30 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Bocah 4 Tahun Dianiaya hingga Buta

MEDAN- Kekerasan terhadap anak kembali terjadi. Tasya, bocah berusia empat tahun dianiaya bibinya sendiri, Suryani (35). Penganiayaan tersebut terjadi di rumah bibinya di Pematang Siantar, Selasa (7/6) lalu. Kini, anak dari pasangan Wagiran (65) dan Marini (35) ini dirawat di RSUP H Adam Malik Medan, karena mengalami luka serius dan matanya mengalami kebutaan.

Menurut Wagiran, selama ini Tasya tinggal bersama Suryani, yang merupakan adik kandungnya. Pasalnya, Suryani tidak memiliki anak. “Dulu, adik kandung saya itu datang ke rumah dan meminta untuk merawat anak saya ini. Setelah saya rembukkan dengan istri saya, akhirnya kami izinkan Suryani merawat Tasya. Mereka meminta anak kami karena tidak punya anak” ungkap Wagiran kepada wartawan Sumut Pos di Lantai II RS Adam Malik, Sabtu (11/6).

Lebih lanjut Wagiran mengatakan, berdasarkan informasi dari para tetangga Suryani, penganiayaan terhadap Tasya telah berlangsung sejak dua bulan lalu. Namun, Wagiran mengaku tidak tahu apa motif penganiayaan yang dilakukan adik kandungnya tersebut.

“Warga lah yang menyelamatkan anak saya ini dan menyerahkan Suryani ke kantor polisi. Setelah itu, Suryani pula yang menghubungi saya dan mengatakan kalau tasya mengalami luka-luka. Adik saya sepertinya sudah tergganggu jiwanya. Tanpa alasan yang jelas, anak saya dipukul dan ditunjang,” katanya.

Disebutkannya, akibat penganiayaan yang dialaminya, Tasya kini harus dioperasi karena lukanya yang cukup serius di bagian kepala. “Kepala anak saya memar dan mengalami pendarahan di dalam. Matanya juga mengalami kebutaan akibat dipukul. Anak saya harus dioperasi agar bisa normal kembali,” katanya dengan nada sedih.

Namun, Wagiran mengaku tidak memiliki uang untuk biaya perobatan anaknya. Karenanya, dia berharap ada dermawan yang bersedia menanggung biaya operasi anaknya.(jon)

MEDAN- Kekerasan terhadap anak kembali terjadi. Tasya, bocah berusia empat tahun dianiaya bibinya sendiri, Suryani (35). Penganiayaan tersebut terjadi di rumah bibinya di Pematang Siantar, Selasa (7/6) lalu. Kini, anak dari pasangan Wagiran (65) dan Marini (35) ini dirawat di RSUP H Adam Malik Medan, karena mengalami luka serius dan matanya mengalami kebutaan.

Menurut Wagiran, selama ini Tasya tinggal bersama Suryani, yang merupakan adik kandungnya. Pasalnya, Suryani tidak memiliki anak. “Dulu, adik kandung saya itu datang ke rumah dan meminta untuk merawat anak saya ini. Setelah saya rembukkan dengan istri saya, akhirnya kami izinkan Suryani merawat Tasya. Mereka meminta anak kami karena tidak punya anak” ungkap Wagiran kepada wartawan Sumut Pos di Lantai II RS Adam Malik, Sabtu (11/6).

Lebih lanjut Wagiran mengatakan, berdasarkan informasi dari para tetangga Suryani, penganiayaan terhadap Tasya telah berlangsung sejak dua bulan lalu. Namun, Wagiran mengaku tidak tahu apa motif penganiayaan yang dilakukan adik kandungnya tersebut.

“Warga lah yang menyelamatkan anak saya ini dan menyerahkan Suryani ke kantor polisi. Setelah itu, Suryani pula yang menghubungi saya dan mengatakan kalau tasya mengalami luka-luka. Adik saya sepertinya sudah tergganggu jiwanya. Tanpa alasan yang jelas, anak saya dipukul dan ditunjang,” katanya.

Disebutkannya, akibat penganiayaan yang dialaminya, Tasya kini harus dioperasi karena lukanya yang cukup serius di bagian kepala. “Kepala anak saya memar dan mengalami pendarahan di dalam. Matanya juga mengalami kebutaan akibat dipukul. Anak saya harus dioperasi agar bisa normal kembali,” katanya dengan nada sedih.

Namun, Wagiran mengaku tidak memiliki uang untuk biaya perobatan anaknya. Karenanya, dia berharap ada dermawan yang bersedia menanggung biaya operasi anaknya.(jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/