31 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Hujan Deras 7 Jam, Ratusan Rumah Terendam Banjir di Binjai

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Ratusan rumah terendam banjir di Binjai, pascacuaca buruk berupa hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir sekitar 7 jam mulai pukul 17.00 Wib, menyelimuti Kota Binjai, Rabu (30/9), Tidak ada laporan korban jiwa. Namun data sementara, sekitar 3.456 warga Kota Binjai pada 7 kelurahan di 2 kecamatan, terdampak banjir.

BANJIR:  Personel Batalyon A Pelopor Satbrimobda Sumut membantu masyarakat Binjai yang terimbas banjir, Rabu (30/9).
BANJIR: Personel Batalyon A Pelopor Satbrimobda Sumut membantu masyarakat Binjai yang terimbas banjir, Rabu (30/9).

Satu unit rumah milik Aswat Nur yang terletak di daerah arus Sungai Bangkatan, Jalan Sultan Hasanuddin, Binjai dilaporkan ambruk karena digerus luapan banjir. Beruntung pada saat rumahnya ambruk, istri dan tiga orang anaknya berada di luar rumah. “Tadi hanya aku di dalam rumah mau melihat kondisi. Istri dan anak-anak lagi di luar,” kata Ari.

Pria berperawakan tubuh besar ini bilang, sempat mendengar suara runtuhan. Karenanya, dia langsung berlari keluar rumah. “Kayak ada suara runtuhan rumah. Kulihat, rupanya rumah kami ambruk. Aku langsung teriak ‘Rumah ambruk… jangan dekat-dekat’,” katanya.

Bagian ruang tamu, kamar dan dapur rumah milik Ari hancur. Seluruh peralatan dapur keluarga itu juga terbawa banjir. “Ada beberapa barang yang selamat. Ada juga yang hilang terbawa arus sungai,” ungkapnya.

Setelah rumahnya ambruk, Ari dibantu warga lain berusaha menyelamatkan peralatan rumah tangga mereka yang tertinggal di dalam rumah.

Banjir juga mengenai sejumlah rumah di Jalan Imam Bonjol. Masyarakat pun berusaha mengeluarkan harta benda mereka yang tertinggal.

Kepling III Kelurahan setia, Siti Ginting mengatakan, awalnya air yang mengaliri Sungai Bangkatan mulai naik sekitar pukul 12.00 WIB malam. “Tapi tidak lama, debit air sungai turun. Jadi masyarakat tidak khawatir dan kembali masuk rumah masing-masing,” kata Siti.

Memasuki subuh sekitar pukul 05.00 WIB, kata dia, air sungai kembali naik. Bahkan menggenangi seluruh rumah di sepanjang Sungai Bangkatan. “Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka. Mana yang bisa dibawa saja, lainnya tinggal di rumah,” kata Siti.

Batalyon A Pelopor Satbrimobda Sumut menurunkan puluhan personel untuk membantu masyarakat yang terimbas banjir. Mereka menyusuri seluruh rumah yang terdampak banjir. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada warga lagi yang terjebak banjir d dalam rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Binjai, Ahmad Yani, mengatakan setelah mengetahui air Sungai Bangkatan meluap dan banyak warga khususnya lansia (lanjut usia) hingga anak-anak terjebak banjir, pihaknya langsung melakukan evakuasi.

“Kita terjunkan perahu karet dan peralatan milik BPBD untuk menyelamatkan warga dan harta benda warga yang tertinggal di rumah,” katanya didampingi Koordinator Petugas Lapangan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana, Surya Wijaya.

Penyebab banjir diketahui akibat tingginya intensitas air hujan yang turun beberapa jam di wilayah Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Mengakibatkan Sungai Bangkatan dan Sungai Mencirim meluap.

BPBD Binjai mendirikan posko dapur umum demi membantu warganya. “BPBD juga terus memantau perkembangan di lokasi daerah aliran sungai hingga situasi aman,” pungkasnya.

BPBD Kota Binjai mencatat sebanyak 294 Kepala Keluarga yang tersebar di Kecamatan Binjai Selatan dan 553 Kepala Keluarga di Kecamatan Binjai Kota terdampak banjir.

Wali Kota Binjai, Muhammad Idaham langsung meninjau lokasi banjir guna melihat langsung kondisi warganya. Dia mendengar langsung aspirasi dari warga, sekaligus memberi bantuan berupa sembako. “Banjir tersebut karena ada saluran air yang tidak benar dan adanya pemotongan parit yang tidak beraturan. Untuk jangka pendek, yang bisa kita lakukan adalah membersihkan parit-parit dan saluran yang tersumbat agar arus air lekas surut sehingga masyarakat bisa lancar beraktivitas tanpa hambatan,” ujar Idaham.

“Saya harap masyarakat yang terdampak agar tetap menjaga kesehatan terutama ditengah pandemi ini,” sambungnya.

Kampung Aur Terendam 1 Meter

Tidak cuma di Kota Binjai, banjir juga merendam rumah warga setinggi 1 meter di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan Maimun, Rabu (30/9). Padahal hujan sebentar, namun berulang-ulang hingga membuat sebagian Kota Medan tergenang.

Salah seorang warga, Syafri Tanjung mengatakan lokasi tersebut memang sering menjadi langganan banjir akibat luapan dari Sungai Deli. “Di sini setiap hujan deras pasti selalu langganan banjir. Banjir mulai naik jam 4 pagi. Kalau cuacanya mendung begini terus, ya sore nanti baru surut,” ujarnya.

Lokasi titik yang paling tinggi tergenang banjir tepatnya berada di depan Masjid Jamik Aur, setinggi satu meter. Menurutnya, sedikitnya 50 rumah warga yang terkena dampak dari banjir tersebut. “Di sini ada 50 rumah lah yang terkena dampak banjir,” ucap pria yang akrab disapa Pak Icap ini.

Menurutnya, pihak kecamatan maupun kelurahan sudah memantau lokasi guna menyelesaikan permasalah banjir di lokasi tersebut. Ia berharap, khususnya kepada Calon Wali Kota Medan yang nantinya akan memimpin Kota Medan, lebih memperhatikan wilayah kawasan khususnya di daerah pinggiran Sungai Deli.

“Ya kami masyarakat lebih meminta lah kepada siapapun nantinya yang akan terpilih menjadi Wali Kota Medan, lebih diperhatikan lah masyarakat disini yang setiap hujan pasti banjir. Apalagi kalau di akhir tahun bulan Desember nanti, tinggi banjir bisa mencapai kira-kira 2 meter,” harapnya. (ted/bbs)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Ratusan rumah terendam banjir di Binjai, pascacuaca buruk berupa hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir sekitar 7 jam mulai pukul 17.00 Wib, menyelimuti Kota Binjai, Rabu (30/9), Tidak ada laporan korban jiwa. Namun data sementara, sekitar 3.456 warga Kota Binjai pada 7 kelurahan di 2 kecamatan, terdampak banjir.

BANJIR:  Personel Batalyon A Pelopor Satbrimobda Sumut membantu masyarakat Binjai yang terimbas banjir, Rabu (30/9).
BANJIR: Personel Batalyon A Pelopor Satbrimobda Sumut membantu masyarakat Binjai yang terimbas banjir, Rabu (30/9).

Satu unit rumah milik Aswat Nur yang terletak di daerah arus Sungai Bangkatan, Jalan Sultan Hasanuddin, Binjai dilaporkan ambruk karena digerus luapan banjir. Beruntung pada saat rumahnya ambruk, istri dan tiga orang anaknya berada di luar rumah. “Tadi hanya aku di dalam rumah mau melihat kondisi. Istri dan anak-anak lagi di luar,” kata Ari.

Pria berperawakan tubuh besar ini bilang, sempat mendengar suara runtuhan. Karenanya, dia langsung berlari keluar rumah. “Kayak ada suara runtuhan rumah. Kulihat, rupanya rumah kami ambruk. Aku langsung teriak ‘Rumah ambruk… jangan dekat-dekat’,” katanya.

Bagian ruang tamu, kamar dan dapur rumah milik Ari hancur. Seluruh peralatan dapur keluarga itu juga terbawa banjir. “Ada beberapa barang yang selamat. Ada juga yang hilang terbawa arus sungai,” ungkapnya.

Setelah rumahnya ambruk, Ari dibantu warga lain berusaha menyelamatkan peralatan rumah tangga mereka yang tertinggal di dalam rumah.

Banjir juga mengenai sejumlah rumah di Jalan Imam Bonjol. Masyarakat pun berusaha mengeluarkan harta benda mereka yang tertinggal.

Kepling III Kelurahan setia, Siti Ginting mengatakan, awalnya air yang mengaliri Sungai Bangkatan mulai naik sekitar pukul 12.00 WIB malam. “Tapi tidak lama, debit air sungai turun. Jadi masyarakat tidak khawatir dan kembali masuk rumah masing-masing,” kata Siti.

Memasuki subuh sekitar pukul 05.00 WIB, kata dia, air sungai kembali naik. Bahkan menggenangi seluruh rumah di sepanjang Sungai Bangkatan. “Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka. Mana yang bisa dibawa saja, lainnya tinggal di rumah,” kata Siti.

Batalyon A Pelopor Satbrimobda Sumut menurunkan puluhan personel untuk membantu masyarakat yang terimbas banjir. Mereka menyusuri seluruh rumah yang terdampak banjir. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada warga lagi yang terjebak banjir d dalam rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Binjai, Ahmad Yani, mengatakan setelah mengetahui air Sungai Bangkatan meluap dan banyak warga khususnya lansia (lanjut usia) hingga anak-anak terjebak banjir, pihaknya langsung melakukan evakuasi.

“Kita terjunkan perahu karet dan peralatan milik BPBD untuk menyelamatkan warga dan harta benda warga yang tertinggal di rumah,” katanya didampingi Koordinator Petugas Lapangan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana, Surya Wijaya.

Penyebab banjir diketahui akibat tingginya intensitas air hujan yang turun beberapa jam di wilayah Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Mengakibatkan Sungai Bangkatan dan Sungai Mencirim meluap.

BPBD Binjai mendirikan posko dapur umum demi membantu warganya. “BPBD juga terus memantau perkembangan di lokasi daerah aliran sungai hingga situasi aman,” pungkasnya.

BPBD Kota Binjai mencatat sebanyak 294 Kepala Keluarga yang tersebar di Kecamatan Binjai Selatan dan 553 Kepala Keluarga di Kecamatan Binjai Kota terdampak banjir.

Wali Kota Binjai, Muhammad Idaham langsung meninjau lokasi banjir guna melihat langsung kondisi warganya. Dia mendengar langsung aspirasi dari warga, sekaligus memberi bantuan berupa sembako. “Banjir tersebut karena ada saluran air yang tidak benar dan adanya pemotongan parit yang tidak beraturan. Untuk jangka pendek, yang bisa kita lakukan adalah membersihkan parit-parit dan saluran yang tersumbat agar arus air lekas surut sehingga masyarakat bisa lancar beraktivitas tanpa hambatan,” ujar Idaham.

“Saya harap masyarakat yang terdampak agar tetap menjaga kesehatan terutama ditengah pandemi ini,” sambungnya.

Kampung Aur Terendam 1 Meter

Tidak cuma di Kota Binjai, banjir juga merendam rumah warga setinggi 1 meter di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan Maimun, Rabu (30/9). Padahal hujan sebentar, namun berulang-ulang hingga membuat sebagian Kota Medan tergenang.

Salah seorang warga, Syafri Tanjung mengatakan lokasi tersebut memang sering menjadi langganan banjir akibat luapan dari Sungai Deli. “Di sini setiap hujan deras pasti selalu langganan banjir. Banjir mulai naik jam 4 pagi. Kalau cuacanya mendung begini terus, ya sore nanti baru surut,” ujarnya.

Lokasi titik yang paling tinggi tergenang banjir tepatnya berada di depan Masjid Jamik Aur, setinggi satu meter. Menurutnya, sedikitnya 50 rumah warga yang terkena dampak dari banjir tersebut. “Di sini ada 50 rumah lah yang terkena dampak banjir,” ucap pria yang akrab disapa Pak Icap ini.

Menurutnya, pihak kecamatan maupun kelurahan sudah memantau lokasi guna menyelesaikan permasalah banjir di lokasi tersebut. Ia berharap, khususnya kepada Calon Wali Kota Medan yang nantinya akan memimpin Kota Medan, lebih memperhatikan wilayah kawasan khususnya di daerah pinggiran Sungai Deli.

“Ya kami masyarakat lebih meminta lah kepada siapapun nantinya yang akan terpilih menjadi Wali Kota Medan, lebih diperhatikan lah masyarakat disini yang setiap hujan pasti banjir. Apalagi kalau di akhir tahun bulan Desember nanti, tinggi banjir bisa mencapai kira-kira 2 meter,” harapnya. (ted/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/