.

“Yang bersangkutan (Joyo Winoto) diperiksa sebagai saksi,” kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha ketika dikonfirmasi, Selasa (29/4).

Joyo tiba sekitar pukul 09.52 WIB. Ia tampak mengenakan pakaian batik dan celana bahan hitam. Namun ia tidak memberikan komentar apapun.

Seperti diketahui, Machfud ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana proyek olahraga Hambalang sejak 6 November 2013 lalu. Ia diduga melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-undang Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Dengan penerapan kedua pasal itu, Machfud disebut melanggar perbuatan hukum dengan menyalahgunakan kewenangannya untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain yang merugikan keuangan negara.(gil/jpnn)

Joyo_WinotoJAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto. Ia diperiksa sebagai saksi untuk Direktur Utama PT Dutasari Citra Laras Machfud Suroso.

Machfud ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana proyek olahraga Hambalang.

“Yang bersangkutan (Joyo Winoto) diperiksa sebagai saksi,” kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha ketika dikonfirmasi, Selasa (29/4).

Joyo tiba sekitar pukul 09.52 WIB. Ia tampak mengenakan pakaian batik dan celana bahan hitam. Namun ia tidak memberikan komentar apapun.

Seperti diketahui, Machfud ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana proyek olahraga Hambalang sejak 6 November 2013 lalu. Ia diduga melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-undang Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Dengan penerapan kedua pasal itu, Machfud disebut melanggar perbuatan hukum dengan menyalahgunakan kewenangannya untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain yang merugikan keuangan negara.(gil/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/