Persiapan Semakin Matang
MEDAN-Sepuluh hari jelang berlaga pada ajang Pra PON yang berlangsung di Banda Aceh pada 22 Juni mendatang, persiapan tim sepak bola Sumut terlihat semakin matang.
Besarnya hasrat untuk menebus kegagalan berlaga pada PON XVII empat tahun lalu menjadi senjata untuk menepikan semua aral yang menghadang. Imbasnya, soliditas tim tetap terjaga dan pemain pun dapat berkonsentrasi menjalankan semua program latihan yang diberi trio pelatih Rudi Saari, Subono AT dan Mardiyanto.
Masalah finansial yang selama ini membelit mulai dapat dipecahkan, setelah kemarin (12/6) pengurus PSSI Sumut melakukan rapat di Hotel Garuda Plaza Medan .
Dari hasil rapat itu diputuskan bahwa pendanaan tim sepak bola Sumut ditanggung dengan cara patungan oleh para pengurus. “Cara seperti ini telah kita lakukan pada beberapa bulan sebelumnya. Karenanya, kami beranggapan jika cara inilah yang paling efisien, karena dapat menjaga soliditas tim serta mencegah niat oknum-oknum tertentu yang ingin merusak konsentrasi dan keutuhan tim,” bilang Idrus Junaidi, Plt Ketua PSSI Sumut.
Itu tentang kesiapan finansial tim. Lantas bagaimana kesiapan teknis tim sepak bola Sumut?
“Motivasi, semangat, rasa kebersamaan serta kerja sama tim terlihat semakin padu. Inilah yang akan menjadi modal kita saat berlaga di babak Pra PON nanti,” bilang Rudi Saari, head coach tim Sumut didampingi dua asistennya Subono AT dan Mardiyanto.
Ungkapan Rudi Saari ini terkait dengan hasil maksimal yang diraih anak asuhnya pada beberapa ujicoba terkahir. Bahkan pada pertandingan ujicoba yang berlangsung di Lapangan Gaperta, Sabtu (11/6) lalu, tim Sumut pun berhasil melakukan revans atas kesebelasan Bank Sumut yang pada 10 November lalu mengalahkan Syafri Koto dkk dengan skor 1-0.
Tak sekadar menang, saat menghadapi Bank Sumut, anak asuh Rudi Saari juga menguasai jalannya pertandingan.
Kehadiran tiga mantan pemain PSMS di kubu Bank Sumut Faisal Azmi, Tri Yudha Handoko dan Erwin Ramadhana ternyata tak cukup kuat untuk menghempang arus serangan yang dibangun Edy Syahputra dkk.
Imbasnya, dua gol cepat diawal babak pertama dan babak kedua berhasil di sarangkan Syafri Koto dan Edi Syahputra.
“Jika kondisi lapangannya baik, harusnya kami bisa menang lebih dari dua gol. Lihatlah tiga kali pemain melakukan hands ball di kotak penalti terkena bola memantul di lapangan yang bergelombang. Padahal saat itu mereka sudah berhadapan dengan kiper,” bilang Rudi.
Terpisah pelatih Bank Sumut Abdul Rahman pun tak menampik jika penampilan tim Pra PON Sumut lebih baik dibanding anak asuhnya.
“Wajarlah jika mereka (tim Pra PON Sumut, Red) menang, mereka kan latihan sehari dua kali, pagi dan sore. Semenatara kami hanya berlatih seminggu tiga kali. Jadi wajar jika stamina dan kecepatan anak-anak Pra PON di atas pemain kami,” bilang mantan striker PSMS di era 80 an itu.
“Semoga mereka mampu mempertahankan penampilannya saat berlaga di Pra PON yang berlangsung di Banda Aceh nanti, sehingga bisa menebus kegagalan berlaga pada PON XVII lalu,” harap Abdul Rahman. (jun)