MEDAN, SUMUTPOS.CO-Dampak erupsi Gunung Sinabung kembali mengganggu aktifitas warga yang ada di sekitarnya serta masyarakat Medan dan beberapa wailayah yang terkena debu akibat erupsi tadi.
Yang paling terganggu akibat erupsi tadi tentu saja jalur penerbangan di Kualanamu International Airport (KNIA). Bahkan beberapa perusahaan penerbangan tak berani memberi layanan kepada masyarakat. Salah satu perusahaan penerbangan itu adalah Susi Air.
Adapun penerbangan Susi Air yang batal pada Sabtu (11/10) kemarin antara lain SI 7172 yang sejatinya berangkat pukul 14.00 menuju Blangpidie, Selanjutnya SI 172 dengan tujuan Silangit, SI 142 tujuan Simeulue batal berangkat pada pukul 13.30 WIB, SI 148 tujuan Simeulue pukul 13.20 WIB, SI 140 Simeulue pukul 07.00 WIB, SI 154 tujuan Sibolga 09.30 WIB.
Menanggapi hal itu, Operasional Susi Air Deni Satria ketika dikonfirmasi justru mengaku tak tahu kapan penerbangan Susi Air di KNIA kembali normal. “Saya kurang tahu juga kapan ini (Susi Air, Red) kembali normal,” terangnya.
Pantauan Sumut Pos, bandara yang berkode internasional KNO itu sepi dari hilir-mudik pengguna jasa. Hal ini berlangsung hingga siang hari. Kondisi ini tentu saja bertolak belakang dengan keadaan normal di penghujung pekan, yang biasanya selalu dijejali penumpang.. Bahkan, keadaan runway (landasan pacu, Red) pun masih diselimuti debu vulkanik.
Manager Airport Duty PT Angkasa Pura (AP) II, M Syukur menerangkan pesawat yang gagal take-off dampak dari erupsi Gunung Sinabung itu hingga kini didominasi oleh Susi Air.
“Untung saja tadi hujan, sehingga debu yang ada di runway tersapu. Ini menguntungkan kita,” bilang M. Syukur.
Apa yang diungkapkan oleh M Syukur ini tak disanggah oleh Kabid Pelayanan Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Hendra Suwarta.
Menurutnya, hujan yang turun mengguyur Kota Medan, Sabtu (11/10) lalu telah membuat udara di Kota Medan kembali segar, setelah pada beberapa ahri sebelumnya berselimut debu akibat erupsi Gunung Sinabung.
“Jadi yang menjadi kendala selama ini adalah debu yang mencemari udara di Kota Medan. Kalau masalah jarak pandang, saya pikir sejauh ini debu yang diakibatkan erupsi Gunung Sinabung belum menggangu pendangan,” bilangnya.
Bagi Masker
Sementara itu di tempat terpisah, Plh. Walikota Tebingtinggi Ir. Oki Doni Siregar membagikan 30.000 masker geratis kepada masyarakat yang melintas di perempatan Jalan Sudirman, Tebingtinggi, Sabtu (11/10).
Pembagian masker gratis ini dilakukan sebagai langkah antisipasi agar masyarakt terhindar dari penyakit yang diakibatkan debu Gunung Sinabung.
“Debu vulkanik itu sampai di Tebingtinggi. Jadi, apabila tidak diantisipasi bisa membahayakan kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, pembagian masker ini sebagai bentuk kepedulian Pemko Tebingtinggi kepada warganya. “Pembagian masker ini akan dilakukan secara berkesinambungan hingga debu vulkanik tak lagi menggyur Kota Tebingtinggi,” terang Oki.
Plt. Kadis Kesehatan Riswandi didampingi Direktur RSUD dr Kumpulan Pane, dr Nanang Fitra Aulia mengatakan bahwa debu akibat erupsi Gunung Sinabung sangat berbahaya apabila terhirup manusia, karena debu itu mengandung sulfur yang bisa menyebabkan penyakit tenggorokan dan pernapasan.
“Jadi, jangankan organ tubuh manusia, atap seng rumah saja bisa berkarat dan bolong-bolong akibat debu vulkanik. Tak hanya itu, daun tanaman yang masih muda pun bisa membusuk apabila terkena debu vulkanik,” bilang Riswandi. (ian/ted/gus)