BINJAI, SUMUTPOS.CO – Warga Lingkungan V, Kelurahan Sumberkarya Binjai Timur, resah karena mencium aroma limbah busuk yang dibuang PT Arjuna Maju Jaya (PT AMJ). Mendapat keluhan warga tersebut, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Binjai, Jonita Agina Bangun meninjau langsung ke lokasi.
Kedatangan politisi Partai Hati Nurani Rakyat inipun disambut Manajer PT AMJ, Sori Harahap. Jonita pun meminta agar PT AMJ membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal, agar limbah yang diproduksi tak mencemari lingkungan warga di sekitarnya. “Pembuangan limbah (PT AMJ) di depan rumah masyarakat, bayangkan itu. Ini sudah terjadi bertahun-tahun,” ujar Jonita kepada wartawan.
“Kami minta supaya disikapi. Ini sudah merupakan pelanggaran pidana, Perda Nomor 6 Tahun 2017 tentang adanya keresahan masyarakat dan melanggar ketertiban umum,” sambung Jonita.
Selain soal limbah, terungkap juga bahwa puluhan pekerja di dalam peternakan ini sampai sekarang belum mendapat fasilitas BPJS Ketenagakerjaan. Ketepatan Jonita turut membawa petugas BPJS, melakukan pendataan kepada seluruh pekerja agar dapat didaftarkan mereka. “Tak satupun (pekerja) belum memeliki BPJS Ketenagakerjaan. Padahal kerja mereka beresiko,” imbuh Jonita.
Selain BPJS Ketenagakerjaan, Jonita yang meninjau PT AMJ turut didampingi Lurah Sumber Karya, Agus Salim. PT AMJ ditemukan sejumlah jenis usaha lain di dalam peternakan ayam dan lembu tersebut. Seperti usaha pengelolaan pakan ternak dan sarang telur. Karenanya, Jonita meminta pemilik usaha segera membuat izinnya. Seorang warga setempat, Jackson Tinambun tidak segan-segan menutup lubang pembuangan limbah yang mengalir ke parit tersebut. Hal itu dilakukan masyarakat kalau pengelola peternakan tak juga membangun IPAL Komunal.
“Kami sudah tidak tahan lagi kalau setiap hari harus mencium aroma bau busuk limbah kotoran tersebut,” pungkas warga.
Sementara itu, Sori Harahap berjanji akan segera membangun IPAL Komunal di dalam tempat usahanya. Diakui Sori, beberapa tahun belakangan perusahaanya mengalami penurunan produksi. Dampaknya terhadap penghasilan perusahaan. “Kalau ternak lembu sudah rugi hitungannya, makanya saya suruh jual. Begitu juga dengan pakan ternak sedikit produksinya karena kalah saing,”pungkasnya.(ted/han)