32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

PBSI Tetapkan Bobot Kriteria Atlet Pelatnas

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Foto: PBSI
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Foto: PBSI

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PP PBSI tak hanya menerapkan standar fisik bagi para pebulutangkis yang akan bergabung ke Pelatnas. Organisasi pimpinan Gita Wirjawan itu juga menetapkan pembobotan kriteria bagi calon penghuni Cipayung.

Kriteria itu terdiri dari kemampuan teknik, taktik dan strategi yang mencapai 50 persen. Selain itu, PBSI juga menetapkan bobot fisik sebesar 30 persen dan mental yang mencapai 20 persen.

Adapun parameter fisik tersebut dinilai dari lima komponen berupa Endurance (ketahanan), Strength and Conditioning (kekuatan), Speed (kecepatan), Flexibility (fleksibilitas) serta Coordination (koordinasi).

“Atlet pelatnas harus dipersiapkan fisiknya jelang mengikuti turnamen. Fisik atlet harus tahan untuk mengikuti dua atau tiga turnamen berturut-turut. Mereka harus bisa konsisten,” terang Basri Yusuf, Kepala Bidang Pengembangan PP PBSI di laman resmi organisasi, Rabu (5/11).

Terkait dengan penetapan parameter itu, tiap pebulutangkis akan memiliki catatan yang disebut rapor atlet pelatnas. Rapor ini akan merangkum seluruh pencapaian atlet (performance analysis) di tiap turnamen, berikut lima jenis tes fisik setiap bulan.

“Saat ini, tim pelatih harus memaksimalkan performance analysis karena hal ini sangat penting. Negara-negara lain sudah lama menerapkan sistem ini secara terpadu. Misalnya Tiongkok yang sudah lama memanfaatkan teknologi di bulutangkis,” tegas Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI. (jos/jpnn)

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Foto: PBSI
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Foto: PBSI

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PP PBSI tak hanya menerapkan standar fisik bagi para pebulutangkis yang akan bergabung ke Pelatnas. Organisasi pimpinan Gita Wirjawan itu juga menetapkan pembobotan kriteria bagi calon penghuni Cipayung.

Kriteria itu terdiri dari kemampuan teknik, taktik dan strategi yang mencapai 50 persen. Selain itu, PBSI juga menetapkan bobot fisik sebesar 30 persen dan mental yang mencapai 20 persen.

Adapun parameter fisik tersebut dinilai dari lima komponen berupa Endurance (ketahanan), Strength and Conditioning (kekuatan), Speed (kecepatan), Flexibility (fleksibilitas) serta Coordination (koordinasi).

“Atlet pelatnas harus dipersiapkan fisiknya jelang mengikuti turnamen. Fisik atlet harus tahan untuk mengikuti dua atau tiga turnamen berturut-turut. Mereka harus bisa konsisten,” terang Basri Yusuf, Kepala Bidang Pengembangan PP PBSI di laman resmi organisasi, Rabu (5/11).

Terkait dengan penetapan parameter itu, tiap pebulutangkis akan memiliki catatan yang disebut rapor atlet pelatnas. Rapor ini akan merangkum seluruh pencapaian atlet (performance analysis) di tiap turnamen, berikut lima jenis tes fisik setiap bulan.

“Saat ini, tim pelatih harus memaksimalkan performance analysis karena hal ini sangat penting. Negara-negara lain sudah lama menerapkan sistem ini secara terpadu. Misalnya Tiongkok yang sudah lama memanfaatkan teknologi di bulutangkis,” tegas Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI. (jos/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/