26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jangan Dengarkan Musik Lebih Dari Satu Jam

headphonesSUMUTPOS.CO- Untuk melindungi kesehatan pendengaran, Anda dianjurkan untuk membatasi diri dalam mendengarkan musik menjadi tak lebih dari satu jam per hari, begitu kata sebuah laporan Organisasi KEsehatan Dunia, WHO.

Menurut WHO 1,1 miliar remaja dan anak muda terancam mengalami kerusakan pendengaran secara permanen karena mendengarkan musik “terlalu banyak, terlalu keras.”

Disebutkan, pemutar audio, konser dan bar merupakan “ancaman serius.”

WHO memperkirakan, sekitar 43 juta orang berusia antara 12-35 tahun mengalami kehilangan pendengaran, dan angkanya terus bertambah.

Pada kelompok umur tersebut, demikian laporan WHO, setengah dari warga di negeri-negeri kaya atau berpenghasilan menengah, berhadapan dengan tingkat suara yang tidak aman dari peralatan audio pribadi.

Sementara 40 persen dihadapkan pada bahaya dari suara yang datang dari klub-klub dan bar.

Proporsi dari remaja AS yang mengalami kehilangan pendengaran meningkat dari 3,5% di tahun 1994 menjadi 5,3% di tahun 2006.

Apa artinya konser?

Dr Etienne Krug, direktur pencegahan cedera WHO mengatakan kepada BBC: “Sangatlah penting untuk menjaga agar volume cukup rendah saat mendengarkan musik. Tetapi membatasi penggunaan peralatan audio personal menjadi kurang dari sejam per hari akan sangat bermanfaat untuk mengurangi kebisingan yang mengganggu.”

 

Dr Krug mengatakan, satu jam pun bisa menjadi terlalu banyak jika volumenya terlalu tinggi.

WHO merekomendasikan agar volume dipasang maksimum 60 persen.

Lembaga PBB ini juga menyebut, sumbat kuping mesti digunakan di acara-acara yang sangat bising, dan menyarankan diambilnya “rehat pendengaran” serta berdiri menjauh dari pengeras suara pada berbagai acara.

Tetapi apa artinya datang ke konser kalau begitu?

“Kami menyadari, ini akan berhadapan dengan kesulitan. Seperti mengkonsumsi alkohol, begitu banyak faktor risiko yang terkait pada penikmatan, tapi kita harus membuat orang menyadari hal ini.”

Hal ini, kata WHO, selain merupakan tanggung jawab personal, juga merupakan tanggung jawab negara dan perusahaan komersial.

Dikatakan, klub-klub mesti menyediakan ruangan yang tenang dan membagikan sumbat kuping; sementara perusahaan pembuat headphone mesti membatasi volume, dan pemerintah mesti memberlakukan hukum yang lebih tegas.(BBC)

headphonesSUMUTPOS.CO- Untuk melindungi kesehatan pendengaran, Anda dianjurkan untuk membatasi diri dalam mendengarkan musik menjadi tak lebih dari satu jam per hari, begitu kata sebuah laporan Organisasi KEsehatan Dunia, WHO.

Menurut WHO 1,1 miliar remaja dan anak muda terancam mengalami kerusakan pendengaran secara permanen karena mendengarkan musik “terlalu banyak, terlalu keras.”

Disebutkan, pemutar audio, konser dan bar merupakan “ancaman serius.”

WHO memperkirakan, sekitar 43 juta orang berusia antara 12-35 tahun mengalami kehilangan pendengaran, dan angkanya terus bertambah.

Pada kelompok umur tersebut, demikian laporan WHO, setengah dari warga di negeri-negeri kaya atau berpenghasilan menengah, berhadapan dengan tingkat suara yang tidak aman dari peralatan audio pribadi.

Sementara 40 persen dihadapkan pada bahaya dari suara yang datang dari klub-klub dan bar.

Proporsi dari remaja AS yang mengalami kehilangan pendengaran meningkat dari 3,5% di tahun 1994 menjadi 5,3% di tahun 2006.

Apa artinya konser?

Dr Etienne Krug, direktur pencegahan cedera WHO mengatakan kepada BBC: “Sangatlah penting untuk menjaga agar volume cukup rendah saat mendengarkan musik. Tetapi membatasi penggunaan peralatan audio personal menjadi kurang dari sejam per hari akan sangat bermanfaat untuk mengurangi kebisingan yang mengganggu.”

 

Dr Krug mengatakan, satu jam pun bisa menjadi terlalu banyak jika volumenya terlalu tinggi.

WHO merekomendasikan agar volume dipasang maksimum 60 persen.

Lembaga PBB ini juga menyebut, sumbat kuping mesti digunakan di acara-acara yang sangat bising, dan menyarankan diambilnya “rehat pendengaran” serta berdiri menjauh dari pengeras suara pada berbagai acara.

Tetapi apa artinya datang ke konser kalau begitu?

“Kami menyadari, ini akan berhadapan dengan kesulitan. Seperti mengkonsumsi alkohol, begitu banyak faktor risiko yang terkait pada penikmatan, tapi kita harus membuat orang menyadari hal ini.”

Hal ini, kata WHO, selain merupakan tanggung jawab personal, juga merupakan tanggung jawab negara dan perusahaan komersial.

Dikatakan, klub-klub mesti menyediakan ruangan yang tenang dan membagikan sumbat kuping; sementara perusahaan pembuat headphone mesti membatasi volume, dan pemerintah mesti memberlakukan hukum yang lebih tegas.(BBC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/