JAKARTA – Peluang kemenangan Timnas U-23 atas Republik Dominika pupus setelah tendangan Aldaier Makatindu membentur tiang pada akhir babak kedua.
Meski berhasil menahan imbang tim yang lebih senior, dengan skor 1-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, tadi malam, Agresifitas dan variasi serangan Dedi Kusnandar dkk masih belum maksimal.
Sama seperti laga sebelumnya saat menang 2-1 atas Singapura, Timnas U-23 dinilai oleh pelatih Aji Santoso terlambat panas. Karena itu, performa dengan tempo lambat , belum mengalir, dan kurang variasi terlihat pada babak pertama.
“Tim masih kurang, tapi di babak kedua skema membaik, pemain juga lebih berani kombinasi. Karena itu kami bisa mencetak gol dan punya lebih banyak peluang. Tapi, ini hasil akhirnya,” kata Aji dalam jumpa pers, tadi malam.
Dalam laga kemarin, Timnas U-23 memang langsung mencoba menguasai permainan dengan lebih banyak melakukan passing-passing pendek. Namun, Rep Dominika yang lebih senior dan berpengalaman, berhasil membaca permainan dan melakukan pressing.
Alhasil, usaha Timnas U-23 untuk membuat bola bisa mengalir dengan tempo cepat tersendat. Bahkan, berulangkali kesalahan passing dilakukan oleh pemain-pemain Garuda Muda. Saat kehilangan bola, agresifitas pemain U-23 tak terlihat.
Mereka lebih banyak menunggu, dan membiarkan pemain lawan leluasa untuk memainkan bola. Akibat lemahnya penjagaan ini, gol Republik Dominika akhirnya lahir. Rafael Ifana yang tak terjaga melepaskan umpan terobosan kepada Kerbi Richardo yang berhasil membobol gawang Andritanyh Ardhyasa pada menit ke-24. ”
Pada babak kedua, pemain Indonesia terlihat lebih agresif, saat kehilangan bola maupun menguasai bola. Perubahan di sector bek sayap dengan menarik Saiful Indra, terlihat cukup efektif untuk meningkatkan variasi serangan.
Akhirnya, Indonesia mendapat kesempatan untuk menyamakan kedudukan setelah Alfin Tuasalamony berhasil mencetak gol melalui titik putih pada menit ke-84. Hadiah tersebut diberikan wasit setelah Alfin dilanggar di dalam kotak penalty.
Indonesia sejatinya mendapat kesempatan unggul. Sayang, Aldaier yang berhasil mengecoh penjaga gawang Wellington tendangannya masih membentur mistar. Sampai pertandingan berakhir, skor 1-1 bertahan.
“Kondisi ini karena kami juga tidak bisa latihan lengkap. Tapi, pemain tetap mau maksimal, bermain dengan skema yang saya inginkan. Pemain juga bisa menjalankan instruksi, untuk tingkatkan tempo dan lebih variatif,” tuturnya.
Sementara itu, pelatih Clemente Domingo Hernandez menilai jika timnya mengalamai penurunan performa di babak kedua karena pemainnya kelelahan.
“Pemain kami kelelahan, karena itu kami membuat kesalahan dan harus kebobolan,. Tapi, kami puas karena mendapat lawan yang bermain cepat dan penuh semangat.,” tandasnya. ”
Dengan hasil ini, paling tidak positif untuk poin rangking Indonesia. Pasalnya, laga ini terdaftar sebagai International friendly match di situs FIFA. Menahan imbang tim berpringkat 126 dunia, diprediksi bakal mengatrol rangking dua sampai tiga setrip dari rangking saat ini, 152. (aam)