Masih tampak segar. Tak nampak wajah kusut atau pun mata kantuk. Barangkali itu bisa menjadi pertanda RE Siahaan bisa tidur nyenyak di malam pertama menjadi penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 Cipinang, Jakarta Timur.
Kemarin (9/6), pemilik nama lengkap Robert Edison Siahaan itu sibuk menerima sejumlah tamunya. Siapa saja mereka?
Mirip rumah tahanan lainnya di Jakarta, ruang tamu khusus tahanan korupsi dan selebriti di rutan Cipinang, juga dipisah dengan ruang tamu tahanan lainnya. Khusus untuk ‘orang-orang penting’ atau ‘mantan orang penting’, ruang untuk menerima tamu memang lebih sempit.
Hanya saja, suasana relatif lebih tenang dibanding ruang tamu tahanan ‘biasa’, yang hiruk-pikuk, yang kerap terdengar tangisan anak.
Di sana, di ruang yang disejukkan dengan sejumlah kipas angin itu, duduk RE Siahaan. Tatkala Sumut Pos kemarin mendatangi rutan Cipinang itu, mantan orang nomor satu di Pemko Pematangsiantar itu sedang bicara serius, dengan sekitar enam tamunya. Para tamunya rata-rata berpenampilan klimis, sebagian wajahnya tak asing. Ternyata, mereka adalah para pengacara yang diutus bosnya untuk menjajaki menjadi kuasa hukum RE Siahaan. Bos yang dimaksud adalah pengacara ternama, selevel Amir Syamsuddin. “Belum deal,” begitu informasi yang didapat Sumut Pos. RE Siahaan belum memastikan siapa kuasa hukumnya.
Di belakang RE Siahaan, ada Darianus Lungguk (DL) Sitorus yang juga menjadi tahanan di rutan Cipinang, dalam kasus dugaan suap kepada hakim PTTUN Jakarta. Untuk sekadar diketahui, di ruangan itu ada sekitar belasan meja, yang masing-masing meja ada bangku panjangnya untuk duduk. Nah, meja yang ditempati RE Siahaan dan para tamunya, bersebelahan dengan meja yang ditempati DL Sitorus. Pemilik PT Torganda itu bicara dengan dua tamunya.
Dari penampilannya, seperti tak ada penambahan tanda-tanda penuaan pada diri DL Sitorus. Begitu segar, muka bersih, rambut klimis.
Di meja lain, ada penyanyi Joy Tobing, yang datang dengan menggendong anaknya. Suami jebolan Indonesia Idol itu, yakni Daniel Sinambela, ditahan dalam perkara dugaan penipuan. Di meja di sudut ruangan, ada hakim Syarifuddin, yang belum lama dicokok KPK. Sempat pula melintas mantan Kepala Bappenas, Paskah Suzeta, yang terjerat kasus travellers cheque.
Barangkali, lantaran banyak tokoh penting yang senasib itulah, yang menjadikan RE Siahaan, masih tampak begitu tenang. Tampak dia masih menikmati setiap isapan dan hembusan asap rokok dari mulutnya. Sama sekali tak ada raut kegelisahan. Sayangnya, dia tak mau diwawancarai, untuk sekadar tahu mengapa begitu tenang.
“Tak usah lah wawancara, nanti malah dipolitisasi,” ucap pria yang kemarin berkaos putih itu menjawab permohonan Sumut Pos untuk sudi diwawancarai. Dia pun tak menjelaskan apa yang dia maksud politisasi itu. Ketua DPC Partai Demokrat Pematangsiantar itu lebih tertarik berbicara mengenai siapa kiranya yang pas menjadi pengacaranya nanti. Itu pun, materi pembicaraan bukan untuk ditulis.
Sumut Pos memang tidak bisa banyak ‘bergerak’ tatkala berada di rutan Cipinang. Maklum, tatkala masuk, status sebagai wartawan harus ditanggalkan. Karenanya, tidak bisa seenaknya nyelonong menghampiri DL Sitorus, Joy Tobing, atau pun yang lain. Mata petugas rutan terus melotot.
Hingga Sumut Pos berpamitan, para tamu mantan cagub Sumut itu masih setia duduk. Seperti diberitakan, setelah berstatus sebagai sebagai tersangka sejak 6 Februari 2011, RE Siahaan Kamis petang (8/6) ditahan KPK.
Pria berkulit gelap itu terjerat perkara dugaan korupsi pengelolaan dana bantuan sosial (bansos) sekretariat daerah dan dana rehabilitasi/pemeliharaan dinas pekerjaan umum pada APBD Kota Pematangsiantar tahun anggaran 2007 itu.
Berdasarkan hasil penyidikan, kata Jubir KPK Johan Budi, ditemukan bahwa saat menjadi walikota, RE Siahaan pada sekitar Maret 2007 memerintahkan untuk memotong anggaran pemeliharaan rutin Dinas PU sebesar 40 persen dari setiap proyek. (Soetomo Samsu)