30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Curhat Melalui Buku

Anggito Abimanyu

Meski telah mengundurkan diri dari jabatan kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, nama Anggito Abimanyu tetap eksis. Selain menjadi dosen di UGM dan pembicara di berbagai pertemuan hingga menjadi bintang iklan, kini Anggito pun menjadi penulis. “Saya sudah melalui masa enam menteri keuangan dan hampir 2,5 periode DPR. Semua yang menurut saya penting untuk dituliskan telah saya tuangkan dalam buku ini,” kata Anggito saat peluncuran buku bertema fiskal di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, kemarin (14/6).
Anggito mengatakan, buku yang ditulisnya adalah refleksi perjalanan dan pengalamannya selama hampir 10 tahun di pemerintahan khususnya di Kemenkeu. Dalam buku setebal 265 halaman ini, Anggito banyak bercerita tentang ekonomi seperti masalah risiko fiskal, perpajakan, ekonomi politik, anggaran, sektor keuangan, dan bidang ekonomi lainnya.
Namun, pada beberapa bab, Anggito juga menuliskan sudut pandangnya.
Misalnya saja, Anggito menilai bahwa bailout Century yang sempat menghebohkan hingga memaksa mundur Sri Mulyani adalah sebuah keputusan bailout yang benar. Selain itu, Anggito juga menyesalkan, mengapa baru sekarang pemerintah ngotot membeli 7 persen saham Newmont. Padahal, sudah sejak periode Sri Mulyani hal tersebut disampaikan. “Ada beberapa hal yang dinilai negatif, saya justru menganggapnya langkah positif. Semua tertuang di dalam buku ini,” kata Anggito.

Dalam buku ini pula, Anggito mengungkapkan banyak pandangannya. Curahan hati mengenai kesulitan mengambil keputusan dari sisi pemerintah  juga diungkapkannya. Termasuk pula mengenai batalnya Anggito menjadi wakil menteri keuangan meski sudah melalui fit and propert test. “Sebanyak ini pengalaman saya di pemerintahan, saya menilai bahwa setiap kebijakan sulit untuk diambil. Banyak yang mempengaruhinya, misalnya pada tingkat menteri,” ujarnya. (afz/jpnn)

Anggito Abimanyu

Meski telah mengundurkan diri dari jabatan kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, nama Anggito Abimanyu tetap eksis. Selain menjadi dosen di UGM dan pembicara di berbagai pertemuan hingga menjadi bintang iklan, kini Anggito pun menjadi penulis. “Saya sudah melalui masa enam menteri keuangan dan hampir 2,5 periode DPR. Semua yang menurut saya penting untuk dituliskan telah saya tuangkan dalam buku ini,” kata Anggito saat peluncuran buku bertema fiskal di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, kemarin (14/6).
Anggito mengatakan, buku yang ditulisnya adalah refleksi perjalanan dan pengalamannya selama hampir 10 tahun di pemerintahan khususnya di Kemenkeu. Dalam buku setebal 265 halaman ini, Anggito banyak bercerita tentang ekonomi seperti masalah risiko fiskal, perpajakan, ekonomi politik, anggaran, sektor keuangan, dan bidang ekonomi lainnya.
Namun, pada beberapa bab, Anggito juga menuliskan sudut pandangnya.
Misalnya saja, Anggito menilai bahwa bailout Century yang sempat menghebohkan hingga memaksa mundur Sri Mulyani adalah sebuah keputusan bailout yang benar. Selain itu, Anggito juga menyesalkan, mengapa baru sekarang pemerintah ngotot membeli 7 persen saham Newmont. Padahal, sudah sejak periode Sri Mulyani hal tersebut disampaikan. “Ada beberapa hal yang dinilai negatif, saya justru menganggapnya langkah positif. Semua tertuang di dalam buku ini,” kata Anggito.

Dalam buku ini pula, Anggito mengungkapkan banyak pandangannya. Curahan hati mengenai kesulitan mengambil keputusan dari sisi pemerintah  juga diungkapkannya. Termasuk pula mengenai batalnya Anggito menjadi wakil menteri keuangan meski sudah melalui fit and propert test. “Sebanyak ini pengalaman saya di pemerintahan, saya menilai bahwa setiap kebijakan sulit untuk diambil. Banyak yang mempengaruhinya, misalnya pada tingkat menteri,” ujarnya. (afz/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/