31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Sampah Menumpuk di Kota Berastagi

KARO-Tumpukan sampah mulai memadati sejumlah titik di Kota Berastagi. Tumpukan sampah terlihat di jalan Dagang, Penghasilan, Perniagaan dan kawasan Pusat Pasar sekitar terminal pedesaan, termasuk di jalan Udara dan jalan Kolam Renang.

Pantauan Sumut Pos, Senin (31/5) pagi, tumpukan sampah mengganggu arus lalu lintas dan pejalan kaki. Aroma tak sedap dari sisa limbah sampah, sangat mengganggu indra penciuman warga yang melintas dan bermukim di kawasan tersebut.

Penumpukan sampah itu, disebut-sebut akibat belum disahkannya APBD Kabupaten Karo yang berkaitan erat dengan kinerja sejumlah pasukan melati (petugas kebersihan, Red), yang mayoritas merupakan tenaga harian lepas.(wan)
Rinald Tarigan, pengusaha rumah makan kepada wartawan koran ini mengatakan, selain mengganggu pandangan mata, bau  busuk juga sangat menganggu saluran pernafasan mereka. Bahkan, akibat tumpukan sampah itu, dipastikan  mengurangi omzet penjualan mereka.

“Kita usaha rumah makan. Bagaimana orang selera  makan jika bau sampah terus menganggu penciuaman mereka, padahal kita rutin bayar retribusi sampah Rp1.000 setiap hari,” ujar Rinaldi.
Kabid Humas Pemkab Karo Jonson Tarigan mengatakan,  pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan. (wan)

KARO-Tumpukan sampah mulai memadati sejumlah titik di Kota Berastagi. Tumpukan sampah terlihat di jalan Dagang, Penghasilan, Perniagaan dan kawasan Pusat Pasar sekitar terminal pedesaan, termasuk di jalan Udara dan jalan Kolam Renang.

Pantauan Sumut Pos, Senin (31/5) pagi, tumpukan sampah mengganggu arus lalu lintas dan pejalan kaki. Aroma tak sedap dari sisa limbah sampah, sangat mengganggu indra penciuman warga yang melintas dan bermukim di kawasan tersebut.

Penumpukan sampah itu, disebut-sebut akibat belum disahkannya APBD Kabupaten Karo yang berkaitan erat dengan kinerja sejumlah pasukan melati (petugas kebersihan, Red), yang mayoritas merupakan tenaga harian lepas.(wan)
Rinald Tarigan, pengusaha rumah makan kepada wartawan koran ini mengatakan, selain mengganggu pandangan mata, bau  busuk juga sangat menganggu saluran pernafasan mereka. Bahkan, akibat tumpukan sampah itu, dipastikan  mengurangi omzet penjualan mereka.

“Kita usaha rumah makan. Bagaimana orang selera  makan jika bau sampah terus menganggu penciuaman mereka, padahal kita rutin bayar retribusi sampah Rp1.000 setiap hari,” ujar Rinaldi.
Kabid Humas Pemkab Karo Jonson Tarigan mengatakan,  pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan. (wan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/