DAIRI – Pelayanan rumah sakit daerah (RSUD) Sidikalang mengecewakan pasien miskin. Hal itu dialami seorang pasien rujukan dari RSUD Salak, Aldi Boang Manalu (5). Keluarga pasien miskin penderita penyakit ginjal itu kecewa karena proses administrasi terlalu berbelit-belit.
Seperti penuturan orang tua pasien, N Mungkur kepada wartawan, Sabtu (26/11) sekitar pukul 22.00 WIB, Aldi diterima bagian Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Sidikalang. Oleh orangtua pasien, Aldi didaftarkan sebagai pasien dengan status tanggungan Jamkesda, dengan melampirkan persyaratan Jamkesda seperti foto copy kepesertaan Jamkesda dan surat rujukan. Setelah beberapa hari dirawat inap di RS tersebut, atas anjuran dokter yang menangani Aldi, pasien dirujuk ke satu rumah sakit di Medan karena perlu perawatan yang lebih intensif.
Tapi, paparnya ketika keluarga pasien menjelaskan sewaktu pengurusan administrasi pasien, pihak rumah sakit mempertanyakan dokumen pasien. Dengan pertanyaan itu, Mungkur terkejut. Karena dari awal sewaktu pasien masuk ke rumah sakit itu, dokumen telah diserahkan. “Kami tidak habis pikir, pihak apotek mengatakan dokumen belum sampai ke bagiannya, kami malah diperintahkan mempertanyakan ke bagian UGD, “ ucapnya menirukan ucapan pihak apotek, Senin (28/11).
Dengan kesal, keluarga pasien menunggu dokumen. Tapi, setelah menunggu lama, dokumen tidak juga ada. Mungkur kesal mendengar UGD dan apotek saling tuding-menuding mengenai dokumen anaknya. Ditengah pasien kritis dan orangtua pasien menangis-nangis, keluarga mengambil inisiatif agar pasien dijadikan sebagai pasien umum dan bersedia membayar seluruh biaya.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Sidikalang dr Halim Purba didampingi pihak UGD dan apotek menjelaskan pihaknya telah bekerja sesuai standar operasional prosedur dan tidak ada sedikitpun mempersulit dan menelantarkan pasien.
Pihak apotek, br Manik menyarankan keluarga pasien melengkapi berkas nya agar dijadikan pasien tanggungan Jamkesda. (mag-15)