26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Abraham Sebut Komjen Budi Pengganjal Dirinya jadi Cawapres

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, Abraham Samad sudah mengetahui gagal menjadi ‎calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo, sebelum partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengumumkan secara resmi.

Hasto menyebut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu bisa tahu lebih dulu  dari proses penyadapan. Abraham, sambung Hasto, juga menyebut nama yang  menyebabkan kegagalannya terpilih sebagai cawapres.

“Ketika saya ceritakan pada Abraham Samad, beliau mengatakan “Ya, saya tahu. Karena saya sudah melakukan penyadapan‎. Bahwa saya tahu yang menyebabkan kegagalan saya ini adalah Bapak Budi Gunawan”. Itu yang disampaikan saat itu,” kata Hasto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/1).

‎Hasto menjelaskan sebelum batas akhir partai politik atau gabungan parpol mendaftarkan pasangan capres, Jusuf Kalla diputuskan sebagai pendamping Jokowi dalam Pilpres.‎

Keputusan ini diambil dengan memperhatikan realitas politik bahwa PDIP dalam mengusung pencalonan calon ternyata kurang untuk memenuhi ketentuan 25 persen suara atau 20 persen kursi. Sehingga, dilakukan kerjasama dengan parpol lain.

Dengan realitas politik seperti itu, Hasto mengaku PDIP harus mendengar masukan-masukan dari para ketua umum partai pendukung. Dari masukan itu, akhirnya Jokowi mengambil keputusan bahwa JK menjadi cawapresnya.

“Keputusan terhadap pencalonan wapres adalah keputusan Jokowi, bukan bisikan orang per orang,”  tandas Hasto. (gil/jpnn)‎

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, Abraham Samad sudah mengetahui gagal menjadi ‎calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo, sebelum partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengumumkan secara resmi.

Hasto menyebut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu bisa tahu lebih dulu  dari proses penyadapan. Abraham, sambung Hasto, juga menyebut nama yang  menyebabkan kegagalannya terpilih sebagai cawapres.

“Ketika saya ceritakan pada Abraham Samad, beliau mengatakan “Ya, saya tahu. Karena saya sudah melakukan penyadapan‎. Bahwa saya tahu yang menyebabkan kegagalan saya ini adalah Bapak Budi Gunawan”. Itu yang disampaikan saat itu,” kata Hasto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/1).

‎Hasto menjelaskan sebelum batas akhir partai politik atau gabungan parpol mendaftarkan pasangan capres, Jusuf Kalla diputuskan sebagai pendamping Jokowi dalam Pilpres.‎

Keputusan ini diambil dengan memperhatikan realitas politik bahwa PDIP dalam mengusung pencalonan calon ternyata kurang untuk memenuhi ketentuan 25 persen suara atau 20 persen kursi. Sehingga, dilakukan kerjasama dengan parpol lain.

Dengan realitas politik seperti itu, Hasto mengaku PDIP harus mendengar masukan-masukan dari para ketua umum partai pendukung. Dari masukan itu, akhirnya Jokowi mengambil keputusan bahwa JK menjadi cawapresnya.

“Keputusan terhadap pencalonan wapres adalah keputusan Jokowi, bukan bisikan orang per orang,”  tandas Hasto. (gil/jpnn)‎

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/