26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perangi Maksiat, Peran Orangtua Diperlukan

BINJAI- Front Pembela Islam (FPI) Kota Binjai, mengajak seluruh umat Islam khususnya yang ada di Kota Binjai untuk memerangi maksiat. Sebab, perbuatan maksiat dapat merusak akhlak dan sangat membahaya kaum muda saat ini.

Menurut Heri, Pengurus FPI Kota Binjai, Kamis (2/6), perbuat maksiat merupakan perbuatan mungkar yang dibenci Allah SWT. “Untuk memerangi maksiat itu, tidak perlu menggunakan kekerasan. Sebab, Islam adalah agama yang lemah lembut. Maka, untuk memeranginya, bisa diawali dari kehidupan keluarga,” ujar Heri.

Dia moncontohkan, di lingkungan keluarga, banyak anak gadis menggunakan rok mini. Pakaiannya ketat dan celana di atas lutut atau dengkul. “Kasus pemerkosaan yang sekarang ini kita dengar dan lihat, kesemuanya itu muncul akibat pakaian yang dikenakan anak-anak remaja saat ini. Sebab, terbukanya aurat wanita, dapat mengundang nafsu lelaki yang dirasuki setan,”jelasnya.

Peran orang tua sambung Heri sangat dituntut untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang dilarang Islam. “Orang tua, hendaknya mengajarkan ilmu agama kepada anak-anaknya sejak dini. Agar, anak-anak kita tidak menyimpang dari ajaran Islam. Apalagi, saat ini teknologi semakin canggih, sehingga dengan mudah merusak akhlak anak-anak kita,” kata Heri.

Selain mengajak para alim ulama dan masyarakat untuk memerangi perbuatan maksiat. Heri juga mengajak para penegak hukum yang notabene beragama Islam untuk menjalankan kesepakatan yang sudah dibuat bersama.
“Kalau saya tidak salah, Kapoldasu semasa Irjen Oegroseno, pernah membuat kesepakatan bersama MUI, Wali Kota dan sejumlah organisasi Islam lainnya di Kota Binjai untuk memerangi maksiat, dengan membasmi minuman alkohol, narkoba, dan tindak kriminalitas lainnya. Tapi apa nyatanya, setelah kesepakatan itu dibuat, tidak ada terlihat aksi dari aparat penegak hukum, sehingga kesepakatan itu hanya omong kosong,”singgungnya.

Sehubungan dengan kesepakatan itu, Heri mengajak para penegak hukum dan aparatur pemerintah lainnya, agar dapat menjalankan amar ma’ruf nahimungkar (mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran). Sebab, kalau tidak Islam yang memerangi maksiat siapa lagi. “Hidup di dunia hanya sementara. Maka, saya berharap agar umat Islam memerangi maksiat demi menegakkan agama Allah,”harap Heri.

FPI Kota Binjai sambungnya, juga akan turut memerangi aksi maksiat di Kota Rambutan itu.

Apalagi, di Kota Binjai jarang ditemukan pembasmian maksiat yang ada di kafe-kafe. “Kami juga berniat memerangi maksiat. Untuk sementara ini, kita masih melakukan pemantuan dan secepat mungkin akan kita perangi. Tentunya, kita akan menyurati setiap usaha yang dianggap berbau maksiat,”ungkapnya. (dan)

BINJAI- Front Pembela Islam (FPI) Kota Binjai, mengajak seluruh umat Islam khususnya yang ada di Kota Binjai untuk memerangi maksiat. Sebab, perbuatan maksiat dapat merusak akhlak dan sangat membahaya kaum muda saat ini.

Menurut Heri, Pengurus FPI Kota Binjai, Kamis (2/6), perbuat maksiat merupakan perbuatan mungkar yang dibenci Allah SWT. “Untuk memerangi maksiat itu, tidak perlu menggunakan kekerasan. Sebab, Islam adalah agama yang lemah lembut. Maka, untuk memeranginya, bisa diawali dari kehidupan keluarga,” ujar Heri.

Dia moncontohkan, di lingkungan keluarga, banyak anak gadis menggunakan rok mini. Pakaiannya ketat dan celana di atas lutut atau dengkul. “Kasus pemerkosaan yang sekarang ini kita dengar dan lihat, kesemuanya itu muncul akibat pakaian yang dikenakan anak-anak remaja saat ini. Sebab, terbukanya aurat wanita, dapat mengundang nafsu lelaki yang dirasuki setan,”jelasnya.

Peran orang tua sambung Heri sangat dituntut untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang dilarang Islam. “Orang tua, hendaknya mengajarkan ilmu agama kepada anak-anaknya sejak dini. Agar, anak-anak kita tidak menyimpang dari ajaran Islam. Apalagi, saat ini teknologi semakin canggih, sehingga dengan mudah merusak akhlak anak-anak kita,” kata Heri.

Selain mengajak para alim ulama dan masyarakat untuk memerangi perbuatan maksiat. Heri juga mengajak para penegak hukum yang notabene beragama Islam untuk menjalankan kesepakatan yang sudah dibuat bersama.
“Kalau saya tidak salah, Kapoldasu semasa Irjen Oegroseno, pernah membuat kesepakatan bersama MUI, Wali Kota dan sejumlah organisasi Islam lainnya di Kota Binjai untuk memerangi maksiat, dengan membasmi minuman alkohol, narkoba, dan tindak kriminalitas lainnya. Tapi apa nyatanya, setelah kesepakatan itu dibuat, tidak ada terlihat aksi dari aparat penegak hukum, sehingga kesepakatan itu hanya omong kosong,”singgungnya.

Sehubungan dengan kesepakatan itu, Heri mengajak para penegak hukum dan aparatur pemerintah lainnya, agar dapat menjalankan amar ma’ruf nahimungkar (mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran). Sebab, kalau tidak Islam yang memerangi maksiat siapa lagi. “Hidup di dunia hanya sementara. Maka, saya berharap agar umat Islam memerangi maksiat demi menegakkan agama Allah,”harap Heri.

FPI Kota Binjai sambungnya, juga akan turut memerangi aksi maksiat di Kota Rambutan itu.

Apalagi, di Kota Binjai jarang ditemukan pembasmian maksiat yang ada di kafe-kafe. “Kami juga berniat memerangi maksiat. Untuk sementara ini, kita masih melakukan pemantuan dan secepat mungkin akan kita perangi. Tentunya, kita akan menyurati setiap usaha yang dianggap berbau maksiat,”ungkapnya. (dan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/