25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pancawarna Cocok dengan Batik

file/sumut pos
file/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Batu Pancawarna memiliki lima hingga tujuh warna mencolok yang membuat pecinta batu terkagum melihatnya. Ternyata, Batu Pancawarna ini dinilai paling cocok bila dikombinasikan dengan baju batikn
Motif yang terbentuk oleh warna-warna itu secara alami, semakin mendukung kecocokan batu Pancawarna dengan baju batik. Hal itu disampaikan Marojahan Batubara SE, Ketua Pecinta Batu Permata Sumatera Utara, saat diwawancarai Sumut Pos, Sabtu (21/2) sore.

“Secara pribadi, kalau saya pakai batik maka saya pakai cincin dengan Batu Pancawarna. Begitu juga  pecinta batu yang saya kenal ataupun tidak, saya lihat mengenakan Batu Pancawarna saat mengenakan batik,” ungkap Marojahan.

Selain itu, pria yang akrab disapa Ojak itu juga menyebut, batu Pancawarna hanya ada di Inonesia, yaitu di Garut Jawa Barat. Karenanya, kata Ojak, kalau kecocokan itu semakin erat, mengingat batik juga sebagai budaya Indonesia. Bahkan, Ojak mengaku memiliki pengalaman pribadi yang membanggakan ketika mengenakan batu Pancawarna yang dikombinasikan dengan baju batik.

“Saat itu saya di Cina. Saya melihat seseorang melihat cincin batu Pancawarna yang saya pakai. Namun, saya diam saja, hingga akhirnya dia bertanya, apakah batu dicincin saya itu benar-benar batu? Begitu juga ketika saya ke Bangkok dan Singapura, banyak yang tidak percaya kalau batu Pancawarna ini adalah batu mulia,” sambung Ojak.

Sebelum mengakhiri, Ojak mengaku telah mengenal batu Pancawarna, sejak tahun 1970. Disebutnya, paduan warna yang ada di batu Pancawarna yang membuat pecinta batu mulia, tertarik. Terlebih dalam menggosok batu Pancawarna yang menuntut seni, disebut Ojak membuat pecinta batu, mecintai batu Pancawarna.

Bahkan, disebut Ojak, kalau pecinta batu, tidak akan menjual batu Pancawarna yang dimilikinya, sebelum mendapat pengganti yang juga batu jenis Pancawarna.

“Salah satu faktor yang membuat batu Pancawarna itu langka, karena kolektor tidak pernah menjual batu pancawarna mereka. Selain itu, banyak yang merasa kebagusan eksistensi bila memakai batu ini. Begitu juga dengan asal batu itu, banyak meyakini berasal dari fosil kayu, sejak ribuan tahun lalu. Untuk harga batu jenis pancawarna, mulai dari Rp3 juta sampai milyaran rupiah,” tandas Ojak. (ain/adz)

file/sumut pos
file/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Batu Pancawarna memiliki lima hingga tujuh warna mencolok yang membuat pecinta batu terkagum melihatnya. Ternyata, Batu Pancawarna ini dinilai paling cocok bila dikombinasikan dengan baju batikn
Motif yang terbentuk oleh warna-warna itu secara alami, semakin mendukung kecocokan batu Pancawarna dengan baju batik. Hal itu disampaikan Marojahan Batubara SE, Ketua Pecinta Batu Permata Sumatera Utara, saat diwawancarai Sumut Pos, Sabtu (21/2) sore.

“Secara pribadi, kalau saya pakai batik maka saya pakai cincin dengan Batu Pancawarna. Begitu juga  pecinta batu yang saya kenal ataupun tidak, saya lihat mengenakan Batu Pancawarna saat mengenakan batik,” ungkap Marojahan.

Selain itu, pria yang akrab disapa Ojak itu juga menyebut, batu Pancawarna hanya ada di Inonesia, yaitu di Garut Jawa Barat. Karenanya, kata Ojak, kalau kecocokan itu semakin erat, mengingat batik juga sebagai budaya Indonesia. Bahkan, Ojak mengaku memiliki pengalaman pribadi yang membanggakan ketika mengenakan batu Pancawarna yang dikombinasikan dengan baju batik.

“Saat itu saya di Cina. Saya melihat seseorang melihat cincin batu Pancawarna yang saya pakai. Namun, saya diam saja, hingga akhirnya dia bertanya, apakah batu dicincin saya itu benar-benar batu? Begitu juga ketika saya ke Bangkok dan Singapura, banyak yang tidak percaya kalau batu Pancawarna ini adalah batu mulia,” sambung Ojak.

Sebelum mengakhiri, Ojak mengaku telah mengenal batu Pancawarna, sejak tahun 1970. Disebutnya, paduan warna yang ada di batu Pancawarna yang membuat pecinta batu mulia, tertarik. Terlebih dalam menggosok batu Pancawarna yang menuntut seni, disebut Ojak membuat pecinta batu, mecintai batu Pancawarna.

Bahkan, disebut Ojak, kalau pecinta batu, tidak akan menjual batu Pancawarna yang dimilikinya, sebelum mendapat pengganti yang juga batu jenis Pancawarna.

“Salah satu faktor yang membuat batu Pancawarna itu langka, karena kolektor tidak pernah menjual batu pancawarna mereka. Selain itu, banyak yang merasa kebagusan eksistensi bila memakai batu ini. Begitu juga dengan asal batu itu, banyak meyakini berasal dari fosil kayu, sejak ribuan tahun lalu. Untuk harga batu jenis pancawarna, mulai dari Rp3 juta sampai milyaran rupiah,” tandas Ojak. (ain/adz)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/